CeKer : Sebait Cinta Dari Langit

*Sebait Cinta dari Langit* (part 1)
oleh: Asri⭐


      Masa paling nikmat dalam hidupku ketika berjuang untuk memperoleh pekerjaan. Pahit manisnya beradu menjadi satu, senikmat kopi yang tak pernah lagi aku seruput.
Mengikuti seleksi dan dinyatakan lulus, namun _finish_ di garis kegagalan, tidak diterima karena belum konsisten berhijab.

Sembilan bulan berkutat dalam perjuangan, lulus dan seharusnya mulai bekerja, mendapat gaji, ternyata hanya isapan jempol. Ah, _nyesek_ rasanya.
Pihak kantor berkunjung dan memergokiku _open_ jilbab di rumah sedangkan yang berkunjung adalah pria, esoknya terbitlah surat PHK.

Gagal bekerja setelah lama dinantikan, sakitnya bukan kepalang. Menaruh harapan besar seusai menjalani _training_ 2 bulan _plus_ sangat yakin diterima, menorehkan kekecewaan besar di hati, airmata menganak sungai selama berhari-hari.

Dua pekan kemudian luka itu mulai sembuh, aku mengikuti tes calon operator komputer salah satu BUMN. Alhamdulillah lulus, usahanya bergerak di bidang pembangunan jalan dan jembatan. Gajinya sangat _wow_ tapi sepekan kemudian aku diputuskan tidak diterima karena karyawan sebelumnya datang lagi.

Sedih, sakit hati dan kecewa kembali hinggap, saat itu aku benar-benar butuh pekerjaan, kiriman dari orang tua sudah menipis,
kost 1 bulan lagi akan habis kontrak dan harus pulang kampung jika tidak menemukan pekerjaan. Tak bisa kuliah lagi dan harus berusaha sendiri, memulai dari nol.
Saat itu gelisah dan kalut benar-benar menggerogoti. Jika pulang kampung.. cita-cita terputus dan aku harus kembali _ndeso_.

      Entah apa yang terpikir, di antara serangan galau itu, aku memberanikan diri untuk menelpon pimpinan perusahaan untuk menyampaikan ucapan terima kasih meski batal bekerja, dengan telpon umum 50 rupiah/3 menit.

Aku juga menyampaikan bahwa tidak ada rasa sakit hati (meski sebenarnya hatiku remuk-redam) dengan kebijakan perusahaannya. Dan masya Allah, sungguh luar biasa efek dari ucapan terimakasih tersebut, mampu melenyapkan segala rasa kecewaku yang bertumpuk.

(bersambung..)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fiqih Wanita, Haid Dan Nifas

Anda Bertanya Ustadz Menjawab

Tafsir Surah Al-Fajr : 15-16