The Power Of NIAT

✍🏼 *NOTULENSI KAJIAN ONLINE*📿
*GROUP TELAGA SURGA*

🗓 : Rabu, 12 September 2018
⏰ : 19.30 wib sd selesai

📚 *"The Power Of Niat"*

 👳🏻‍♂ *Ustadz Umar Hidayat*

•┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈•

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum wr wb

Tema kol malam ini the power of niat. Dua bahasa yg berbeda ketemu di telaga surga. Insya Allah ada 8 share. Semoga bermanfaat. Aamiin. Mari kita mulai

☘Share 01

"The Power of Niat"
By Umar Hidayat

Setelah memperhatikan berbagai rujukan pembahasan tentang niat, simpul awalnya bahwa niat dibutuhkan sebagai quwatul iradah agar fokus pada suatu tindakan agar mendapatkan hasil sesuai harapan. Problemnya kemudian setelah peluit niat berbunyi tetap saja tidak steril dari godaan yang ada. Bahkan makin menguat ujian mendaku. Sehingga niat saja tidaklah cukup bagi seorang Mukmin yang berharap kesempurnaan amal.

Karenanya para ulama mengartikan
Niat adalah amalan hati (amaliyah qolbiyah) sehingga hanya Allah SWT dan pribadi masing-masing yang tahu soal niat atau motif seseorang dalam berbuat, beramal, atau beribadah.

Secara bahasa (Arab), niat (نية) adalah keinginan dalam hati (menyengaja) untuk melakukan suatu tindakan. Sedang Imam Nawawi mengatakan niat adalah bermaksud untuk melakukan sesuatu dan bertekad bulat untuk mengerjakannya.”

Dalam hadits shahih, niat adalah motivasi, maksud, atau tujuan di balik sebuah perbuatan. Rasulullah Saw menyatakan, niat menjadi penentu pahala sebuah perbuatan. Jika niatnya karena Allah, maka pahalanya dari Allah. Jika niatnya bukan karena Allah, atau disertai motif lain, maka Allah tidak akan menerima amalan itu sebagai ibadah.

إنما الأ عمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى


"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan" (HR Bukhari & Muslim).

☘Share 02

Sababul Wurud (latar belakang hadits)
Imam ath-Thabrani meriwayatkan, dalam al-Mu’jam Al-Kabir, dengan sanad yang bisa dipercaya, bahwa Ibnu Mas’ud berkata: “Di antara kami ada seorang laki-laki yang melamar seorang wanita, bernama Ummu Qais. Namun wanita itu menolak sehingga ia berhijrah ke Madinah. Maka laki-laki itu ikut hijrah dan menikahinya. Karena itu kami memberinya julukan Muhajir Ummu Qais.”

Melangkah dengan niat berarti sedang memastikan jalan yang ditempuh, dan setiap amalan yang tidak diniatkan karena mengharap Allah SWT adalah sia-sia. Inilah fungsinya niat. Dalam Islam, niat berfungsi sebagai pembeda amalan.  Niat membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya atau umembedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Niat juga menjadi pembeda tujuan ibadah seseorang. Itulah sebabnya, niat menjadi rukun dan/atau syarat sah semua amal ibadah. Niat menempati posisi pertama dan utama dalam setiap rukun ibadah.

Allah SWT berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ


"Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al Bayyinah/98:5).

☘Share 03

Tidak mungkin suatu amalan itu ada kecuali sudah didahului niat. Adapun jika ada amalan yang tanpa niat, maka tidak disebut amalan seperti amalan dari orang yang tertidur dan gila. Sedangkan orang yang berakal tidaklah demikian, setiap beramal pasti sudah memiliki niat. Para ulama mengatakan, “Seandainya Allah membebani suatu amalan tanpa niat, maka itu sama halnya membebani sesuatu yang tidak dimampui.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, “Siapa saja yang menginginkan melakukan sesuatu, maka secara pasti ia telah berniat. Semisal di hadapannya disodorkan makanan, lalu ia punya keinginan untuk menyantapnya, maka ketika itu pasti ia telah berniat. Demikian ketika ia ingin berkendaraan atau melakukan perbuatan lainnya. Bahkan jika seseorang dibebani suatu amalan lantas dikatakan tidak berniat, maka sungguh ini adalah pembebanan yang mustahil dilakukan. Karena setiap orang yang hendak melakukan suatu amalan yang disyariatkan atau tidak disyariatkan pasti ilmunya telah mendahuluinya dalam hatinya, inilah yang namanya niat.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 18:262)

Rusaknya amal juga disebabkan rusaknya niat. Ini mungkin terjadi saat seseorang beramal tidak sesuai dengan niat awalnya. Bahkan boleh jadi bertentangan. Sebaliknya, dengan niat yang kuat lagi benar maka amalan yang akan dilakukan terasa mudah dan dimudahkan.

☘Share 04

Jika kita perhatikan, maka niat ada dua macam: (1) niat pada siapakah ditujukan amalan tersebut (al-ma’mul lahu), (2) niat amalan.

Niat jenis pertama adalah niat yang ditujukan untuk mengharap wajah Allah dan kehidupan akhirat. Inilah yang dimaksud dengan niat yang ikhlas.

Sedangkan niat amalan itu ada dua fungsi:

Fungsi pertama adalah untuk membedakan manakah adat (kebiasaan), manakah ibadah. Misalnya adalah puasa. Puasa berarti meninggalkan makan, minum dan pembatal lainnya. Namun terkadang seseorang meninggalkan makan dan minum karena kebiasaan, tanpa ada niat mendekatkan diri pada Allah. Terkadang pula maksudnya adalah ibadah. Oleh karena itu, kedua hal ini perlu dibedakan dengan niat.

Fungsi kedua adalah untuk membedakan satu ibadah dan ibadah lainnya. Ada ibadah yang hukumnya fardhu ‘ain, ada yang fardhu kifayah, ada yang termasuk rawatib, ada yang niatnya witir, ada yang niatnya sekedar shalat sunnah saja (shalat sunnah mutlak). Semuanya ini dibedakan dengan niat.

☘Share 05

Tentang hubungan niat dan amal banyak kasuistik dan kemungkinannya. Seperti;  saat amalan tercampur riya’? Lalu bagaimana kedudukan niat dan amalnya?

Jika riya’ ada dalam semua ibadah, riya’ seperti ini hanya ditemukan pada orang munafik dan orang kafir. Jika ibadah dari awalnya tidak ikhlas, maka ibadahnya tidak sah dan tidak diterima.Niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun di pertengahan ia tujukan ibadahnya pada makhluk, maka pada saat ini ibadahnya juga batal.Niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun di pertengahan ia tambahkan dari amalan awalnya tadi kepada selain Allah –misalnya dengan ia perpanjang bacaan qur’annya dari biasanya karena ada temannya-, maka tambahannya ini yang dinilai batal. Namun niat awalnya tetap ada dan tidak batal. Inilah amalan yang tercampur riya.Jika niat awalnya sudah ikhas, namun setelah ia lakukan ibadah muncul pujian dari orang lain tanpa ia cari-cari, maka ini adalah berita gembira berupa kebaikan yang disegerakan bagi orang beriman (tilka ‘aajil busyra lil mu’min, HR. Muslim, no. 2642 dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu) (Lihat Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah karya Syaikh Shalih Alu Syaikh hlm. 25-27.)

☘Share 06

Lalu jika sudah berniat melaksanakan suatu amal tapi tiba-tiba ada udzur syar'i sehingga tidak bisa melakukannya. Bagaimana kedudukan amal dan niatnya?

Dalam hal ini sangat mungkin terjadi dua peristiwa.

1) Amalan yang dilakukan sudah menjadi kebiasaan atau rutinitas (rajin untuk dijaga). Lalu amalan ini ditinggalkan karena ada uzur, maka orang seperti ini dicatat mendapat pahala amalan tersebut secara sempurna. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika salah seorang sakit atau bersafar, maka ia dicatat mendapat pahala seperti ketika ia dalam keadaan mukim (tidak bersafar) atau ketika sehat.” (HR. Bukhari,no. 2996).

Juga kesimpulan dari hadits berikut.

Dari Jabir, ia berkata, dalam suatu peperangan (perang tabuk) kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidak ikut melakukan perjalanan perang, juga tidak menyeberangi suatu lembah, namun mereka bersama kalian (dalam pahala). Padahal mereka tidak ikut berperang karena kedapatan uzur sakit.” (HR. Muslim, no. 1911).

Seperti orang yang sudah punya kebiasaan shalat jama’ah di masjid akan tetapi ia memiliki uzur atau halangan seperti karena tertidur atau sakit, maka ia dicatat mendapatkan pahala shalat berjama’ah secara sempurna dan tidak berkurang.

2) Jika amalan tersebut bukan menjadi kebiasaan, maka jika sudah berniat mengamalkannya namun terhalang, akan diperoleh pahala niatnya (saja). Dalilnya adalah seperti hadits yang kita bahas kali ini. Begitu pula hadits  mengenai seseorang yang  diberikan harta lantas ia gunakan dalam hal kebaikan, di mana ada seorang miskin yang berkeinginan yang sama jika ia diberi harta. Orang miskin ini berkata bahwa jika ia diberi harta seperti si fulan, maka ia akan beramal baik semisal dia. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ

“Ia sesuai niatannya dan akan sama dalam pahala niatnya.” (HR. Tirmidzi no. 2325. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).  (Lihat pembahasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin dalam Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 1:36-37).

☘Share 06

Lalu jika sudah berniat melaksanakan suatu amal tapi tiba-tiba ada udzur syar'i sehingga tidak bisa melakukannya. Bagaimana kedudukan amal dan niatnya?

Dalam hal ini sangat mungkin terjadi dua peristiwa.

1) Amalan yang dilakukan sudah menjadi kebiasaan atau rutinitas (rajin untuk dijaga). Lalu amalan ini ditinggalkan karena ada uzur, maka orang seperti ini dicatat mendapat pahala amalan tersebut secara sempurna. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika salah seorang sakit atau bersafar, maka ia dicatat mendapat pahala seperti ketika ia dalam keadaan mukim (tidak bersafar) atau ketika sehat.” (HR. Bukhari,no. 2996).

Juga kesimpulan dari hadits berikut.

Dari Jabir, ia berkata, dalam suatu peperangan (perang tabuk) kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidak ikut melakukan perjalanan perang, juga tidak menyeberangi suatu lembah, namun mereka bersama kalian (dalam pahala). Padahal mereka tidak ikut berperang karena kedapatan uzur sakit.” (HR. Muslim, no. 1911).

Seperti orang yang sudah punya kebiasaan shalat jama’ah di masjid akan tetapi ia memiliki uzur atau halangan seperti karena tertidur atau sakit, maka ia dicatat mendapatkan pahala shalat berjama’ah secara sempurna dan tidak berkurang.

2) Jika amalan tersebut bukan menjadi kebiasaan, maka jika sudah berniat mengamalkannya namun terhalang, akan diperoleh pahala niatnya (saja). Dalilnya adalah seperti hadits yang kita bahas kali ini. Begitu pula hadits  mengenai seseorang yang  diberikan harta lantas ia gunakan dalam hal kebaikan, di mana ada seorang miskin yang berkeinginan yang sama jika ia diberi harta. Orang miskin ini berkata bahwa jika ia diberi harta seperti si fulan, maka ia akan beramal baik semisal dia. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ

“Ia sesuai niatannya dan akan sama dalam pahala niatnya.” (HR. Tirmidzi no. 2325. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).  (Lihat pembahasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin dalam Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 1:36-37).

☘Share 07

Bagaimana niat menjadi energi penggerak (the power of niat)?

Bagiku niat tak bisa berdiri sendiri, iyanya harus bergandengan dengan iman dan mahabah. Niat yang kuat di atas landasan iman yang kukuh dan terpadu dengan cinta (mahabah) akan menghasilkan energi yang luar biasa. Memberikan inspirasi bagi kreatifitas akal. Mensuport saat jiwa melemah. Membingkai saat jiwa bergejolak.
Mencerahkan saat gelap. Meluluhkan saat marah mengiba. Menyadarkan saat langkah khilaf. Menyatukan hati saat hati meradang. Mengingatkan saat lupa. Iya menaklukan. Membulatkan tekad mendekap azzam.

Begitulah. Niat bagai tanaman yang akan tumbuh di atas tanah iman yang subur di  taman cinta yang indah. Dipelahara dengan azzam yang kuat. Di pupuk dengan munajat do'a dan jalinan ukhuwah sesama pembawa panji Islam. Teraihlah buah harapan dan cita yang dirindukan. Aamiin.

Share 08

Posisi niat dalam ajaran Islam sungguh penting dan memiliki keutamaan. Tetapi jangan berhenti pada niat saja. Karena faktanya setelah niat ujian juga terus bertubi, sehingga menjaga agar amal tetap dalam niat juga penting. Mujahadah untuk beramal sesuai syar'i juga penting. Allah pun menghitung jerih payah perjuangan amal kita. Dan jangan lupa akhir dari suatu amal dan kondisi kita juga penting sebagaimana disabdakan Nabi:

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

Amalan yang dimaksud di sini adalah amalan shalih, bisa juga amalan jelek. Yang dimaksud ‘bil khawatim’ adalah amalan yang dilakukan di akhir umurnya atau akhir hayatnya.

Amalan Tergantung pada niatnya dan juga Akhirnya. Mari istiqomah dalam kesholihan.

Wallahu'alam bishawab...

Referensi Kajian:

Al-Qawa’id Al-Fiqhiyyah. Cetakan Tahun 1420 H.

Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam. Cetakan kesepuluh, Tahun 1432

Majmu’ah Al-Fatawa. Cetakan keempat, Tahun 1432 H.

Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah fi Al-Ahadits Ash-Shahihah An-Nabawiyyah. Cetakan kedua, Tahun 1423 H.

Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah. Cetakan ketiga, Tahun 1425 H.

Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah. Cetakan kedua, Tahun 1433 H.

https://almanhaj.or.id

https://rumayso.com.

https://tauhidfirst.net.

•┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈•

🌹 *Tanya Jawab*

1⃣ Era

Assalaamu'alaikum ustadz.
Era Ijin bertanya.
Misal kita lgi kondangan,rombongan 1rt, trus pas sampai disana adzan dzuhur, saya numpang sholat di yg punya hajatan.  Tp dlm hati,  takut dikira pamer, sok alim dll. Tp dlm hati juga, ini adalah kewajiban. Saya tetep sholat,  tapi saya tdk ada niat pamer. Apakah saya dapat pahala sholat??
Saya sering was2 seperti itu soalnya ustadz..

Jawaban

Bismillah. Ambil yg mantap di hati tinggalkan yang meragukannya. Krn was was itu bisikan syaithan. Memenuhi hak Allah itu diutamakan. Insya Allah bukan pamer.

2⃣ Hani
Ijin bertanya.
Bagaimana kedudukan
niat yg hanya duniawi? Misal, belajar ahh biar pintar dan lulus dengan hasil yg baik. Kerja yg rajin biar gaji gede. Dll. sedangkan sbnrnya bisa diperbaiki niatnya karena belajar dan kerja kan adalah ibadah juga

Jawaban

Jika niat hanya dunia, ia hanya sampai pd dunia sj. Tidak di akhirat. Sebenarnya emang disayangkan hal itu. Knp hal yg bisa diniatkan krn Allah dan insya Allah jadi ibadah dan pahala, tapi kenapa cuman memilih hanya sampai dengan di dunia saja. Jika semua dilakukan karena Allah maka akan abadi  dan berkah.

3⃣ Harni
Bagaimana cara meluruskan niat? Terkadang sehari niat kita udh kuat dan istiqomah. Sehari kemudian jedeeeerrr niatnya kendur lg. Goyah dengan godaan. Terima kasih.

Jawaban

Mk sungguh niat itu mudah tp menjaga agar tetap amal sesuai niat butuh perjuangan  n pengorbanan.

Klo tips yg saya sampaikan tadi; padukan niat dengan iman dan cinta.

Tambahkan bumbu berkumpul dengan orang2 yang sholih agar saling mengingatkan dlm kebaikan. Dan untuk menjaga agar tetap semangat ingatkanlah diri akan kematian.

4⃣ Eka

Afwan ijin bertanya yg ini ustadz, berkumpul dg orang² yg Sholih, lalu gimana kalo kita sulit menemukan orang² yg Sholih di sekitar kita ustadz? Sedangkan orang² yang Sholih yg sudah pernah kita temui terhalang jarak saat kita pindah ?

*Jawaban* :
Saya kira di sekitar kita banyaklah orang sholih. Atau setidaknya kita punya komunitas orang yang suka mengaji. Kan ada group Odoj. Group taklim, dll. Or ada ustadz ustadzah terdekat yg bisa kita berkonsultasi.

Or di sinilah pentingnya kita bergabung dalam komunitas orang2 sholih.

*Pertanyaan lanjutan* :

 Berkumpul via online begitu termasuk berkumpul dg orang² Sholih kah ustadz?

*Jawaban* :

Yah diantaranya. Tapi kadang on line dalam komunikasi kurang menampilkan yg sebenarnya. Kalo para ulama terdahulu lbh menyarankan off line istilahnya talaqqi. Bisa majelis taklim, liqo, dll

•┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈•

🌹 *Clossing Statement*

Mari kita bersihkan hati dan luruskan niat karena Allah dalam setiap aktivitas agar hidup lebih barakah. Inna shalati wa nusukii wamah yaya wa mamati lillahi rabbil'alamiin.

🌹

 〰〰〰〰〰〰🦋
🎤 : Sholcan *Achie*
✍🏼 : Sholcan *ARni*

🌸🌹

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG :
1. Telaga Surga 1&2
2. Telaga Surga Junior
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
https://www.youtube.com/channel/UCNtL_tIUaF10G8OTR67jlHA
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/

*Silahkan reshare tanpa mengubah dan menghilangkan sumbernya.*
〰〰〰〰〰〰〰🦋

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thibbun Nabawi

8 Ciri-Ciri Ayah Yang Hebat

Qowiyul Azam