Menakar Iman Dengan Ukhuwah

✍๐Ÿผ *NOTULENSI KAJIAN ONLINE*๐Ÿ“ฟ
*GROUP TELAGA SURGA*

๐Ÿ—“ : Selasa, 04 Desember 2018
⏰ : 19.30 wib sd selesai

๐Ÿ“š *"Menakar Iman Dengan Ukhuwah"*
 ๐Ÿง•๐Ÿป *Ustadzah Irnawati Syamsuir Koto*


•┈┈┈◎❅❀❦๐ŸŒน❦❀❅◎┈┈┈•

: ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ


Assalamu'alaikum Sahabat TS yang semoga diRahmati Allah.

Sahabat2 ku....

Sesehat apapun, sekuat apapun, jika Tuhan tidak menuntun jiwa kita, hati kita, dan anggota tubuh kita, maka kita tidak akan pernah mampu untuk menyimak kajian malam ini, dimana berkat rahmat dan nikmat-Nyalah kita semua dapat Online disini dan kita semua diberikan kekuatan untuk hadir dimajlis ini, untuk itu ucap syukur paling utama, mari bersama kita panjatkan pada Allah SWT.

Sholawat serta salam semoga terlimpakan kepada Nabi Akhir Zaman Yaitu Nabi Kita Muhammad Saw. Juga Kepada Keluarga, Sahabat, Pengikutnya dan kita semua sampai yaumil Qiyaamah..

Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) adalah satu konsepsi Islam yang menyatakan bahwa setiap muslim dengan muslim lainnya hakikatnya ialah bersaudara.

Banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah SAW yang menjadi landasan konsep ini. Bahkan dalam beberapa keterangan kerap sekali kata “ukhuwah” atau turunannya digandengkan dengan kata “iman”, “Islam” atau “orang beriman”.

*Hal ini mengindikasikan bahwa ukhuwah merupakan salah satu parameter utama keimanan dan keislaman seseorang*.

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikanlah (perbaiki hubungan) antara kedua saudaramu itu. Dan patuhlah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat: 10)


 “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi adalah bagaikan satu jasad, jika salah satu anggotanya menderita sakit, maka seluruh jasad juga merasakan (penderitaannya) dengan tidak bisa tidur dan merasa panas.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Begitu penting Ukhuwah didalam Islam, dan banyak bukti kalo Islam tidak bermain main dengan yang namanya ukhuwah .

Bahkan dalam sebuah hadist yang panjang  Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang sahabat menjadi syafa’at bagi sahabatnya yang lain.

Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat di hari kiamat,
Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183).

Ibnul Jauzi rahimahullah berkata kepada sahabat-sahabatnya,

*”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.” Kemudian beliau menangis*.

Sahabat TS yang dicintai Allah Azza Wajalla..

Ukhuwah merupakan salah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah , yakni pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Ketiga, kekuatan kepemimpinan dan senjata.

Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam. membangun masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam di muka dunia kurang dari setengah abad.

Dan atas nama persaudaraan Islam juga REUNI 212 kemaren Sukses luar biasa atas rahmat Allah .

Dari buku-buku sejarah menceritakan kepada kita bahwa kaum Anshar sangat bahagia menerima tamu Muhajirin, hingga mereka berlomba-lomba untuk dapat menerima setiap sahabat Muhajirin yang sampai di Yatsrib (Madinah). Karena para Anshar saling bersaing dan berlomba untuk dapat menerima sahabat Muhajirin hingga mereka harus diundi untuk menentukan siapa yang menang dan dapat giliran menerima tamu Muhajirin. Ini sungguh terjadi hingga disebutkan bahwa tidaklah seorang Muhajirin bertamu ke Anshar kecuali dengan undian.

*Mungkin kita akan berdecak kagum dengan sikap unik para sahabat Anshar ini yang kita tidak mampu berbuat seperti mereka, mungkin kita juga bertanya apa yang membuat mereka bisa sampai seperti itu, tindakan mereka di luar batas kemampuan manusia?*

Dan Al-Quran telah menjawab pertanyaan-pertanyaan kagum kita, Al-Quran telah menjelaskan rahasia yang mendorong para Anshar melakukan itsar luar biasa walaupun keadaan mereka yang sangat fakir dan juga sangat membutuhkan. Allah SWT berfirman memuji mereka:

ูˆุงู„ุฐูŠู† ุชุจูˆุกูˆุง ุงู„ุฏุงุฑ ูˆุงู„ุฅูŠู…ุงู† ู…ู† ู‚ุจู„ู‡ู… ูŠุญุจูˆู† ู…ู† ู‡ุงุฌุฑ ุฅู„ูŠู‡ู… ูˆู„ุงูŠุฌุฏูˆู† ููŠ ุตุฏูˆุฑู‡ู… ุญุงุฌุฉ ู…ู…ุง ุฃูˆุชูˆุง ูˆูŠุคุซุฑูˆู† ุนู„ู‰ ุฃู†ูุณู‡ู… ูˆู„ูˆ ูƒุงู† ุจู‡ู… ุฎุตุงุตุฉ.. (ุงู„ุญุดุฑ: 9).

“Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan menempati keimanan (beriman) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin) dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9)

Ukhuwah, taakhi, cinta, dan itsar sejatinya syarat kebangkitan dan kemenangan, itulah strategi pertama yang ditempuh oleh Rasullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam dengan mempersaudarakan sahabat Anshar dan Muhajirin dan membangun masjid tempat membina persaudaraan dan persatuan kaum Muslimin.

*Ukhuwah tak bisa dibeli dengan apa pun. Tapi ia diperoleh dari penyatuan antara ikatan hati dan hati serta karakteristik istimewa dari seorang mukmin yang shaliih.*

Ukhuwah juga membangun umat yang kokoh. Ia adalah bangunan maknawi yang mampu menyatukan masyarakat mana pun. Ia lebih kuat dari bangunan materi, yang suatu saat bisa saja hancur diterpa badai atau ditelan masa. Sedangkan bangunan ukhuwah Islamiyah akat tetap kokoh. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
 “Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” (HR. Bukhari).

Meski mungkin semua kita disini sudah sering mendengar tingkatan ukhuwah , tapi tak ada salahnya kita malam ini, kembali menyebutkan tingkatan tersebut, agar semakin hafal dan semoga semakin faham serta mampu mengaplikasikannya didalam kehidupan.

๐Ÿ’™ *Ta’aruf (Saling Mengenal)*

Ini adalah tingkatan yang paling dasar dalam ukhuwah. Adanya interaksi dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dsb. Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran(Fikriyyan). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan thd suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi/diikuti,dll. Dan pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku.

meski ini tingkatan paling dasar ..... saya mau nanya nih sudahkah kita digrup ini saling kenal mengenal?

๐Ÿ’™ *Tafahum (Saling Memahami)*

Proses ini berjalan secara alami. Seperti bagaimana kita memahami kekurangan dan kelebihan saudara kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai, menempatkan posisi seperti apa bila kita bersamanya dsb.

๐Ÿ’™ *Ta’awun (Saling Menolong)*

Lahir dari proses tafahum tadi. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan amal ( saling Bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan org lain.

๐Ÿ’™ *Takaful (Saling Menanggung)*

Rasa sedih dan senang diselesaikan bersama. Hal ini bisa kita lihat bagaimana kaum muhajirin dan anshar menjalin ukhuwah. Ukhuwah yang dahsyat dan itu hanya tercipta karena sebuah keImanan.

๐Ÿ’™ *Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri)*

 Ini adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah. Tingkatan iman nya para sahabat.

DiPerang Yarmuk sebuah kisah yang mengharukan, kisah yang membuat kita tertegun , didalam perperangan itu ummat Islam memang menang melawan orang-orang Romawai, Namun pemandangan di akhir perang sangatlah menyedihkan. Selain banyak mujahid yang tewas, ada tiga orang shahabat Rasulullah yang terbujur lemah penuh luka dan darah. Mereka bukan lain adalah Ikrimah bin Abu Jahl dan Al Harits bin Hisyam yang gagah berani maju melawan Romawi, serta seorang shahabat lain yakni Ayyasy bin Abi Rabi’ah (riwayat lain menyebutkan bukan Ayyasy melainkan Suhail bin Amr).
Dengan tubuh terbujur kaku dan luka yang tak mampu lagi ditahan, Ikrimah meminta seteguk air. Dibawakanlah untuknya air minum. Namun ia melihat Al Harits yang juga terbujur lemah tak berdaya. Ia pun berkata, “Berikan air itu pada Al Harits dulu.”

Maka dibawalah air itu pada Al Harits. Namun Al Harits melihat Ayyasy menoleh padanya. Al Harits pun meminta agar Ayyasy lebih dahulu meneguk air segar itu. “Berikan air itu untuknya saja,” kata Al Harits.

Air itu pun dibawa pada Ayyasy. Namun sebelum meneguknya, Ayyasy sudah menemui ajal. Maka si pembawa minum itu pun kembali menuju Ikrimah dan Al Harits agar keduanya dapat meminum air. Namun terlambat, keduanya pun sudah wafat sebagai mujahid.

Lalu, bagaimana kabar ukhuwah hari ini? Maka, jawabannya tentu masih jauh dari praktik ukhuwah di zaman terbaik (khairul qurun) dahulu. Sebagian kaum muslimin kini masih merasa canggung bergaul dengan sesamanya dengan dalih beda suku, bahasa, kulit, dsb.

Beberapa kelompok Islam juga masih ada yang saling tuding menyalahkan seraya membusungkan dada dengan angkuh. Namun, bagaimana pun realitanya, kita tak boleh nihil usaha.

Seberapa penting sebenarnya eksistensi ukhuwah ini? Maka, kita bisa menggali jawabannya dari teladan yang Rasulullah Muhammad SAW lakukan manakala mula-mula hijrah ke Madinah. Diakui atau simpul ukhuwah adalah titik temu dari dua kebijakan prioritas Rasulullah SAW kala itu. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar amat terang akan esensi ukhuwah. Begitu pula dengan membangun masjid. Siapa yang menyangkal bahwa persaudaraan yang digodok melalui interaksi rata-rata lima kali sehari di masjid adalah hal yang tidak penting?


Konsekwensi dari persaudaraan itu, maka Islam mewajibkan kepada umatnya untuk saling tolong-menolong dalam al-haq.

Bagaimana bisa kita saling tolong menolong jika ukhuwah tak ada?

Apakah mungkin jika Iman tak ada ukhuwah akan terjalin dengan kuat?

Syaikh Muhammad bin Shรขlih al-Utsaimรฎn rahimahullah menjelaskan hal ini dengan menyatakan: “Persatuan hati adalah poros ukhuwah imaniyah (persaudaraan iman) bukan persatuan tubuh. Berapa banyak umat yang berkumpul tubuhnya namun hati mereka berpecah belah, sebagaimana firman Allah l tentang orang Yahudi:

ุชَุญْุณَุจُู‡ُู…ْ ุฌَู…ِูŠุนًุง ูˆَู‚ُู„ُูˆุจُู‡ُู…ْ ุดَุชَّู‰ٰ
Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. [al-Hasyr/59:14]

Tidak ada faedah berkumpulnya tubuh dengan hati yang berpecah belah. Faedah bersatunya hati adalah berkumpulnya hati, walaupun tubuhnya saling berjauhan.

Jelaslah persaudaraan terjadi dengan adanya keterikatan antar kaum Muslimin yang dilandasi ikatan agama Islam.
Persaudaraan ini bukan persaudaraan karena nasab atau fanatisme golongan (hizbiyah) tapi persaudaraan aqidah dan iman.

Persaudaraan tersebut Allah Azza wa Jalla karuniakan kepada kaum Mukminin yang bertaqwa dan berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Sunnah. Tidak dikaruniakan kepada orang-orang yang melanggar ajaran syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga tidak akan terwujudkan dengan mengorbankan aqidah dan agama.

Beriman dan bertakwa dengan benar akan menghasilkan proses tashfiyah (pemurnian agama) dan tarbiyah (pembinaan umat di atas ajaran agama yang murni), karena itulah  ukhuwah itu didasarkan kepada iman dan takwa.

Demikian saja dari saya. Majlis saya kembalikan ke Bunda Nidar.

•┈┈┈◎❅❀❦๐ŸŒน❦❀❅◎┈┈┈•

๐ŸŒน *Tanya Jawab :*

1⃣ Era TS1
Asslaamu'alaikum ustadzah.

Ijin bertanya..
Dari point diatas,  saya masih belum bisa menyesuaikan yg tafahum.
Gimana caranya biar kita bisa memahami teman kita,  padahal menurut kita, kita sudah mengerti keadaanya.  Tpi kadang teman kita cuek.  Tidak sebaliknya sama kita.
Dan gimana caranya biar kita ikhlas menerima sifat temen kita yg kurang sreg dihati.. ๐Ÿ˜Š
Jazakillahu khairan.
Wassalaamu'alaikum..

๐ŸŒน Jawab

Wa'alaikumussalam

Mengawali suatu hubungan ukhuwah akan bermula dari saling mengenal, ditahap ini kita akan ketahui bagaimana sifat2 dasar orang yang baru kita kenal, sebenarnya didalam ta'aruf ini sudah keliatan bagaimana orang tersebut. jika kita mampu menerima sifat dan sikapnya maka ukhuwah akan berlanjut, tapi jika tidak tentunya akan sulit, jadi intinya adalah dita'arufnya tadi, kalo memang sifat dasarnya sudah cuek, kita nggak bisa memaksa dia untuk membalas hal yang sama bukan? disinilah kata Tafahum itu berlaku, yaitu memahami pribadinya, jika kita sudah memahami pribadinya, maka akan lebih mudah bagi kita memahami hal lainnya.

Untuk keikhlasan, landasi ukhuwah itu lillah, karna, Allah, bukan karna kita ingin mendapatkan hal yang sama dengan apa yang telah kita berikan. jika kita masih mengharapkan hal yang sama, maka kita akan tetap kecewa.

Wallahu a'lam

2⃣ Nurjanah TS3

Kalo berpecah belah karena agama? Gimana cara kita menanggapi yg seperti itu? Dan langkah baik apa yg harus kita lakukan agar tetap bisa berteman Dengan mereka?

๐ŸŒนJawab :

Yang perlu kita ingat adalah berbeda pandangan dalam hal2 cabang, furu', bukan soal Aqidah. selama perbedaan hanya soal Furu' maka kita harus saling menghormati, jangan merasa menjadi paling benar.  Jika sudah menanamkan saling menghargai, maka In Syaa Allah kita tetap akan bisa seiring sejalan. tapi yang banyak menjadi masalah sekarang adalah pihak mereka yang merasa paling benar dan mereka slalu menyalahkan, dari hal ini, jika memang kita memandang itu sebuah kekeliruan , maka jalannya adalah menjaga jarak .

Wallahu a'lam

3⃣Ayda. TS3
 Izin bertanya.
Bagaimana menyampaikan tentang islam dengan cara yang santun pada saudara seiman tapi hanya KTP saja.?

๐ŸŒนJawab :

sering sering saja ngajak ikut majlis taklim, belajar ilmu bersama, dan jangan menyudutkan jika dia melakukan kesalahan, kebanyakkan kita menasehati itu dengan menjudge , menyalahkan, ini yg sering membuat seseorang  tersinggung, jadi hindari kata2 yang menjudge , tapi kita harus merangkul agar mereka mau mendalami agama. mungkin agak susah, tapi kita harus tetap mencoba.

Wallahu a'lam

4⃣Ayda.
 Izin bertanya lagi.
Jika orang tersebut pandai berceramah soal pentingnya  akhlak, namun kenyataan yang dilakukan justru sebaliknya, apa yang harus kita lakukan? Singkatnya, pandai dimulut tapi tak ada tindakan. Jadi, dia cemderung fokus ke dunia aja, gitu. Kerja-kerja, sementara shalat ditinggalkan gitu aja. Nah itu bagaimana?

Eh ini menyimpang dari msteri gak ya?

๐ŸŒน Jawab :

itu akan menjadi tanggungjawabnya pribadi kepada Rabbnya, bagi kita yang mendengar dan bisa mengambil kebaikkan dari apa yang dia sampaikan, maka ambillah kebaikkan tersebut.

Seandainya kita mempunyai kemampuan untuk mengingatkan maka ingatkanlah secara Ahsan.

Satu hal yang penting, kita harus sadari bahwa berjuang untuk berbuat baik dan istiqomah didalam kebaikkan itu memang berat, godaan dan ujian yang datang kepada para Da'i , Ustadz, Ulama dan penyeru kebaikkan lebih berat dibanding kepada orang2 yang mendengarkan dan dihimbau.

Wallahu a'lam

5⃣ Isrokh TS3

Bagaimana Cara menghadapi perbedaan pandangan tentang ukhuwah kepada sesama muslim?

Antara ukhuwah yg dilebeli radikal vs liberal, ini kan lagi trรชnd di Indonesia ustadzah

๐ŸŒน Jawab

Yang saya tau itu adalah paham radikal dan paham liberal, saya belum menemukan istilah dalam ukhuwah untuk kata radikal dan liberal.

Cuma saya perlu ingatkan kita semua disini bahwa hati-hati terhadap tuduhan *RADIKAL* yang dilemparkan kepada ummat Islam. Jangan ikut terprofokasi oleh media-media yang terus menerus melakukan profokasi tersebut dan akhirnya kita ummat Islam pun ikut-ikut membenarkan *RADIKAL* dalam versi mereka.  Dan juga kita harus sangat hati2 menghadapi orang2 Liberal yang saat ini telah menggerogoti umat Islam Indonesia. mereka menyebar virus liberal dengan mengambil hati kaum muda dengan paham yang salah. semisal mengatakan semua agama sama hanya cara yang berbeda, dengan mengkampanyekan Hak Asasi Manusia yang telah keluar dari konteks Islam. kita digiring untuk menghargai hak manusia dengan mengabaikan hukum agama.  Dan mereka saat ini lebih gencar berjuang dengan label Islam Nusantara.

Pahamilah  agama Islam dengan benar dari sumber yang benar. Bentengi diri dengan Ilmu dan Iman .

Wallahu a'lam

•┈┈┈◎❅❀❦๐ŸŒน❦❀❅◎┈┈┈•

๐ŸŒน *Closing Statement :*

Semoga Allah menjadikan kita dan kaum muslimin seluruhnya sebagai orang-orang yang saling bersaudara, saling mencintai dan menyayangi, serta saling menasehati dalam kebaikan dan ketaqwaan. Semoga Allah menjadikan kita dan kaum muslimin semuanya menjadi orang-orang yang berpegang teguh dengan KitabNya dan Sunnah nabiNya, karena hanya dengan hal itulah persatuan kaum muslimin diatas kebenaran akan tercapai. Dan akhirnya hanya kepada Allahlah kita menyerahkan seluruh urusan kita, Dialah yang Maha Mampu atas segala sesuatu.

Mohon Maaf jika ada kata-kata yang tidak pada tempatnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

•┈┈┈◎❅❀❦๐ŸŒน❦❀❅◎┈┈┈•

๐ŸŽค : Sholcan *Nidar*
✍๐Ÿผ : Sholcan *Arni*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG :
1. Telaga Surga 1,2&3
2. Telaga Surga Junior
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
https://www.youtube.com/channel/UCNtL_tIUaF10G8OTR67jlHA
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/

*Silahkan reshare tanpa mengubah dan menghilangkan sumbernya.*
〰〰〰〰〰〰〰๐Ÿฆ‹

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thibbun Nabawi

8 Ciri-Ciri Ayah Yang Hebat

Qowiyul Azam