100 Perak Sebuah Ibroh
✍๐ผ *NOTULENSI KAJIAN ONLINE*๐ฟ
*GROUP TELAGA SURGA*
๐ : Selasa, 18 April 2017
⏰ : 19.30 wib sd selesai
๐ *"NILAI SEKEPING 500 PERAK"*
_๐ณ๐ป : Ustadzah Tri Satya_
๐ค : Sholcan Haifa
✍๐ผ : Sholcan Nur
๐น *Materi :*
Pernah ketika saya mengantri untuk melakukan pembayaran di kasir salah satu supermarket, seorang bapak dengan istrinya yang berjilbab melakukan pembayaran persis di depan saya.
Awalnya berjalan seperti biasa mulai dari meng-scan barcode di setiap barang yang dibeli bapak tersebut sampai pembayaran akhir dilakukan. Bapak tersebut membayar dengan cash dan menerima pengembalian uang beserta bukti struk pembayaran. Selanjutnya dia meneliti kebenaran jumlah uang kembalian yang ia terima, ternyata kurang Rp. 500,-. Saya perhatikan dia memandangi kasir wanita yang melayaninya dengan wajah mulai marah, kebetulan kasir tersebut sedang melayani saya, kemudian berkata “Mbak kok kembaliannya kurang Lima ratus (Rp. 500,-)”. Tidak tahu apakah si kasir mendengar ucapannya atau tidak, karena saya perhatikan si kasir sibuk meng-scan barang-barang yang saya beli, yang jelas untuk beberapa detik pertanyaan bapak tadi tidak diindahkan.
Kemudian dia bertanya lagi, kali ini dengan perkataan keras, “Mbak kurang 5ratus mana, dikorupsi ya!!..”. Si kasir kaget dengan sedikit gugup menjawab, “gak pak, kalau memang saya punya recehan 500 saya kasih pak”..”biasanya saya kasih permen tapi ma’af permennya habis”. “Alaa.. bohong, bisa-bisa kamu saja”, sahut dia. “Gak pak, kalau bapak punya uang seratus, sini pak nanti saya kasih lima ratus”, jawab si kasir dengan wajah memerah malu, karena perkataan bapak tersebut terdengar hampir keseluruh kasir yang lain. Kemudian dia berkata lagi, “saya punya 500, tapi ada di mobil, masa’ saya harus keparkiran untuk ngambil hak saya sih”.
Saat itu orang-orang mulai berkerumun ingin mengetahui apa yang terjadi. Si istri yang awalnya diam mulai menenangkan suaminya, “ sudah pak, hanya seratus ini, sudah kita pulang yuk”. “Gak mah, biar seratus kalo diambil setiap transaksi dia, bayangkan berapa ratus ribu yang dia ambil”, sanggah suaminya. Si kasir menjawab, “gak mungkin pak saya ambil, kan ada pertanggungjawabannya, lagian baru kali ini recehan seratus gak ada, permen pun habis”.
Bersamaan dengan itu dua orang teman kasirnya yang sudah tidak melayani pelanggan datang menanyakan kejadian yang sebenarnya. Selanjutnya si kasir menceritakan secara singkat sambil meneteskan air mata.
Akhirnya si bapak yang bersikukuh si kasir mengambil duit yang bukan haknya alias haram berlalu pulang dengan digandeng paksa istrinya.
Ada beberapa pelajaran yang menurut saya dapat kita petik:
Bahwa setiap perbuatan sekecil apapun, pasti akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Qur’an Surat Al-Zalzalah ayat 7-8 :
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.
Terlepas benar atau tidaknya si kasir mengambil uang saat itu, hanya dia dan Allah yang tahu.
Dalam suatu riwayat Nabi saw. pernah ditanya, “Apakah seorang mukmin bisa penakut?” Nabi saw. menjawab, ” Ya, seorang mukmin mungkin saja dia penakut.” Apakah seorang mukmin bakhil, pelit? “Ya, seorang mukmin mungkin bisa pelit.” Apakah seorang mukmin dusta atau pembohong? Nabi saw. Menjawab, “Tidak!” (HR. Malik)
Pada dasarnya setiap kebohongan mempunyai dosa dan resiko sesuai dengan tingkat kebohonganya itu. Seperti dusta atas nama Allah dan Nabi-Nya, dusta dalam kehidupan, dusta dalam ber-muamallah dan lain-lain.
Dalam kejadian diatas si kasir apabila dia berdusta atau berbohong, maka pada dasarnya dia harus siap berbuat kebohongan yang lainnya untuk menutupi kebohongan yang pertama. Dan biasanya kebohongan memang harus bersambung atau sampai seorang itu mau menyelesaikan kebohongannya dengan mengaku dan menutup dengan taubat atau minta maaf kalau hal itu bersangkutan dengan manusia. Dan banyak di antara kita yang hampir tidak memperhatikan hal ini, bahkan ada yang beranggapan kalau bohong sedikit tidak apa-apa atau tidak dosa, kecuali, kecuali memang bohong dengan alasan yang syar’i.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha, sesungguhnya ia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah dikatakan pendusta orang yang mendamaikan manusia (yang berseteru), melainkan apa yang dikata kan adalah kebaikan". (Muttafaq 'Alaih)
Imam Muslim menambahkan dalam suatu riwayat, berkata Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha, "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan keringanan (rukhshah pada apa yang diucapkan oleh manusia (berdusta) kecuali dalam tiga perkara, yakni: perang, mendamaikan perseteruan/perselisihan di antara manusia, dan ucapan suami kepada istrinya, atau sebaliknya"
Sehingga bohong yang dibolehkan dalam tiga kondisi yaitu:
1) Bohong dalam medan Perang atau jihad atau peperangan menghadapi musuh, yaitu yang kita kenal sekarang dengan istilah taktik atau strategi.
2) Bohong untuk Islah atau memperbaiki hubungan dua orang yang sedang marah atau bermusuhan.
3) Bohong yang dalam urusan suami istri.
Marahnya si bapak (karena tidak puas) sebagai pelanggan yang harus dilayani oleh si kasir adalah wajar, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi nafsu (karsa) yang salah satunya nafsu amarah. Namun Islam sebagai agama yang komprehensif mengatur masalah marah ini. Dalam surat Ali Imran ayat 134, ternyata ciri orang yang bertakwa yang akan mendapatkan surga Allah adalah orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain.
Sabda Rasulullah “Dari Abu Hurairah RA sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW :
(Ya Rasulullah) nasihatilah saya.
Beliau bersabda :
Jangan kamu (mudah) marah. Seseorang tersebut menayakan berkali-kali. Maka beliau bersabda : Janganlah engkau (mudah) marah”. (Riwayat Bukhori)
Dalam hadits lain dikatakan: "Jauhi sikap marah, karena sesungguhnya ia merupakan sebuah bara yang akan menyala di dalam hati anak keterunan anak adam. Tidaklah kamu lihat salah seorang diantara kalian jika ia marah, bagaimana kedua matanya memerah dan urat lehernya menggembung. Jika salah seorang diantara kamu merasakan sesuatu hal itu, hendaklah ia berbaring atau duduk. (HR. At-Tirmidzi)
Si bapak yang notabene seorang muslim yang menjadikan Alquran pedoman hidup tidak dibenarkan berprasangka buruk kepada orang lain, menuduh si kasir berbohong dan korupsi adalah tindakan yang tidak dibenarkan dalam islam. Dalam istilah sehari-hari, prasangka dipahami sebagai pendapat atau anggapan kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui (menyaksikan dan menyelidiki) sendiri. Dalam istilah agama, prasangka maknanya dapat dipersamakan dengan kata al-dzon. Kata ini tidak selalu berkonotasi negatif, tetapi dapat bermakna positif. Prasangka yang baik biasa disebut husnudzdzon (ุญุณู ุงูุธّู)dan prasangka yang buruk disebut suudzdzon (ุณูุก ุงูุธّู)
Prasangka buruk merupakan dosa yang harus dijauhi.
Rasรปlullรขh bersabda:
ุฅَِّูุงُูู ْ َูุงูุธََّّู َูุฅَِّู ุงูุธََّّู ุฃَْูุฐّุจُ ุงْูุญَุฏِْูุซ yang artinya “Hati-hatilah kamu terhadap prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta” (HR Muslim).
Selanjutnya Allah berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya.'' (QS 49: 12).
Islam hanya membolehkan berprasangka dan berhati-hati terhadap informasi yang disampaikan orang fasik agar Muslim tidak tertipu dan dirugikan. ''Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.'' (QS 49: 6).
Terakhir, kita sebagai umat yang terbaik dalam naungan islam seyogyanya bisa menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat. Bohong, marah, ataupun suudzon mungkin ada dalam hubungan anak dan orang tua, suami dan istri, antara saudara, antara tetangga dst. Perilaku-prilaku yang tidak benar, tidak bermanfaat, atau tidak terpuji tersebut harus diminimalisir bahkan dikikis dengan akhlakul kharimah dan semua ini perlu ilmu dan latihan.
Alqur’an dan sunnah harus selalu menjadi pedoman hidup kita, dan Rasulullah SAW sebagai junjungan adalah suri teladan yang terbaik hingga akhir zaman.
Wallahu a'lam
๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง
๐น *Tanya jawab :*
1⃣ Fik
Kalo curiga termasuk prasangka buruk kah ??
jawab Ustadz Tri satya
๐งCuriga thd org yg yg kita kenal apalg seiman masuk pengertian prasangka buruk.
Bedakan dg waspada, ini lebih kearah sikap hati2 thd org yg kita blm kenal, atau org yg kita kenalpun tp kita sdh meyakini berdasarkan bukti sblmnya ia bakalan berbuat tdk baik, sikap ini dibolehkan.
2⃣ Isti
๐๐ปustd terkadang suka serba salah ketika saudara/orang lagi kumpul ujung ujungnya gosip bgaimana mnyikapinya krn klo kita tegur meski dg baikpun ada yg tersinggung di ingetin tar kumpul.gitu lagi klo misal kita memilih pergi ketika mulai nggegosip bolehkah?
๐ขJawab ustadz Tri Satya
๐งBoleh, pergi, menghindar sambil mendoakan mereka ini langkah terakhir.
Tp tetap lebih baik, jika kita kenal dekat dg mereka, sampaikan kebenaran, tentunya ttp dg baik dan bijaksana.
3⃣ Tari
Sering kita kedatangan tamu yg ngaku dari yayasan amal atau panti asuhan, , ntahlah emang beneran atau cuma modus, , kadang kita ngasih sumbangan dengan curiga takut di bohongin ,
Untuk yg minta sumbangan yg model gini harusnya gimana Ustadz,,
๐ขjawab ustadz Tri Satya
๐งKsh saja yg betul2 menurut kita layak *DAN* ikhlas, hindari ngedumel atau curiga, sayang jd gk bernilai.
Kalo lebih krn kehati hatian boleh saja, dengan cukup dg kata *maaf* titik๐, jgn dihina, dihujat aplg, naudzubillah.
4⃣ Tanya jg ya
Nafisah
Gimana caranya menahan amarah namun mash bs senyum tadz
๐ขjawab ustadz Tri Satya
๐ง๐senyumnya juga jadi gk ikhlas, mending pergi mengambil air wudhu, atau minum dg baca taawudz dan basmallah. Sesaat setelahnya kembali, smg bisa lebih tenang dg senyuman.๐
5⃣ Elah
Tanya ustad. Dalam bermuamalat, terkadang pembeli pd saat tawar menawar Seringnya nawar barang dbwh harga atau cm sedikit dari keuntungan, kita sebagai pedangang sering bilang belum dapat ngambilnya krn keuntungannya cm dpt dikit, gmn ust...
๐ขjawab ustadz Tri Satya
๐งSampaikan saja dg jujur, bahwa untungnya tdk byk..
Atau kalo mau lebih terbuka sebut saja modalnya brp, marginnya brp. Boleh kok.
๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง
๐น *Closing Statement :*
“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?” Para sahabat menjawab,”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.” Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”. (HR. MUSLIM)
Wassalamualaikum๐๐
〰〰〰〰〰〰➰
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
๐๐น
*GROUP TELAGA SURGA*
๐ : Selasa, 18 April 2017
⏰ : 19.30 wib sd selesai
๐ *"NILAI SEKEPING 500 PERAK"*
_๐ณ๐ป : Ustadzah Tri Satya_
๐ค : Sholcan Haifa
✍๐ผ : Sholcan Nur
๐น *Materi :*
Pernah ketika saya mengantri untuk melakukan pembayaran di kasir salah satu supermarket, seorang bapak dengan istrinya yang berjilbab melakukan pembayaran persis di depan saya.
Awalnya berjalan seperti biasa mulai dari meng-scan barcode di setiap barang yang dibeli bapak tersebut sampai pembayaran akhir dilakukan. Bapak tersebut membayar dengan cash dan menerima pengembalian uang beserta bukti struk pembayaran. Selanjutnya dia meneliti kebenaran jumlah uang kembalian yang ia terima, ternyata kurang Rp. 500,-. Saya perhatikan dia memandangi kasir wanita yang melayaninya dengan wajah mulai marah, kebetulan kasir tersebut sedang melayani saya, kemudian berkata “Mbak kok kembaliannya kurang Lima ratus (Rp. 500,-)”. Tidak tahu apakah si kasir mendengar ucapannya atau tidak, karena saya perhatikan si kasir sibuk meng-scan barang-barang yang saya beli, yang jelas untuk beberapa detik pertanyaan bapak tadi tidak diindahkan.
Kemudian dia bertanya lagi, kali ini dengan perkataan keras, “Mbak kurang 5ratus mana, dikorupsi ya!!..”. Si kasir kaget dengan sedikit gugup menjawab, “gak pak, kalau memang saya punya recehan 500 saya kasih pak”..”biasanya saya kasih permen tapi ma’af permennya habis”. “Alaa.. bohong, bisa-bisa kamu saja”, sahut dia. “Gak pak, kalau bapak punya uang seratus, sini pak nanti saya kasih lima ratus”, jawab si kasir dengan wajah memerah malu, karena perkataan bapak tersebut terdengar hampir keseluruh kasir yang lain. Kemudian dia berkata lagi, “saya punya 500, tapi ada di mobil, masa’ saya harus keparkiran untuk ngambil hak saya sih”.
Saat itu orang-orang mulai berkerumun ingin mengetahui apa yang terjadi. Si istri yang awalnya diam mulai menenangkan suaminya, “ sudah pak, hanya seratus ini, sudah kita pulang yuk”. “Gak mah, biar seratus kalo diambil setiap transaksi dia, bayangkan berapa ratus ribu yang dia ambil”, sanggah suaminya. Si kasir menjawab, “gak mungkin pak saya ambil, kan ada pertanggungjawabannya, lagian baru kali ini recehan seratus gak ada, permen pun habis”.
Bersamaan dengan itu dua orang teman kasirnya yang sudah tidak melayani pelanggan datang menanyakan kejadian yang sebenarnya. Selanjutnya si kasir menceritakan secara singkat sambil meneteskan air mata.
Akhirnya si bapak yang bersikukuh si kasir mengambil duit yang bukan haknya alias haram berlalu pulang dengan digandeng paksa istrinya.
Ada beberapa pelajaran yang menurut saya dapat kita petik:
Bahwa setiap perbuatan sekecil apapun, pasti akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Qur’an Surat Al-Zalzalah ayat 7-8 :
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.
Terlepas benar atau tidaknya si kasir mengambil uang saat itu, hanya dia dan Allah yang tahu.
Dalam suatu riwayat Nabi saw. pernah ditanya, “Apakah seorang mukmin bisa penakut?” Nabi saw. menjawab, ” Ya, seorang mukmin mungkin saja dia penakut.” Apakah seorang mukmin bakhil, pelit? “Ya, seorang mukmin mungkin bisa pelit.” Apakah seorang mukmin dusta atau pembohong? Nabi saw. Menjawab, “Tidak!” (HR. Malik)
Pada dasarnya setiap kebohongan mempunyai dosa dan resiko sesuai dengan tingkat kebohonganya itu. Seperti dusta atas nama Allah dan Nabi-Nya, dusta dalam kehidupan, dusta dalam ber-muamallah dan lain-lain.
Dalam kejadian diatas si kasir apabila dia berdusta atau berbohong, maka pada dasarnya dia harus siap berbuat kebohongan yang lainnya untuk menutupi kebohongan yang pertama. Dan biasanya kebohongan memang harus bersambung atau sampai seorang itu mau menyelesaikan kebohongannya dengan mengaku dan menutup dengan taubat atau minta maaf kalau hal itu bersangkutan dengan manusia. Dan banyak di antara kita yang hampir tidak memperhatikan hal ini, bahkan ada yang beranggapan kalau bohong sedikit tidak apa-apa atau tidak dosa, kecuali, kecuali memang bohong dengan alasan yang syar’i.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha, sesungguhnya ia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah dikatakan pendusta orang yang mendamaikan manusia (yang berseteru), melainkan apa yang dikata kan adalah kebaikan". (Muttafaq 'Alaih)
Imam Muslim menambahkan dalam suatu riwayat, berkata Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha, "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan keringanan (rukhshah pada apa yang diucapkan oleh manusia (berdusta) kecuali dalam tiga perkara, yakni: perang, mendamaikan perseteruan/perselisihan di antara manusia, dan ucapan suami kepada istrinya, atau sebaliknya"
Sehingga bohong yang dibolehkan dalam tiga kondisi yaitu:
1) Bohong dalam medan Perang atau jihad atau peperangan menghadapi musuh, yaitu yang kita kenal sekarang dengan istilah taktik atau strategi.
2) Bohong untuk Islah atau memperbaiki hubungan dua orang yang sedang marah atau bermusuhan.
3) Bohong yang dalam urusan suami istri.
Marahnya si bapak (karena tidak puas) sebagai pelanggan yang harus dilayani oleh si kasir adalah wajar, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi nafsu (karsa) yang salah satunya nafsu amarah. Namun Islam sebagai agama yang komprehensif mengatur masalah marah ini. Dalam surat Ali Imran ayat 134, ternyata ciri orang yang bertakwa yang akan mendapatkan surga Allah adalah orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain.
Sabda Rasulullah “Dari Abu Hurairah RA sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW :
(Ya Rasulullah) nasihatilah saya.
Beliau bersabda :
Jangan kamu (mudah) marah. Seseorang tersebut menayakan berkali-kali. Maka beliau bersabda : Janganlah engkau (mudah) marah”. (Riwayat Bukhori)
Dalam hadits lain dikatakan: "Jauhi sikap marah, karena sesungguhnya ia merupakan sebuah bara yang akan menyala di dalam hati anak keterunan anak adam. Tidaklah kamu lihat salah seorang diantara kalian jika ia marah, bagaimana kedua matanya memerah dan urat lehernya menggembung. Jika salah seorang diantara kamu merasakan sesuatu hal itu, hendaklah ia berbaring atau duduk. (HR. At-Tirmidzi)
Si bapak yang notabene seorang muslim yang menjadikan Alquran pedoman hidup tidak dibenarkan berprasangka buruk kepada orang lain, menuduh si kasir berbohong dan korupsi adalah tindakan yang tidak dibenarkan dalam islam. Dalam istilah sehari-hari, prasangka dipahami sebagai pendapat atau anggapan kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui (menyaksikan dan menyelidiki) sendiri. Dalam istilah agama, prasangka maknanya dapat dipersamakan dengan kata al-dzon. Kata ini tidak selalu berkonotasi negatif, tetapi dapat bermakna positif. Prasangka yang baik biasa disebut husnudzdzon (ุญุณู ุงูุธّู)dan prasangka yang buruk disebut suudzdzon (ุณูุก ุงูุธّู)
Prasangka buruk merupakan dosa yang harus dijauhi.
Rasรปlullรขh bersabda:
ุฅَِّูุงُูู ْ َูุงูุธََّّู َูุฅَِّู ุงูุธََّّู ุฃَْูุฐّุจُ ุงْูุญَุฏِْูุซ yang artinya “Hati-hatilah kamu terhadap prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta” (HR Muslim).
Selanjutnya Allah berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya.'' (QS 49: 12).
Islam hanya membolehkan berprasangka dan berhati-hati terhadap informasi yang disampaikan orang fasik agar Muslim tidak tertipu dan dirugikan. ''Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.'' (QS 49: 6).
Terakhir, kita sebagai umat yang terbaik dalam naungan islam seyogyanya bisa menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat. Bohong, marah, ataupun suudzon mungkin ada dalam hubungan anak dan orang tua, suami dan istri, antara saudara, antara tetangga dst. Perilaku-prilaku yang tidak benar, tidak bermanfaat, atau tidak terpuji tersebut harus diminimalisir bahkan dikikis dengan akhlakul kharimah dan semua ini perlu ilmu dan latihan.
Alqur’an dan sunnah harus selalu menjadi pedoman hidup kita, dan Rasulullah SAW sebagai junjungan adalah suri teladan yang terbaik hingga akhir zaman.
Wallahu a'lam
๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง
๐น *Tanya jawab :*
1⃣ Fik
Kalo curiga termasuk prasangka buruk kah ??
jawab Ustadz Tri satya
๐งCuriga thd org yg yg kita kenal apalg seiman masuk pengertian prasangka buruk.
Bedakan dg waspada, ini lebih kearah sikap hati2 thd org yg kita blm kenal, atau org yg kita kenalpun tp kita sdh meyakini berdasarkan bukti sblmnya ia bakalan berbuat tdk baik, sikap ini dibolehkan.
2⃣ Isti
๐๐ปustd terkadang suka serba salah ketika saudara/orang lagi kumpul ujung ujungnya gosip bgaimana mnyikapinya krn klo kita tegur meski dg baikpun ada yg tersinggung di ingetin tar kumpul.gitu lagi klo misal kita memilih pergi ketika mulai nggegosip bolehkah?
๐ขJawab ustadz Tri Satya
๐งBoleh, pergi, menghindar sambil mendoakan mereka ini langkah terakhir.
Tp tetap lebih baik, jika kita kenal dekat dg mereka, sampaikan kebenaran, tentunya ttp dg baik dan bijaksana.
3⃣ Tari
Sering kita kedatangan tamu yg ngaku dari yayasan amal atau panti asuhan, , ntahlah emang beneran atau cuma modus, , kadang kita ngasih sumbangan dengan curiga takut di bohongin ,
Untuk yg minta sumbangan yg model gini harusnya gimana Ustadz,,
๐ขjawab ustadz Tri Satya
๐งKsh saja yg betul2 menurut kita layak *DAN* ikhlas, hindari ngedumel atau curiga, sayang jd gk bernilai.
Kalo lebih krn kehati hatian boleh saja, dengan cukup dg kata *maaf* titik๐, jgn dihina, dihujat aplg, naudzubillah.
4⃣ Tanya jg ya
Nafisah
Gimana caranya menahan amarah namun mash bs senyum tadz
๐ขjawab ustadz Tri Satya
๐ง๐senyumnya juga jadi gk ikhlas, mending pergi mengambil air wudhu, atau minum dg baca taawudz dan basmallah. Sesaat setelahnya kembali, smg bisa lebih tenang dg senyuman.๐
5⃣ Elah
Tanya ustad. Dalam bermuamalat, terkadang pembeli pd saat tawar menawar Seringnya nawar barang dbwh harga atau cm sedikit dari keuntungan, kita sebagai pedangang sering bilang belum dapat ngambilnya krn keuntungannya cm dpt dikit, gmn ust...
๐ขjawab ustadz Tri Satya
๐งSampaikan saja dg jujur, bahwa untungnya tdk byk..
Atau kalo mau lebih terbuka sebut saja modalnya brp, marginnya brp. Boleh kok.
๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง
๐น *Closing Statement :*
“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?” Para sahabat menjawab,”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.” Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”. (HR. MUSLIM)
Wassalamualaikum๐๐
〰〰〰〰〰〰➰
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
๐๐น
Komentar
Posting Komentar