Rindu Muhammad

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’
๐Ÿ’Notulen kajian *Telaga Surga*๐Ÿ’

ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ..


 ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุช

Rindu itu curang,
Selalu bertambah dan enggan berkurang.
Tak kan prnah habis kata untuk menggabarkan keindahanmu..
Meski hari-hariku tak pernah luput dari menyebut namamu, bersalawat padamu namun rindu itu enggan diurai. Berharap bersamamu di surgaNya kelak..

๐Ÿ—“ *: Selasa, 04 April 2017*
⏰ *: 19:30-selesai*
๐Ÿ“š *:  Rindu Muhammad*
๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *: Ustadz Undang Suherlan*
๐ŸŽ™ *: mb Haifa*
✍๐Ÿป *: mb Rania*


๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ
๐Ÿ’ MUQADDIMAH ๐Ÿ’
 *ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆ ุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆ ุจุฑูƒุงุชู‡*
 *ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…ู† ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ُ*

 *ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡*
*ู†َุญْู…َุฏُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุนِูŠْู†ُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุบْูِุฑُู‡ْ ูˆَู†َุนُูˆุฐُ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู†ْ ุดُุฑُูˆْุฑِ ุฃَู†ْูُุณِู†َุง ูˆَู…ِู†ْ ุณَูŠِّุฆَุงุชِ ุฃَุนْู…َุงู„ِู†َุง، ู…َู†ْ ูŠَู‡ْุฏِู‡ِ ุงู„ู„ู‡ُ ูَู„ุงَ ู…ُุถِู„َّ ู„َู‡ُ ูˆَู…َู†ْ ูŠُุถْู„ِู„ْ ูَู„ุงَ ู‡َุงุฏِูŠَ ู„َู‡ُ. ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ...*

*ุงู… ุจุนุฏ*.
Senang rasanya ana bisa silaturahim di sini walaupun di mihrab maya melalui media WhatsAap dengan saudaraku semua para pencinta quran...

dalam rangka saling belajar tentang...
Tentang apa ya ?๐Ÿค”
*Rindu Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam*

๐Ÿ”˜ Materi Kajian ๐Ÿ”˜

Rasulullah SAW bersabda : Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain, berakhlak mulia, mempelajari Al Quran dan mengajarkannya, serta orang yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya.
Tiap kekasih pasti merindukan perjumpaan dengan kekasihnya.
Itulah tanda cinta yang tertanam dalam jiwa.
Bahkan, tidak ada seorang kekasih yang ingin berpisah
dengan kekasihnya, walau sekejap.
Cintalah yang membuat Mu’adz bin Jabal, tak kuasa mengayunkan langkahnya, saat mendengar Nabi saw menuturkan perjumpaannya yang terakhir dengannya, ketika hendak melepasnya ke Yaman.
Saat itu Mu’adz sudah naik di atas punggung tunggannya
Nabi berjalan kaki di bawah Mu’adz.
Baginda saw. bertutur kepadanya

“Sesungguhnya Engkau, wahai Mu’adz, boleh jadi tidak akan bertemu denganku lagi setelah tahun ini. Maka, datangilah kubur dan masjidku.”
Seolah langit hendak runtuh.
Badannya terasa lemas. Kakinya pun sulit digerakkan. Karena tidak sanggup berpisah dengan kekasihnya, Muhammad saw.
Air mata pun berderai membasahi kedua pipi Mu’adz.
Ketakutan bukan hanya berpisah di dunia, tetapi juga di akhirat.
Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Engkau lebih aku cintai, ketimbang diriku, keluargaku dan anakku. Sungguh, jika aku berada di rumah, aku selalu mengingatmu, dan tidak sabar rasanya hingga aku bertemu denganmu, dan melihatmu. Jika aku ingat mati, dan Engkau juga wafat, aku tahu bahwa Engkau pasti masuk surga, dan diangkat derajatmu bersama para Nabi. Sementara aku, jika pun aku masuk surga, aku khawatir tidak lagi melihatmu.
Nabi saw pun tidak menjawab sepatah kata pun, hingga Malaikat Jibril menurunkan ayat:


ูˆَู…َู† ูŠُุทِุนِ ุงู„ู„ู€ู‡َ ูˆَุงู„ุฑَุณูˆู„َ ูَุฃُูˆู„َุฆِูƒَ ู…َุนَ ุงู„َّุฐูŠู†َ ุฃَู†ุนَู…َ ุงู„ู„ู€ู‡ُ ุนَู„َูŠู‡ِู… ู…ِّู†َ ุงู„ู†َุจูŠูŠู†َ

“Siapa saja yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka mereka akan bersama-sama orang-orang yang mendapatkan nikmat dari Allah, yaitu para Nabi.”
(Q.s. an-Nisa’ : 69)
๐ŸŒด๐ŸŒด๐ŸŒด

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzรขb: 56)
๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•
Ada sebuah kisah
Suatu ketika berkumpullah Rasulullah bersama sahabat-sahabatnya yang mulia.
Di sana hadir pula sahabat paling setia, Abu Bakar ash-Shiddiq.
Kemudian terucap dari mulut baginda yang sangat mulia:
“Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku).”
Suasana di majelis itu hening sejenak.
Semua yang hadir diam seolah sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi sayidina Abu Bakar, itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihinya melontarkan pengakuan demikian.
“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku.”

Suara Rasulullah bernada rendah.
“Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah,”

kata seorang sahabat yang lain pula.
Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum.
Kemudian Baginda bersabda,
“Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.”
(HR. Muslim)
๐ŸŒด๐ŸŒด

Lihatlah betapa kasih dan cinta Rasul untuk umatnya.
Walaupun Rasulullah tidak pernah bertemu dengan kita
namun cinta dan kasihnya kepada kita tidak pernah pudar.
Renungkanlah saudariku!
Rasulullah merindui umatnya yang belum pernah beliau lihat.
Beliau ungkapkan cinta beliau itu kepada sahabat-sahabatnya. Akankah kita tidak senang dengan ungkapan rindu dan kasih beliau ini?
Lalu bagaimana dengan kita sendiri. Sudahkah kita menjadi saudara-saudara Rasulullah?
Akankah kita biarkan cinta dan kerinduan itu bertepuk sebelah tangan
tidak memperoleh sambutan yang layak dari kita?
Malu rasanya jika kita membandingkan kecintaan kita kepada Rasul dengan kecintaan Rasul kepada kita, umatnya.
Bahkan untuk kita, beliau rindukan syafaat penyelamat di akhirat kelak.
Doa paling mustajabnya beliau simpan untuk umatnya di hari yang paling sulit dan menggetarkan nanti.
๐ŸŒด๐ŸŒด
Ana Kisahkan lagi

Kisah Rasulullah

semoga dapat menambah cinta kita kepada baginda Rasulullah saw
Allahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayyidina Muhammad๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ
Isyfa'lanaa yaa rasulullah
Dan mungkin jamaah di sini dah sering baca tapi tak apa yak
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa setelah dekat waktu wafatnya, Rasulullah memerintahkan Bilal supaya adzan. Memanggil manusia untuk sholat berjama’ah. Maka berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshor ke Masjid Rasulullah saw.


Setelah selesai sholat dua raka’at yang ringan kemudian beliau naik ke atas mimbar lalu mengucapkan puji dan sanjung kepada Allah swt, dan kemudian beliau membawakan khutbahnya yang sangat berkesan, membuat hati terharu dan menangis mencucurkan air
mata.

Beliau berkata antara lain :
” Sesungguhnya saya ini adalah Nabimu, pemberi nasihat dan da’i yang menyeru manusia ke jalan Allah dengan izin-Nya. Aku ini bagimu
bagaikan saudara yang penyayang dan bapak yang pengasih. Siapa yang merasa teraniaya olehku di antara kamu semua, hendaklah dia bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan qishas kepadaku sebelum ia melakukannya di hari Kiamat nanti”
Sekali dua kali beliau mengulangi kata-katanya itu, dan pada ketiga kalinya barulah berdiri seorang laki-laki bernama ‘Ukasyah Ibnu
Muhsin’. Ia berdiri di hadapan Nabi s.a.w sambil berkata :
“Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu ya Rasullah.

Kalau tidaklah karena engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankannya sesuai dengan permintaanmu. Dulu, aku pernah bersamamu di medan perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka aku pun turun
dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas aku pun mencium paha engkau. Kemudian engkau mengangkat tongkat memukul untamu supaya berjalan cepat, tetapi engkau sebenarnya telah memukul lambung-sampingku; saya tidak tahu apakah itu dengan engkau sengaja atau tidak ya…Rasul Allah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu hendak melecut untamu sendiri ?”
Kemudian Nabi menyuruh Bilal supaya pergi ke rumah Fatimah, ” Supaya Fatimah memberikan kepadaku tongkatku.” kata beliau

Bilal segera ke luar Masjid dengan tangannya diletakkannya di atas kepalanya. Ia heran dan tak habis pikir, “Inilah Rasulullah memberikan
kesempatan mengambil qishas terhadap dirinya!” Diketoknya pintu rumah Fatimah yang menyahut dari dalam : “Siapakah
diluar?”, “Saya datang kepadamu untuk mengambil tongkat Rasullah” jawab Bilal.

” Duhai bilal, apakah yang akan dilakukan ayahku dengan tongkat ini?” tanya Fatimah kepada Bilal.

“Ya Fatimah ! Ayahmu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengambil qishas terhadap dirinya ” Bilal menegaskan.

“Siapakah pula gerangan orang itu yang sampai hati mengqishas Rasulullah ?” tukas Fatimah keheranan. Biarlah hamba saja yang menjadi
ganti untuk dipukul.
Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Tholib sambil berkata. Kali ini lebih garang dari sahabat Abu Bakar : ” Hai Ukasyah! Aku ini sekarang
masih hidup di hadapan Nabi s.a.w. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan qishas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qishaslah aku dengan tangnmu dan deralah aku dengan tangan engkau sendiri!” Ali tampil ke muka. Memberikan punggungnya dan jiwa serta cintanya buat orang yang dicintainya. Subhanallah… ia tak rela sang Rasul disakiti. Ia merelakan berkorban nyawa untuk sang pemimpin.

Nabi pun menahan. ” Allah swt telah tahu kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali !”

Ali surut, bergantianlah kemudian tampil dua kakak beradik, Hasan dan Husein. ” Hai Ukasyah ! Bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, dan qishaslah kami dan itu berarti sama juga dengan mengqishas Rasulullah sendiri !”

Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya itu dengan berkata
“Duduklah kalian berdua, duhai penyejuk mataku!”

Dan akhirnya Nabi berkata : “Hai ‘Ukasyah ! pukullah aku jika engkau berhasrat mengambil qishas!”

“Ya Rasul Allah ! sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak lekat kain di badanku” Kata Ukasyah. kembali suasana
semakin panas dan tegang. Semua orang berpikir, apa maunya si Ukasyah ini. Sudah berniat mencambuk Rasul, ia malah meminta Rasul membuka baju. “Kurang ajar sekali si Ukasyah ini. Apa maunya ini orang…”

Tanpa bicara….
Tanpa kata…
Rasulullah membuka bajunya.
Semua yang hadir menahan napas…
Banyak yang berteriak sambil menangis…
Tak terkecuali…. Termasuk Ukasyah…
Ada yang tertahan di dadanya. Ia segera maju melangkah, melepas cambuknya dan…
Kejadian selanjutnya tatkala ‘Ukasyah melihat putih tubuh Rasulullah dan tanda kenabian di punggungnya, ia segera mendekap tubuh Nabi
sepuas-puasnya sambil berkata : “Tebusanmu adalah Rohku ya Rasulallah, siapakah yang tega sampai hatinya untuk mengambil kesempatan
mengqishas engkau ya Rasul Allah ? Saya sengaja berbuat demikian hanyalah karena berharap agar supaya tubuhku dapat menyentuh tubuh
engkau yang mulia, dan agar supaya Allah swt dengan kehormatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan api neraka”
Akhirnya berkatalah Nabi saw “Ketahuilah wahai para sahabat ! barang siapa yang ingin melihat penduduk surga, maka melihatlah kepada
pribadi laki-laki ini!”

Lantas bangkit berdirilah kaum Muslimin beramai-ramai mencium ‘Ukasyah di antara kedua matanya. Rasa curiga berubah cinta. Buruk sangka berubah bangga. Berkatalah mereka :
“Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah s.a.w di surga kelak!”
Ya Allah.. Demi kemuliaan dan kebesaran Engkau mudahkan jugalah bagi kami mendapatkan syafa’atnya Rasulullah s.a.w di kampung akhirat yang abadi. Amien…
Ya Muhammad Ya Rasulullah

Ada rindu dalam hati ini
Untukmu tiada bisa berhenti
Karena engkau mengayomi hati
Suri tauladan bagi kami
Ya Muhammad Ya Rasulullah


Dari lahirmu telah terbukti
Memancarkan cahaya suci
Berkahkan kehidupan kami
Karena kejahatan gagal terjadi
Ya Muhammad Ya Rasulullah

Dari menyebut namamu sekali
Sudah menyejukkan hati
Apalagi sering dan berulang kali
Sungguh damainya hati ini
Jauh dari sifat sombong iri dan dengki.
Hari hari berlalu
Siang pun telah berganti malam
Berabad-abad sudah berlalu
namun namamu masih melekat di hatiku
tak pernah aku bertemu atau berjumpa denganmu
tak pernah aku melihat langsung dakwahmu.
namun sinar cahaya itu mampu menebus zaman dan ruang
menembus perbedaan di antara seluruh umat manusia.
cahaya itu tak pernah redup sampai akhir zaman. Aamiin
Ya Nabi...
Ya Rasulullah
begitu agung namamu
bergetar hati ini
menangis....
rindu bertemu dengan mu...
rindu pada suri tauladan yang kau berikan....
rindu pada kesederhanaan dan kepedulianmu...
rindu pada kedamaian yang kau ciptakan.
Ya Nabi...
Ya Rasulullah
Betapa indah akhlaqmu
Bagai cahaya keindahan al-Quran.
Rindu kami padamu sepanjang waktu
Engkaulah cermin bagi hidup kami
Engkaulah petunjuk perjalanan kami
Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam
Ya Nabi...
Ya Rasulullah
Betapa suci akhlaqmu
Bagai cahaya kesucian al-Quran.

Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Berani tapi pemaaf
Kuat namun lemah lembut
Cerdas pintar walau tak bergelar
Tawadhu bukan hanya penampilan
Khusyu diselingi canda bermakna
Akhirat utama dunia tak dilupa
Kaya dihias zuhud kalbu
Sangat cinta sekaligus takut pada-Nya.
Tegas diantara toleransi
Satria …. Juga penyantun
Tampan …. Tetap terjaga
Jujur … tak pernah menipu
Al-Qur’an …. Itulah akhlaqmu

Wahai ya Rasulullah
Duhai Allah....
Semoga Engkau bangkitkan kami dalam barisan…
Yang sama bersama Rasul kami…


Yaa Habibi Yaa Rasulullah…
Dari yang merindukanmu…

“Yaa siin...

Demi Al Quran yang penuh hikmah

Sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul

(yang berada) di atas jalan yang lurus

(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang”
“Allahumma shalli ‘alaa Nabiyinaa Muhammad wa’alaa aalihi wa shahbihi wa sallim”
Wassalamu’alaikm wa rahmatullahi wa barakaatuh.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
✍๐Ÿป Sesi tanya jawab✍๐Ÿป
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
1⃣ ๐ŸขRania
Assalamualaikum pak mantri... Saya mau tanya stadz.. Ada yang bilang katanya kalau baca hadits.. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda.. Kita harus bershalawat kepadanya saat itu.. Nah untuk kita yang sedang menghafalkan hadits terpotong membaca shalawat di dalam hati.. Bisa membuat kita lupa sedang membaca hadits yang mana. Lantas apakah boleh kita membaca shalawat di dalam hati tersebut sesudah kita menyelesaikan hadits itu ustadz??
Jazaakallahu khayran atas penjelasannya๐Ÿ™๐Ÿป

๐Ÿข

Jawaban ;
✍๐Ÿฝ✍๐Ÿฝ

Mba Rania Sholeha...

Mungkin banyak yang tidak tau ketika mendengar Nama Nabi Muhammad disebutkan oleh orang lain, mereka tidak mengucapkan shalawat.
Alasannya mungkin tidak tau, Atau Tidak mendengar

diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah R.A, beliau berkata Rasulullah SAW mengatakan;“ Orang yang kikir (engken/pelit ) adalah orang yang disebutkan namaku dihadapannya maka dia tidak bersalawat kepadaku.”

Banyak hadist-hadist yang lain juga memerintahkan untuk bershalawat ketika mendengar Nama Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW bersabda;"Sungguh rendah dan hina orang yang mendengar namaku disebut tetapi tidak mengucapkan shalawat kepadaku.". (H.R. Imam Tirmidzi)

Nabi SAW bersabda; "Siapa yang mendengar namaku disebut lalu ia tidak membaca shalawat untukku, maka ia akan salah jalan menuju surga". (yakni akan tersesat dari jalan surga),(H.R Imam At-Thabarani)

Masih banyak lagi hadist-hadist yang memerintahkan kita untuk bershalawat ketika mendengar Nama Beliau disebutkan.

Nah Alhamdulillah kita sudah tau kan, jadi mari biasakan diri kita dan beritahukan kepada orang lain yang belum mengetahui, untuk mengucapkan shalawat ketika mendengar Nama Beliau disebutkan, ucapannya

shalawat nya itu banyak macamnya,
Silahkan mau pilih yang mana bisa
Allahumma shalli wa sallim ‘alaih, Allahumma shalli wa sallim ‘ala Muhammad, dan Allahumma shalli wa sallim wa baarik alaih.

konteks nya kita bersholawat ketika *mendengar* ada orang yang mengucapkan nama Rasulullah
Ketika kita lagi murojaah hadits konteks nya berbeda tak baca pun tak masalah karena kita yang mengucapkan bukan yang mendengarkan

Wallahu a'lam

2⃣ ๐ŸขTri kartika
Mau tanya ust. Kenapa hanya nabi Muhammad yg bergelar SAW. Dan bgm cara supaya mendapat syafaat Rasulullah saw ust

๐Ÿข
Jawaban:
✍๐Ÿฝ✍๐Ÿฝ

Shallallahu `alaihi Wa Sallam Artinya adalah semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya.

'Alaihi Salam Artinya: semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya(para nabi)

'Alaihi Salam juga di sematkan kepada para malaikat Allah..

Sebenarnya secara arti tidak terlalu berbeda, cuma untuk Nabi Muhammad ditambah "bonus" sholawat saja.

Begitu indah dan mulianya islam sehinggakan demikian "detail" itupun umat Islam diajari dan dicontohkan dengan Jelas,dan kemudian dipelihara dan
abadikan oleh para sahabat, sehingga tidak "membuka peluang" bagi terjadi nya pertentangan.
Padahal itu sunnah apalagi yang wajib pastinya lebih terperinci uraian penjelasan dan yang di contohkan Rasul dan para sahabat..
semuga tetap terpelihara seperti awalnya.

ู„ุง ุชَุฌْุนَู„ُูˆุง ุฏُุนَุงุกَ ุงู„ุฑَّุณُูˆู„ِ ุจَูŠْู†َูƒُู…ْ ูƒَุฏُุนَุงุกِ ุจَุนْุถِูƒُู…ْ ุจَุนْุถًุง ู‚َุฏْ ูŠَุนْู„َู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุชَุณَู„َّู„ُูˆู†َ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ู„ِูˆَุงุฐًุง ูَู„ْูŠَุญْุฐَุฑِ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُุฎَุงู„ِูُูˆู†َ ุนَู†ْ ุฃَู…ْุฑِู‡ِ ุฃَู†ْ ุชُุตِูŠุจَู‡ُู…ْ ูِุชْู†َุฉٌ ุฃَูˆْ ูŠُุตِูŠุจَู‡ُู…ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุฃَู„ِูŠู…ٌ

Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih..
(Qs.An Nuur (24)-Ayat 63)

Panggilan Shallallahu `alaihi Wa Sallam,sebuah lafaz yang disunnahkan kepada kita untuk mengucapkannya ketika mendengar atau menyebut nama Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam. Perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam merupakan perintah dari Al-Quran yaitu

ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَู…َู„ุงุฆِูƒَุชَู‡ُ ูŠُุตَู„ُّูˆู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุตَู„ُّูˆุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ُูˆุง ุชَุณْู„ِูŠู…ًุง

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya..
[Al Ahzab (33): 56]

Anjuran bershalawat ketika nama beliau disebut. Diantaranya:

Riwayat dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam [yang] bersabda: “Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bershalawat untukku.” [H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]

Adapun Alaihi Salam yang dinisbatkan pada Rasul-rasul lainnya, berlandaskan pada perintah:

ูˆَุณَู„ุงู…ٌ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…ُุฑْุณَู„ِูŠู†َ

Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.(QS. Ash-Shaffaat : 181)


PERHATIKAN..!!! perbedaannya, dimana para rasul dipanggil dengan salam (saja), sementara Rasulullah Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam dipanggil dengan shalawat (dan salam).

wallahu’alam

3⃣ ๐Ÿ™‹Arita
๐ŸŒทTanya : Adakah shalawat yang paling utama? atau paling disukai Rosululloh SAW

๐Ÿข
Jawaban:
✍๐Ÿฝ✍๐Ÿฝ

Bacaan shalawat nabi Muhammad SAW yang benar sesuai Sunnah
Di ambil dari muslim.or.id dan rumaysho.com.

Mengucapkan shalawat kepada nabi Muhammad SAW merupakan sunnah yang diajarkan oleh beliau dan merupakan perintah langsung dari Alloh.

Jangan sampai kita lupa untuk melakukan amalan ini karena faedah atau keutamaannya sangatlah besar. Saat bekerja dan berkendara dengan mengharapkan ridho Alloh SWT kita bisa bershalawat kepada nabi. Semoga setiap langkah kita selalu mendapatkan petunjuk dan rahmat darinya.

bagaimana shalawat yang benar. Dari rumaysho.com bacaan sholawat nabi yang benar adalah sebagai berikut:

Dari Zaid bin Abdullah berkata bahwa sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,

*ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุงู„ุฃُู…ِّูŠِّ*

 *“Allahumma sholli ‘ala Muhammad in nabiyyil ummiyyi*.

_Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi_”
(Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 60. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa hadits ini shohih)


Dari Ka’ab bin ‘Ujroh, beliau mengatakan,

“Wahai Rasulullah, kami sudah mengetahu bagaimana kami mengucapkan salam padamu. Lalu bagaimana kami bershalawat padamu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ucapkanlah :

*ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตّู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠْู…َ ุงِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠْุฏٌ ู…َุฌِูŠْุฏٌ*

 *“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid”*

_Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia_
(Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 56. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa sanad hadits ini shohih)


Dalam riwayat Bukhari no. 3370 terdapat lafazh shalawat sebagai berikut,

*ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ، ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ، ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ุนَู„َู‰ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ، ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ، ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ، ูƒَู…َุง ุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ، ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ، ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ*

*“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.”*

 _Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia_


Bacaan shalawat kita akan sampai kepada Rosululloh dan akan dibalas oleh beliau


Demikian bacaan shalawat nabi Muhammad SAW sesuai dengan bacaan yang dilakukan oleh sahabat rosululloh.
Hendaknya kita bersholawat yang telah diajarkan oleh Nabi seperti bacaan di atas. Jangan sampai kita mengamalkan bacaan shalawat nabi namun tidak ada dasarnya atau bukan berasal dari Rosululloh.

Wallahu a'lam

4⃣ ๐Ÿ™‹๐ŸปMei mau tanya ustad
Tips2 apa sajakah supaya kita bisa mencintai rasululluh dg sebenar2 cinta..

saya ngerasa seperti sering mengeluarkan air mata buaya/cinta palsu karna setiap saya mendengar/membaca cerita ttg rasulullah saya meneteskan air mata tapi..saya pun blum menjalankan semua yg di perintahkan beliau..

๐Ÿข
Jawaban:
✍๐Ÿฝ✍๐Ÿฝ

Sudah Menjadi suatu kewajiban bagi setiap Muslim untuk mencintai Rasulullah SAW, melebihi cintanya kepada semua makhluk. Bahkan, mencintai Rasulullah SAW merupakan ushul iman (pokok keimanan) yang hal ini bergandengan erat dengan cinta kepada Allah SAW. Allah SAW telah menjelaskan dalam satu ayat dengan menyertakan sebuah ancaman bagi mereka yakni orang-orang yang lebih mengutamakan kecintaannya kepada kerabat, harta, Negara serta hal lainnya daripada cintanya kepada keduanya (yakni Allah SWT dan Rasulullah SAW).

Rasulullah SAW juga bersabda ;
“ Tidak beriman (dengan sempurna) salah seorang dari kalian, sampai aku (rasulullah SAW) lebih ia cintai daripada orangtuanya, anak-anaknya, serta manusia seluruhnya “
(HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, wajib bagi kita sebagai Muslim untuk mendahulukan dan mengutamakan kecintaan kita kepada Allah dan Rasulnya atas kecintaan kepada diri sendiri, anak, kerabat, keluarga, harta, dan tempat tinggal serta segala sesuatu yang sangat dicintai manusia.

Mencintai dan mengagungkan Rasulullah SAW yang sebenarnya (secara benar) adalah dengan cara meneladani segala petunjuk dan sunnah Rasulullah SAW, dengan berusaha untuk mempelajari serta mengamalkannya dengan baik.

Mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah SAW itu bukanlah dengan cara melakukan perbuatan-perbuatan bid’ah dengan mengatasnamakan cinta kepada Rasulullah SAW, atau memuji dan mensifati Rasulullah SAW secara berlebihan, misalnya seperti menempatkan kedudukan yang Allah SWT tentukan untuknya.

Yang Pertama

Hendaknya kita selalu ingat bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik dan paling berjasa kepada kita, bahkan melebihi orang tua kita sendiri. Beliaulah yang mengeluarkan kita dari zaman kegelapan menuju cahaya (terang bernderang), yang menyampaikan agama serta kebaikan kepada kita, dan memperingatkan kita dari kemungkaran. Kalau bukan karena rahmat Allah SWT yang telah mengutus beliau Rasulullah SAW, tentu kita sudah hidup tenggelam dalam kesesatan.

Yang Kedua
Merenungi perjalanan hidup Rasulullah SAW, jihad, kesabarannya, serta yang Rasulullah SAW korbankan demi tegaknya agama ini, dan dalam menyebarkan tauhid serta memadamkan syirik. Sungguh hal tersebut sesuatu upaya yang tidak bisa dijangkau oleh siapa pun.

Yang Ketiga
Merenungi keagungan akhlak Rasulullah SAW, sifat, dan sikapnya yang sangat sempurna. Beliau rendah hati kepada kaum Mukminin dan sangat keras terhadap orang-orang yang munafik dan musyrik. Beliau juga pemberani, dermawan, dan penyayang. Sebagaimana firman Allah SWT ;
“ Sungguh sudah terdapat pada (diri) Rasulullah SAW itu suri teladan yang sangat baik bagi engkau “
(QS. Al-Ahzab ; 21)

Yang Keempat

Dengan mengetahui kedudukan beliau di sisi Allah SWT. Beliau merupakan orang yang paling mulia di antara segenap umat manusia, beliau adalah penutup para Nabi, yang sangat diistimewakan pada hari kiamat kelak, atas seluruh Nabi untuk memberikan syafa’at uzhma (agung), yang memiliki kedudukan terpuji (maqam mahmud), orang yang pertama kalo membuka pintu surge dan berbagai keutamaan Rasulullah SAW lainnya.


Amalkanlah sunnah-sunnah beliau

Azzam kan dalam hati

Rasulullah bersabda,
“Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.”
(HR. Muslim)

Lihatlah betapa kasih dan cinta Rasul untuk umatnya. Walaupun Rasulullah tidak pernah bertemu dengan kita namun cinta dan kasihnya kepada kita tidak pernah pudar.

Renungkanlah
Rasulullah merindui umatnya yang belum pernah beliau lihat.
Beliau ungkapkan cinta beliau itu kepada sahabat-sahabatnya. Akankah kita tidak senang dengan ungkapan rindu dan kasih beliau ini?
Akankah kita biarkan cinta dan kerinduan itu bertepuk sebelah tangan tidak memperoleh sambutan yang layak dari kita?
Malu rasanya jika kita membandingkan kecintaan kita kepada Rasul dengan kecintaan Rasul kepada kita, umatnya.
Bahkan untuk kita, beliau rindukan syafaat penyelamat di akhirat kelak. Doa paling mustajabnya beliau simpan untuk umatnya di hari yang paling sulit dan menggetarkan nanti.

Wallahu a'lam
๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thibbun Nabawi

8 Ciri-Ciri Ayah Yang Hebat

Qowiyul Azam