Meniti Hari Menuju Kehidupan Tak Bertepi

✍🏼 *NOTULENSI KAJIAN ONLINE*πŸ“Ώ
*GROUP TELAGA SURGA*
πŸ—“ :  Kamis, 28 September 2017
⏰ : 19.30 wib sd selesai

πŸ“š *MENITI HARI MENUJU KEHIDUPAN TAK BERTEPI *
_πŸ‘°πŸ» : Ustadzah Rochma Yulika


πŸ’ž *Materi :* πŸ’ž
Meniti Hari Menuju Kehidupan yang Tiada Bertepi                                                                                                                       oleh: Rochma Yulika
Sahabat Surgaku...
Kita lihat nisan yang berjajar...
Tidakkah membuat hati ini bergetar.
 Sejenak saya jadi ingat syair nasyid Raihan berjudul Demi Masa
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal shalih
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasihat kepada kebenaran dan kesabaran
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
Perjalanan kita sedang melaju menuju sebuah alam yang kita enggan untuk memikirkannya

Kita takut....
Takut ya Allah....
Takut dimana suatu hari kelak kita akan berpisah dengan keluarga l
Kita, sanak kerabat juga handai taulan
Inspirasi lagu tersebut berasal dari hadis yang diriwayatkan Imam Hakim dalam kitab al-Mustadrak. Hadis Nabi itu maksudnya supaya kita mempergunakan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya, sebelum hilangnya kesempatan tersebut.
Bayangkan....
Bila kita harus tertimbun di dalam lubang ini

Bayangkan
Bayangkan

Siapkah kalian????
Aku pun merinding ..
Menitik air mata...
Tak ada bekal yang aku persiapkan
Aku sibuk dengan duniaku
Aku sibuk dengan segala yang menjebak kehidupanku....

Bahkan aku lebih sibuk mencari kesalahan orang, menilai orang, tapi aku lupaaa
Aku
Lupaaaa
Dengan dosaku
Dengan aibku

Dan dengan bekalku yang tak seberapa
“Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu”. Memang bukan muda atau tua yang menjadi ukuran kesuksesan. Muda dan tua juga bukan segalanya, yang penting justru ketika masa muda hendaklah dipergunakan sebaik-baiknya untuk mencapai kebaikan, kesuksesan, karena biasanya di masa mudalah kita mempunyai ambisi, keinginan dan cita-cita yang ingin kita raih. Akan tetapi, juga bukan berarti masa tua menghalangi kita untuk tetap berusaha mencapai keinginan kita. Hanya saja, usaha masa tua akan berbeda halnya dengan usaha saat kita masih muda.
Mana
Mana buktinya yang telah bahwa kita telah mengisi masa muda??

Kita asyik berpangku tangan.
Becanda tak karuan.
Bahkan berbicara tak ada tata aturan
Mana ayunan langkah di medan dakwah
Mana suara lantang sampekan kebenaran

Tak ada
Kosong belaka

Yang ada sibuk mencaci saudara
Mencari kelemahan orang lain


Mana karya kalian??

Sudah mengukir sejarah?
Sudah merasa lelah berjuang di jalan dakwah?

Atau hanya bertopang dagu dan memanjangkan angan belaka
“Pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu”. Harga sebuah waktu sangat penting, termasuk di dalamnya adalah mengelola waktu luang. Misalnya, menengok saudara ketika ada kesempatan sebelum kesibukan menghampiri kita, hingga tidak sempat lagi untuk sekadar mengunjungi kerabat.
“Pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu”. Segala kemungkinan yang sifatnya diluar prediksi manusia, bisa terjadi. Sakit misalnya, baik sakit jasmani maupun sakit ruhani. Melakukan segala aktivitas ketika sehat jauh lebih banyak dan lebih optimal jika dibandingkan dengan beraktifitas disaat kita sakit. Maka ketika kita sehat jasmani-ruhani, hendaknya kita senantiasa mempergukannya untuk hal-hal yang bermanfaat tanpa mengulur-ngulur waktu.
“Pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu”. Begitu pun ketika kita sedang memiliki harta atau kekayaan. Maka hendaknya kita memanfaatkannya sebaik-baiknya, jangan menghambur-hamburkan.
“Pergunakan hidupmu sebelum datang matimu”. Ketika kita diberi kehidupan maka hidup yang diberikan pada kita itu sebenarnya merupakan kesempatan yang tiada duanya. Karena kesempatan hidup tidak akan datang untuk kedua kalinya. Kehidupan harus dijalani sesuai tuntutan kemaslahatannya.
Manusia sangat senang menunda -nunda perbuatan baik. Lebih suka bersantai-santai daripada serius, lebih suka istirahat berleha-leha daripada bekerja. Inilah ciri-ciri orang yang senang pada kesia-siaan.
Ada pernyataan sangat ironis yang pernah terlontar dari seseorang Muslim, *“Bila masih bisa besok, kenapa harus sekarang?”* Kita berlindung dari segala hal yang membuat kita mempunyai keinginan untuk menunda suatu pekerjaan. Terlebih niat baik untuk mengubah diri menjadi insan yang berkepribadian.
Yang sering kita dengar di sekitar kita kalimat-kalimat yang diselimuti kemalasan dan pengerasan jiwa. “Ntar, ah,” kalimat itu sangat biasa kita dengar. Kadang kita sendiri yang kala terlena oleh kegiatan yang melenakan sementara harus melakukan hal yang lain. Orang bilang lagi PW alias posisi wuueeenaak. Sudah tabiat kita. Apalagi mengulur waktu shalat, pun, “ntar lagi tanggung,” begitu saja keluar.
Satu hal yang harus ditanamkan dalam diri kita; berlomba dalam kebaikan. Hidup adalah kompetisi yang tabiat kehidupan yang tak terelakkan. Dalam kompetisi yang sportif siapa pun yang menang menandakan kualitas diri yang mumpuni. Spirit kompetisi inilah yang membuat manusia hidup lebih hidup dan merasakan berjuta warna dalam hidup ini.

Kehidupan manusia yang penuh liku-liku kadang tak mampu terdeteksi sejak dini. Tiba-tiba saja muncul penyakit kronis yang menggerogoti hati manusia yang lemah tak berdaya.
Imam Hasan Basri menasihati, “Waspadalah kamu dari menunda pekerjaan, karena kamu berada pada hari ini bukan pada esok hari, kalau esok menjadi milikmu, maka jadilah kamu seperti hari ini, kalau esok tidak menjadi milikmu, niscaya kamu tidak akan menyesali apa yang telah berlalu darimu.”
Meniti hari itu menjalani kehidupan dengan penuh makna

Meniti hati berarti menjaga kewaspadan atas nafsu yang merusak.

Meniti hari tak ubahnya merenda asa tuk gapai mulia di akhirat sana.
Meski terlalu mudah bagi Allah untuk mengulang segalanya. Tapi kesempatan selalu tidak datang untuk dua kali. Maka bagi seorang Muslimah yang tangguh, ia selalu men-deadline kehidupannya. Selalu memosisikan segalanya sebagai momentum terakhir.
Deadline Your life
Sudahkah kita merenungkan tentang akhir kehidupan ini. Tanyakan pada hati kecil kita dengan jujur dan penuh ketulusan, seberapa besar tenaga dan waktu kita telah kita manfaatkan untuk mempersiapkan kematian? Seberapa sering kita menebar kebaikan? Dan seberapa  kita memperbanyak kita melakukan segala amalan? Hanya diri kita yang mampu menjawab. Tak dipungkiri jika kenyataannya kita masih sedikit dalam mengingat akhir kehidupan kita sendiri. Kita lupa lantaran kesibukan segudang. Kita lalai karena pesona dunia yang menggiurkan.
Pernahkah kita bertanya-tanya, kapan saat ajal kita? Kapan akhir usia kita? Sangat jarang atau mungkin ada yang tabu untuk berbicara tentang kematian. Kita terlalu disibukkan dengan urusan duniawi kita. Kita disibukkan dengan urusan pribadi kita. Urusan mengejar materi. Bahkan kita terjebak dengan fenomena hedonisme yang menggejala. Mereka sangat mencintai dunia dan tak pernah merasa segalanya kan berakhir. Bila mungkin sampai akhirnya ada sanak keluarga yang meninggal, mereka sangat menyederhanakan tentang arti kematian. Kematian bagi mereka hanya sekadar berakhirnya kehidupan. Hanya berpindah tempat dari alam dunia ke alam kubur. Mereka tak berpikir akan ada peristiwa apa yang terjadi setelah semua orang meninggalkan nisan.
Bacalah kalam-Nya, pelajari Sunnah Rasul kita, hingga kita bisa hati-hati dalam setiap langkah. Sejenak kita ingat Q.s. al-Anbiya [21]: 1, “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berda dalam kelalaian lagi berpaling (darinya).” Begitu juga dalam firman Allah dalam Q.s. Ibrahim [14]: 44, “Dan berikanlah peringatan kepada menusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim, ‘Ya Tuhan kami tangguhkan kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul....”
Bila senja datang belum tentu kit berjumpa pagi

Bila pagi menjelang belum tentu berjumpa dengan senja hari
Terlalu percaya dirikah kita bahwa besok kita bisa melihat indahnya mentari??
 Tidak
Tidak
Sama sekali tidak

Tak ada jaminan dari siapa pun bahwa kita besok bisa melihat sinar matahari
Apa yang bisa kita sombongkan?????
Kepandaian
Harta
Eksistensi
Kecantikan

Tak ada yang bisa kita banggakan
Krn bukan itu modal menuju kehidupan yang kekal
Bersiaplah.

Setiap orang akan berakhir kisah hidupnya bila ajal tiba.

Dalam keadaan apa pun bila Allah berkehendak seketika itu nyawa kita akan melayang.

Tak hanya dalam keadaan sakit, sedetik kehadapan hanya sekadar harapan.

Apakah nyawa akan tetap di kandung badan??


Wallahu a’lam bish-shawab.
begitula yang bisa saya sampekan dari seorang manusia yang fakir ilmu... yang hanya bs merangkai kata.... dan tak lebih dari semua yg hadir disini tentunya lebih hebat dan kuar biasa
Ψ£َΩ‚ُوْΩ„ُ Ω‚َوْΩ„ِيْ Ω‡َΨ°َΨ§ وَΨ£َΨ³ْΨͺَΨΊْفِΨ±ُوْΨ§ Ψ§Ω„Ω„Ω‡َ Ω„ِيْ وَΩ„َΩƒُΩ…ْ - ΩˆΨ§Ω„Ψ³Ω„Ψ§Ω… ΨΉΩ„ΩŠΩƒΩ… ΩˆΨ±Ψ­Ω…Ψ© Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΩˆΨ¨Ψ±ΩƒΨ§ΨͺΩ‡
 cukup sekian dan terima kasih

πŸ’ž *Tanya Jawab :* πŸ’ž
1. ERNY
  izin bertanya ya bunda Rochma syg🌷
1.nah bunda jika orang lain sibuk dengan menilai dan membicarakan kita bagaimana sebaiknya kita?

2.bagaimana menghindari dari teman yag berkumpul suka mengurusi urusan orang lain bunda Rochma?

πŸ’•Jawaban
no 1. dinilai orang abaikan. ibarat anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. abaikan bisikan2 negatif yang akan merusak hati kita. bersabar dan ridla itu puncaknya Iman. dosa kita kurang. Allah tak pernah tidur. jangan kita ikut terbawa untuk gaya2 seperti itu. tanda orang ga berilmu itu sibuk nilai orang lupa menilai diri. kan umar b khatab bilang orang crdas ingat mati. org macam tuh lupa bhwa tak ada jaminan hdp bahkan sederik kedepan pun. lupakanlah... ridla lah atas sikap mereka. sakit dikit mah gpp biar ktjg introspeksi diri
Gimna nih mi...nyikapi orang yg sering membicarakn keburukan kita..😭😭😭 sedgkn kita tak pernh membicarakn keburuknnya..justru yg dilakukan ialah kita selalu menutupi aib2 org tersebut..dan lbih seneng mbicarakn kebaiknnya..😭😭😭 tapi ya sudahlah..

no 2. Nah ini bisa sampe pada Tajasus. bahaya nih org2 macam itu. ngomongin orang. padahal ada dalil kan kalo spt itu seolah makan bangkai saudara sendiri. jauhi. jika bs ingatkan jk susah tinggalkan. ngomong org lain bener aja ghibah apalagi salah namanya pitenah
intinya sama dg jwbn no 1 ya
olah hal negatif selayaknya sampah organik
hmm bermanfaat jd sumber energi kan
Sama halnya kit beri kebaikan sm orang bebal justru akan balik menghabisi kita

2. bun Anis
Bunda, bolehkah kita takut mati krn blm siap dg amalan kita sendiri yg msh jauh dr kata baik dan takut anak2 gak ada yg urus?

Krn kmrn waktu sakit sy pernah berdoa minta diberikan kesehatan&umur panjang
Trus kata temen sy ngapain di dunia lama2, gak usah mikir umur panjang kl udh waktunya mati ya mati aja 😭😭😭

πŸ’•Jawaban
Boleh sekali
Doa dan doa... krn doa yang akan menjauhkan kita dr musibah
Sy pun berdoa

3. Dina
 Nanya : Di saat mencoba berbuat kebaikan tapi ditentang sm orang terdekat. Terutama yg lbh tua. Apa yg hrs sy lakukan atau nasihatin apa ke beliau2 yg kontra?

πŸ’•Jawaban
Nasihat itu ...
Dengan hikmah dan lisan
Namun terkadang tidak bs dg lisan tp bil hall
Dengan sikap serta keteladanan.
Mulut tak perlu berucap tapu tunjukkan dg sikap

πŸ’ž *Cloosing statement :* πŸ’ž
Sahabat Surgaku....
Mari kita mengawali hari dengan perbaikan diri
Kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia
Maka...
Jangan pernah terlena oleh tipu dunia....

Segera bergegas agar menjadi pribadi yang pantas
Ketika harus berada di padang mahsyar yang luas

〰〰〰〰〰〰πŸ¦‹
🎀 : Sholcan *Haifa Syaqi*
✍🏼 : Sholcan *Arhetta N. Hanief*

🌹🐝

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG : Telaga Surga
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
πŸ’žπŸ’ž


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thibbun Nabawi

8 Ciri-Ciri Ayah Yang Hebat

Qowiyul Azam