Husnudhon, Jiwa Tangguh Pribadi Mulia
✍πΌ *NOTULENSI KAJIAN ONLINE*πΏ
*GROUP TELAGA SURGA*
π : Sabtu, 20 Mei 2017
⏰ : 19.30 wib sd selesai
π *"Husnudzon, Jiwa Tangguh Pribadi Mulia"*
_π°π» : Ustadzah Irnawati_
π€ : Sholcan Haifa
✍πΌ : Sholcan Suarni
π *Materi :* π
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuuh
Selamat malam Sahabat TS yang semoga di rahmati Allaah
Alhamdulillah.. masing2 kita telah menunaikan hak, memberi dan menjawab salam
baiklah
malam ini kita bertemu lagi diwaktu serta gelombang yang sama bersama penyiar anda
#kok malah jadi siaran yaaπ π π
Sahabat TS yg saya cintai karna Allaah... sebentuk judul tema yg telah kita baca diatas adalah gambaran tentang Indahnya berhusnudzon , dan malam ini kita akan coba diskusi tentang husnudzon kepada ilahi sang Penguasa Alam Semesta.
Kita buka pertemuan dengan sebuah hadits : Allah Ta’ala berfirman, “Aku sesuai sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya, jika dia mengingat-Ku.” (HR. Bukhari 7405 & Muslim 6981)
Sahabat Telaga Surga Yang Di Rahmati Allaah Azza Wajalla
Pikiran manusia yang dibatasi ruang dan waktu kadang salah dalam menerka yang tampak nyata. Allaah Azza Wajalla yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata saja yang tahu apa yang terbaik bagi hambaNya. Seorang hamba yang merasa dekat dengan Allah harus tetap berbaik sangka kepadaNya. Karena semua taqdirnya baik untuk hanya bagaimana ia menyikapinya. Bila nikmat Allaah Azza Wajalla ia sambut dengan rasa syukur maka pahala baginya.
Bahkan jika musibah datang tiba tiba namun bersabar menjalaninya maka itupun menjadi ladang kebaikan dan pahala baginya. Husnuzdon kepada siapapun apalagi kepada Sang Pencipta tentu banyak manfaatnya. Maka biasakanlah berhusnuzdon terutama kepada orang orang yang sedang menikmati kedekatannya kepada Allah Allaah Azza Wajalla dengan amal ibadah.
Beragam peristiwa dalam hidup ini yang terkadang menggiring seseorang terjebak dalam kondisi selalu berada dalam perasaan susah, sempit, gagal, tidak dihargai, dikucilkan, ditolak, tidak pantas dan sebagainya. Hakikat semua itu adalah manifestasi dari buruk sangka terhadap Allaah Azza Wajalla.
Orang mukmin yang shalih tidak selayaknya memiliki sifat tersebut, apalagi memeliharanya di dasar hati, karena itu adalah sifat tercela yang sangat dimurkai Allaah Azza Wajalla. Yang harus dimiliki setiap mukmin adalah sifat baik sangka pada Allaah Azza Wajalla dalam segala urusan.
Seorang hamba hendaklah dapat merasakan pemberian Allaah Azza Wajalla sebagai anugrah, maka ia pun harus dapat merasakan cobaan dari Allaah Azza Wajalla itu juga suatu anugerah kasih sayang dari Allaah Azza Wajalla. Manusia sebagai hamba Allaah Azza Wajalla dalam menjalankan hidupnya di dunia ini hendaklah jauh dari prasangka buruk kepada Allaah Azza Wajalla, agar jiwanya tidak risau dan tertimpa penyakit yang dapat menegangkan syaraf. Ia harus berprasangka baik (husnudzan) kepada Maha Pencipta. la harus penuh keyakian bahwa Allah Allaah Azza Wajalla Maha Ada dan Maha Pemelihara. Allaah Azza Wajalla telah membagi rahmat-Nya kepada manusia sesuai dengan rencana Allaah Azza Wajalla.
la harus melihat pemberian Allaah Azza Wajalla dengan mata rohaninya, sehingga mampu merasakan kekayaan rohani yang dimilikinya itu adalah pemberian Allaah Azza Wajalla. Keselamatan, kesehatan, ketenangan, keyakinan iman dan banyak lagi lainnya adalah kekayaan rohani yang sangat mahal harganya. Semua anugerah ini menunjukkan bahwasanya Allah Allaah Azza Wajalla. tidak pernah melupakan hamba-hamba-Nya, apalagi hamba-hamba yang penuh ketaatan kepada-Nya. Hanya para hamba sendirilah yang sedikit sekali bersyukur kepada Allaah Azza Wajalla. Allah Ta’ala tidak pernah melupakan hamba-hamba-Nya, manusialah yang lupa kepada PenciptaNya.
Berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla adalah anggapan kita kepadaNya, bahwa segala sesuatu yang telah kita terima adalah anugerah terbaik dariNya. Allaah Azza Wajalla adalah Maha Penyayang yang kasih sayangNya melebihi kasih sayang ibu kita. Allah Maha Tahu akan bisikan hajat hati nurani kita. Allaah Azza Wajalla Maha Pemberi tanpa harus kita memintaNya. Allaah Azza Wajalla Maha Mendengar keluhan setiap problema hidup kita yang sedang kita hadapi. Allaah Azza Wajalla tidak pernah tidur dari memperhatikan keadaan hidup kita.
Sungguh, berprasangka baik terhadap Allaah Azza Wajalla adalah jalan lurus menuju kedamaian hidup kita, ketenangan jiwa kita, ketentraman batin kita. Karena dengan berbaik sangka, manusia akan terbebas dari gangguan pikiran yang telah membebani jiwanya, mengotori nuraninya, membuat lelah fisiknya.
Prasangka kita adalah cermin dari realita yang akan terjadi di kemudian hari, jika ia baik sangka maka baik pula realita yang akan kita jumpai. Tetapi jika ia buruk sangka, maka buruk pula realita yang akan kita jumpai. Karena Allaah Azza Wajalla akan selalu mengikuti prasangka hamba terhadap- Nya. orang yang baik dan berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla, ia akan mendapatkan balasan dari Allaah Azza Wajalla, dan Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, dan akan menerima tobat hamba-Nya. Dengan berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla, akan melahirkan energi positif yang besar, sehingga beban yang berat akan berubah menjadi ringan, problema yang sulit akan mudah teratasi. Dengan berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla, akan melahirkan iman yang kuat, sehingga kegamangan hidup akan berubah menjadi sebuah kedamaian yang tiada batas, keyakinan yang tidak tercampur keraguan di dalamnya.
Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan keridhaan dan ampunan Allaah Azza Wajalla, sehingga hidup ini selalu berada dibawah naungan rahmatNya.
Berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla, sejatinya tidak mengenal ruang, waktu, dan peristiwa. Kapanpun, di manapun, disetiap kejadiaan apapun, mewajibkan kita untuk selalu bersikap baik sangka (husnu dzan) kepada Allah. Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam wasiat menjelang ajal beliau.
Detik-detik saat kita tertimpa musibah berat yang menyesakkan dada kita, kita pun harus yakin bahwa musibah itu datang untuk mengingatkan kelalain kita, Ia maha penyayang yang sabar memenggil kita untuk kembali meniti jalanNya. Detik-detik saat kita berada pada posisi kehidupan yang begitu sulit, yakinlah bahwa pada setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Ketika kita di ambang pintu keputus asaan, yakinlah bahwa rahmat dan kasih sayang Allaah Azza Wajalla begitu luas, melebihi luasnya langit dan bumi. Orang-orang yang mau berpikir sejernih-jernihnya tentang hal ini, tentu ia mengetahui bahwa berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla adalah salah satu amal kebaikan bagi dirinya sendiri. Sebagaimana Hasan Al-Basri berkata: "orang mukmin yang berbaik sangka kepada tuhannya, maka ia senantiasa akan melakukan amal kebaikan".
Oleh karena itu, marilah kita selalu berprasangka baik kepada Allaah Azza Wajalla, sebagai wujud penghambaan diri kita kepadaNya, bukti kesungguhan iman kita kepadaNya, bukti kepasrahan diri kita dalam segala urusan, baik yang sifatnya duniawi maupun ukhrowi. Dan tidak layak bagi kita untuk berburuk sangka kepada Allaah Azza Wajalla, karena Dia adalah Dzat maha sempurna, tiada celah kekurangan bagiNya, segala urusan adalah milikNya dan kelak akan kembali kepadaNya. Berbaik sangka kepada Allah adalah dalam segala hal, segala waktu dan segala keadaan. Jika seorang hamba berdoa dan merasa belum dikabulkan maka wajiblah dia menghilangkan perasaan bahwa Allah Allaah Azza Wajalla tidak mengasihinya dan tidak adil. Ini adalah salah satu contoh tidak berbaik sangka kepada Allah Allaah Azza Wajalla. Jika seorang hamba mendapat ujian atau cobaan, maka wajiblah baginya untuk tetap berbaik sangka kepada Allah Ta'ala
Sahabat TS yang dicintai Allaah
setuju kah jika dikatakan bahwa salah satu ciri orang beriman adalah senantiasa dapat berprasangka baik pada Allah?
Bahwa seorang mukmin sejati pastilah orang yang senantiasa mampu berprasangka baik pada Allah dalam kondisi bagaimanapun.
Lalu, apa urgensinya berprasangka baik? Mengapa kita harus mampu berbaik sangka pada Allah? Berikut ini beberapa alasan pentingnya:
✅. Prasangka kita pada Allah dampaknya kembali pada diri kita sendiri
“Aku menuruti prasangka hamba terhadapKu, jika Ia berprasangka baik terhadapKu, maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan!” (H.R. Bukhari)
Misalkan seseorang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), jika ia berprasangka baik pada Allah, sikapnya akan memancarkan optimisme, “Alhamdulillah saya di-PHK, pasti Allah ingin memberikan pekerjaan yang lebih baik pada saya!”
Akan tetapi seseorang yang tidak mampu berprasangka baik, ia akan mencoba mencari kambing hitam, bukan untuk disembelih saat qurban, melainkan untuk melampiaskan prasangka buruknya pada pihak lain.
“Perusahaan dzolim! Saya sudah bekerja yang terbaik kok malah dipecat. Memang HRD nya tidak becus!”
Atau bahkan yang terburuk, manusia yang penuh prasangka negatif ini akan turut menyalahkan Allah.
“Allah bagaimana sih… Sudah tahu saya sedang butuh uang, kok saya malah dibiarkan dikeluarkan dari perusahaan!”
Bisa membayangkan dampak dari prasangka orang tersebut pada Allah?
Ketika dia mampu berprasangka baik, optimisme terpancar, maka Allah benar-benar akan memberikannya pekerjaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Mudah bagi Allah melakukan hal ini.
Sedangkan ketika seseorang berprasangka buruk, pesimisme dan depresi akan melanda dirinya, dan Allah akan kabulkan prasangka buruknya tersebut dengan membiarkannya terus berada dalam kubangan emosi negatif, hingga ia sendiri yang mau mengubah nasibnya tersebut.
✅ Prasangka baik pada Allah merupakan salah satu ibadah yang terbaik
“Sesungguhnya berprasangka baik pada Allah adalah termasuk sebaik-baiknya ibadah” (HR. Abu Daud)
Apa gunanya shalat 5 waktu, puasa Ramadhan, berqurban, berwakaf, bersedekah, akan tetapi ketika ditimpa kesusahan lalu berkata, “Allah tidak adil, saya sudah melakukan banyak kebaikan, mengapa Allah memberikan kejadian buruk ini pada hidup saya?”
Bagaimana mungkin Allah berbuat tidak adil pada hambaNya, sedangkan Allah tak memiliki keperluan apapun dari hamba-hambaNya?
Sungguh merugi orang yang tak mampu berprasangka baik pada Allah dan ketetapan-Nya.
✅ Apa yang kita kira baik, sebenarnya belum tentu baik untuk kita, Allah yang lebih tahu
Kita ini bukan Tuhan yang bisa tahu masa depan, maka jangan merasa diri serba tahu apa yang terbaik untuk diri kita! Itulah sebabnya kita perlu selalu berprasangka baik pada Allah, karena memang apa yang terjadi pada hidup kita, sebenarnya selalu ada hikmah di baliknya.
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
✅Janganlah kita mati kecuali dalam kondisi berprasangka baik pada Allah
Ini adalah pesan baginda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam yang amat mencintai umatnya:
“Janganlah salah satu di antara kalian mati, kecuali dalam keadaan berprasangka baik terhadap Allah.” (H.R. Muslim)
Maka, semoga kita mampu menjadi mukmin sejati, yang bisa selalu berprasangka baik pada Allah, bahkan dalam kondisi yang terlihat buruk sekalipun.
Demikian Sahabat TS .. mari kita baca lagi materinya dan coba kita pahami.
π *Tanya Jawab :*
1⃣ππ»Lola
Kadang jika dalam kondisi sulit, susah utk berbaik sangka pada Allah..
Apa trauma termasuk tnda tidak berbaik sangka pada Allah bun? π
❤ *Jawab :*
Mba Lola... hati kita itu perlu dilatih untuk berhusnudzon kepada Allaah dalam kondisi apapun jua, dan itu adalah sebuah perjuangan , perjuangan kita menuju meraih Ridho Allaah.
Dan Orang Mukmin sejatinya Tidak mengenal yang namanya trauma, karna dia menyadari bahwa semua datang dari Allah dan menimpanya dengan Izin Allaah, bisa menjadi cobaan atau teguran, dijadikan muhasabah.
Wallahu a'lam
2⃣Lola
Ada teman, beliau habis Kena musibah, di perkosa dan dianiaya.. Sampai hari ini susah tidur dan makan karena ingat peristiwa itu. Apa itu termasuk tdk berbaik sangka pada Allah ..
❤ *Jawab :*
ada beberapa kondisi yang memang membuat seseorang itu terpukul, dan butuh waktu untuk bangkit, dan itu manusiawi, dikondisi inilah seseorang butuh orang lain untuk mengingatkan, menguatkan, bahkan mungkin butuh psikiater untuk membantu.
jadi dalam hal ini, kita juga tidak bisa langsung menjudge seseorang, tugas kita membantunya untuk ikhlas menerima cobaan tersebut.
Wallahu a'lam
3⃣Seorng istri krna mrsa
situasi bgtu sulit dng kondisi suami sakit2n,
Lalu berdo'a.. duhai Allah, angkat sakit suamiku, pindahkanlah kpda saya.. berkali2 doa ini dipinta.
Slnjutnya.. suami sehat dn thun2 brkutnya si istri mulai sakit2n..
Bunda,, Berdoa sprti td.. apakah dibenarkn?
❤ *Jawab :*
Berdoa kepada Allaah itu adalah doa doa yang baik dan bukan untuk mendzalimi diri sendiri. Yakinlah kepada Allah bahwa apapun yang didatangkan Allah itu ada hikmah yang terbaik dari Allah, Sakit adalah jalan meraih Ridho Nya, Dengan sakit maka kita akan lebih dekat dengan Allah. Apakah kedekatan dengan Allah bukan hal yang pantas untuk disyukuri? maka kedua belah pihak baik suami atau istri harus bersabar dengan ujian itu.
wallahu a'lam
4⃣ Yeyen
✋ klo tidak sesuai yg diharapkan ustadzah?
❤ *Jawab :*
Kalo tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka ini adalah ujian kesabaran bagi kita dan itu adalah ladang amal keta'atan kepada Allah, siapa yang bersabar maka surgalah untuknya.
Wallahu a'lam
5⃣ haifa syantik dan sholihah
Assalamu'alaikumussalam wr wb.
Utk sikap kita yg mengedepankan husnduzon tp terkadang kita dimanfaatin nda..nah apa yg mesti kita lakukan... dan terhadap org yg selalu mempermainkan husnudzon tsb
❤ *Jawab :*
Dalam hidup itu perlu kewaspadaan neng, waspada bukan berarti kita su'udzon , namun waspasa adalah ketika kita telah melihat gelagat yg tidak baik dari orang lain.
Jadi intinya kita perlu waspada .
Wallahu a'lam
6⃣Haifa
Wasapada beda sama su'udzon ya.....
Utk waspada kesiapa aja nda?
Waspada ke yg sikapny baik boleh gak... takutny hanya main2ππtrauma dimanfaatin.
❤ *Jawab :*
cari tahu lebih dahulu tentang orang tersebut , jika memang dia bukan orang baik maka silakan waspada, tp jika tidak ditemukan indikasi ketidak baikkan didalam dirinya untuk apa waspada.
π *Closing Statement :*
Sahabat2ku Yakinlah terus pada janji Allah, husnuzhon-lah pada-Nya. Janganlah berprasangka kecuali yang baik pada Allah. Dan jangan putus asa dari rahmat Allah dan teruslah berdo’a serta memohon pada-Nya.
Ya Allah, kabulkanlah dan perkenankanlah setiap do’a kami.
Wallahu a'lam
〰〰〰〰〰〰π¦
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
ππ
*GROUP TELAGA SURGA*
π : Sabtu, 20 Mei 2017
⏰ : 19.30 wib sd selesai
π *"Husnudzon, Jiwa Tangguh Pribadi Mulia"*
_π°π» : Ustadzah Irnawati_
π€ : Sholcan Haifa
✍πΌ : Sholcan Suarni
π *Materi :* π
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuuh
Selamat malam Sahabat TS yang semoga di rahmati Allaah
Alhamdulillah.. masing2 kita telah menunaikan hak, memberi dan menjawab salam
baiklah
malam ini kita bertemu lagi diwaktu serta gelombang yang sama bersama penyiar anda
#kok malah jadi siaran yaaπ π π
Sahabat TS yg saya cintai karna Allaah... sebentuk judul tema yg telah kita baca diatas adalah gambaran tentang Indahnya berhusnudzon , dan malam ini kita akan coba diskusi tentang husnudzon kepada ilahi sang Penguasa Alam Semesta.
Kita buka pertemuan dengan sebuah hadits : Allah Ta’ala berfirman, “Aku sesuai sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya, jika dia mengingat-Ku.” (HR. Bukhari 7405 & Muslim 6981)
Sahabat Telaga Surga Yang Di Rahmati Allaah Azza Wajalla
Pikiran manusia yang dibatasi ruang dan waktu kadang salah dalam menerka yang tampak nyata. Allaah Azza Wajalla yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata saja yang tahu apa yang terbaik bagi hambaNya. Seorang hamba yang merasa dekat dengan Allah harus tetap berbaik sangka kepadaNya. Karena semua taqdirnya baik untuk hanya bagaimana ia menyikapinya. Bila nikmat Allaah Azza Wajalla ia sambut dengan rasa syukur maka pahala baginya.
Bahkan jika musibah datang tiba tiba namun bersabar menjalaninya maka itupun menjadi ladang kebaikan dan pahala baginya. Husnuzdon kepada siapapun apalagi kepada Sang Pencipta tentu banyak manfaatnya. Maka biasakanlah berhusnuzdon terutama kepada orang orang yang sedang menikmati kedekatannya kepada Allah Allaah Azza Wajalla dengan amal ibadah.
Beragam peristiwa dalam hidup ini yang terkadang menggiring seseorang terjebak dalam kondisi selalu berada dalam perasaan susah, sempit, gagal, tidak dihargai, dikucilkan, ditolak, tidak pantas dan sebagainya. Hakikat semua itu adalah manifestasi dari buruk sangka terhadap Allaah Azza Wajalla.
Orang mukmin yang shalih tidak selayaknya memiliki sifat tersebut, apalagi memeliharanya di dasar hati, karena itu adalah sifat tercela yang sangat dimurkai Allaah Azza Wajalla. Yang harus dimiliki setiap mukmin adalah sifat baik sangka pada Allaah Azza Wajalla dalam segala urusan.
Seorang hamba hendaklah dapat merasakan pemberian Allaah Azza Wajalla sebagai anugrah, maka ia pun harus dapat merasakan cobaan dari Allaah Azza Wajalla itu juga suatu anugerah kasih sayang dari Allaah Azza Wajalla. Manusia sebagai hamba Allaah Azza Wajalla dalam menjalankan hidupnya di dunia ini hendaklah jauh dari prasangka buruk kepada Allaah Azza Wajalla, agar jiwanya tidak risau dan tertimpa penyakit yang dapat menegangkan syaraf. Ia harus berprasangka baik (husnudzan) kepada Maha Pencipta. la harus penuh keyakian bahwa Allah Allaah Azza Wajalla Maha Ada dan Maha Pemelihara. Allaah Azza Wajalla telah membagi rahmat-Nya kepada manusia sesuai dengan rencana Allaah Azza Wajalla.
la harus melihat pemberian Allaah Azza Wajalla dengan mata rohaninya, sehingga mampu merasakan kekayaan rohani yang dimilikinya itu adalah pemberian Allaah Azza Wajalla. Keselamatan, kesehatan, ketenangan, keyakinan iman dan banyak lagi lainnya adalah kekayaan rohani yang sangat mahal harganya. Semua anugerah ini menunjukkan bahwasanya Allah Allaah Azza Wajalla. tidak pernah melupakan hamba-hamba-Nya, apalagi hamba-hamba yang penuh ketaatan kepada-Nya. Hanya para hamba sendirilah yang sedikit sekali bersyukur kepada Allaah Azza Wajalla. Allah Ta’ala tidak pernah melupakan hamba-hamba-Nya, manusialah yang lupa kepada PenciptaNya.
Berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla adalah anggapan kita kepadaNya, bahwa segala sesuatu yang telah kita terima adalah anugerah terbaik dariNya. Allaah Azza Wajalla adalah Maha Penyayang yang kasih sayangNya melebihi kasih sayang ibu kita. Allah Maha Tahu akan bisikan hajat hati nurani kita. Allaah Azza Wajalla Maha Pemberi tanpa harus kita memintaNya. Allaah Azza Wajalla Maha Mendengar keluhan setiap problema hidup kita yang sedang kita hadapi. Allaah Azza Wajalla tidak pernah tidur dari memperhatikan keadaan hidup kita.
Sungguh, berprasangka baik terhadap Allaah Azza Wajalla adalah jalan lurus menuju kedamaian hidup kita, ketenangan jiwa kita, ketentraman batin kita. Karena dengan berbaik sangka, manusia akan terbebas dari gangguan pikiran yang telah membebani jiwanya, mengotori nuraninya, membuat lelah fisiknya.
Prasangka kita adalah cermin dari realita yang akan terjadi di kemudian hari, jika ia baik sangka maka baik pula realita yang akan kita jumpai. Tetapi jika ia buruk sangka, maka buruk pula realita yang akan kita jumpai. Karena Allaah Azza Wajalla akan selalu mengikuti prasangka hamba terhadap- Nya. orang yang baik dan berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla, ia akan mendapatkan balasan dari Allaah Azza Wajalla, dan Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, dan akan menerima tobat hamba-Nya. Dengan berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla, akan melahirkan energi positif yang besar, sehingga beban yang berat akan berubah menjadi ringan, problema yang sulit akan mudah teratasi. Dengan berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla, akan melahirkan iman yang kuat, sehingga kegamangan hidup akan berubah menjadi sebuah kedamaian yang tiada batas, keyakinan yang tidak tercampur keraguan di dalamnya.
Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan keridhaan dan ampunan Allaah Azza Wajalla, sehingga hidup ini selalu berada dibawah naungan rahmatNya.
Berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla, sejatinya tidak mengenal ruang, waktu, dan peristiwa. Kapanpun, di manapun, disetiap kejadiaan apapun, mewajibkan kita untuk selalu bersikap baik sangka (husnu dzan) kepada Allah. Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam wasiat menjelang ajal beliau.
Detik-detik saat kita tertimpa musibah berat yang menyesakkan dada kita, kita pun harus yakin bahwa musibah itu datang untuk mengingatkan kelalain kita, Ia maha penyayang yang sabar memenggil kita untuk kembali meniti jalanNya. Detik-detik saat kita berada pada posisi kehidupan yang begitu sulit, yakinlah bahwa pada setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Ketika kita di ambang pintu keputus asaan, yakinlah bahwa rahmat dan kasih sayang Allaah Azza Wajalla begitu luas, melebihi luasnya langit dan bumi. Orang-orang yang mau berpikir sejernih-jernihnya tentang hal ini, tentu ia mengetahui bahwa berbaik sangka kepada Allaah Azza Wajalla adalah salah satu amal kebaikan bagi dirinya sendiri. Sebagaimana Hasan Al-Basri berkata: "orang mukmin yang berbaik sangka kepada tuhannya, maka ia senantiasa akan melakukan amal kebaikan".
Oleh karena itu, marilah kita selalu berprasangka baik kepada Allaah Azza Wajalla, sebagai wujud penghambaan diri kita kepadaNya, bukti kesungguhan iman kita kepadaNya, bukti kepasrahan diri kita dalam segala urusan, baik yang sifatnya duniawi maupun ukhrowi. Dan tidak layak bagi kita untuk berburuk sangka kepada Allaah Azza Wajalla, karena Dia adalah Dzat maha sempurna, tiada celah kekurangan bagiNya, segala urusan adalah milikNya dan kelak akan kembali kepadaNya. Berbaik sangka kepada Allah adalah dalam segala hal, segala waktu dan segala keadaan. Jika seorang hamba berdoa dan merasa belum dikabulkan maka wajiblah dia menghilangkan perasaan bahwa Allah Allaah Azza Wajalla tidak mengasihinya dan tidak adil. Ini adalah salah satu contoh tidak berbaik sangka kepada Allah Allaah Azza Wajalla. Jika seorang hamba mendapat ujian atau cobaan, maka wajiblah baginya untuk tetap berbaik sangka kepada Allah Ta'ala
Sahabat TS yang dicintai Allaah
setuju kah jika dikatakan bahwa salah satu ciri orang beriman adalah senantiasa dapat berprasangka baik pada Allah?
Bahwa seorang mukmin sejati pastilah orang yang senantiasa mampu berprasangka baik pada Allah dalam kondisi bagaimanapun.
Lalu, apa urgensinya berprasangka baik? Mengapa kita harus mampu berbaik sangka pada Allah? Berikut ini beberapa alasan pentingnya:
✅. Prasangka kita pada Allah dampaknya kembali pada diri kita sendiri
“Aku menuruti prasangka hamba terhadapKu, jika Ia berprasangka baik terhadapKu, maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan!” (H.R. Bukhari)
Misalkan seseorang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), jika ia berprasangka baik pada Allah, sikapnya akan memancarkan optimisme, “Alhamdulillah saya di-PHK, pasti Allah ingin memberikan pekerjaan yang lebih baik pada saya!”
Akan tetapi seseorang yang tidak mampu berprasangka baik, ia akan mencoba mencari kambing hitam, bukan untuk disembelih saat qurban, melainkan untuk melampiaskan prasangka buruknya pada pihak lain.
“Perusahaan dzolim! Saya sudah bekerja yang terbaik kok malah dipecat. Memang HRD nya tidak becus!”
Atau bahkan yang terburuk, manusia yang penuh prasangka negatif ini akan turut menyalahkan Allah.
“Allah bagaimana sih… Sudah tahu saya sedang butuh uang, kok saya malah dibiarkan dikeluarkan dari perusahaan!”
Bisa membayangkan dampak dari prasangka orang tersebut pada Allah?
Ketika dia mampu berprasangka baik, optimisme terpancar, maka Allah benar-benar akan memberikannya pekerjaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Mudah bagi Allah melakukan hal ini.
Sedangkan ketika seseorang berprasangka buruk, pesimisme dan depresi akan melanda dirinya, dan Allah akan kabulkan prasangka buruknya tersebut dengan membiarkannya terus berada dalam kubangan emosi negatif, hingga ia sendiri yang mau mengubah nasibnya tersebut.
✅ Prasangka baik pada Allah merupakan salah satu ibadah yang terbaik
“Sesungguhnya berprasangka baik pada Allah adalah termasuk sebaik-baiknya ibadah” (HR. Abu Daud)
Apa gunanya shalat 5 waktu, puasa Ramadhan, berqurban, berwakaf, bersedekah, akan tetapi ketika ditimpa kesusahan lalu berkata, “Allah tidak adil, saya sudah melakukan banyak kebaikan, mengapa Allah memberikan kejadian buruk ini pada hidup saya?”
Bagaimana mungkin Allah berbuat tidak adil pada hambaNya, sedangkan Allah tak memiliki keperluan apapun dari hamba-hambaNya?
Sungguh merugi orang yang tak mampu berprasangka baik pada Allah dan ketetapan-Nya.
✅ Apa yang kita kira baik, sebenarnya belum tentu baik untuk kita, Allah yang lebih tahu
Kita ini bukan Tuhan yang bisa tahu masa depan, maka jangan merasa diri serba tahu apa yang terbaik untuk diri kita! Itulah sebabnya kita perlu selalu berprasangka baik pada Allah, karena memang apa yang terjadi pada hidup kita, sebenarnya selalu ada hikmah di baliknya.
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
✅Janganlah kita mati kecuali dalam kondisi berprasangka baik pada Allah
Ini adalah pesan baginda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam yang amat mencintai umatnya:
“Janganlah salah satu di antara kalian mati, kecuali dalam keadaan berprasangka baik terhadap Allah.” (H.R. Muslim)
Maka, semoga kita mampu menjadi mukmin sejati, yang bisa selalu berprasangka baik pada Allah, bahkan dalam kondisi yang terlihat buruk sekalipun.
Demikian Sahabat TS .. mari kita baca lagi materinya dan coba kita pahami.
π *Tanya Jawab :*
1⃣ππ»Lola
Kadang jika dalam kondisi sulit, susah utk berbaik sangka pada Allah..
Apa trauma termasuk tnda tidak berbaik sangka pada Allah bun? π
❤ *Jawab :*
Mba Lola... hati kita itu perlu dilatih untuk berhusnudzon kepada Allaah dalam kondisi apapun jua, dan itu adalah sebuah perjuangan , perjuangan kita menuju meraih Ridho Allaah.
Dan Orang Mukmin sejatinya Tidak mengenal yang namanya trauma, karna dia menyadari bahwa semua datang dari Allah dan menimpanya dengan Izin Allaah, bisa menjadi cobaan atau teguran, dijadikan muhasabah.
Wallahu a'lam
2⃣Lola
Ada teman, beliau habis Kena musibah, di perkosa dan dianiaya.. Sampai hari ini susah tidur dan makan karena ingat peristiwa itu. Apa itu termasuk tdk berbaik sangka pada Allah ..
❤ *Jawab :*
ada beberapa kondisi yang memang membuat seseorang itu terpukul, dan butuh waktu untuk bangkit, dan itu manusiawi, dikondisi inilah seseorang butuh orang lain untuk mengingatkan, menguatkan, bahkan mungkin butuh psikiater untuk membantu.
jadi dalam hal ini, kita juga tidak bisa langsung menjudge seseorang, tugas kita membantunya untuk ikhlas menerima cobaan tersebut.
Wallahu a'lam
3⃣Seorng istri krna mrsa
situasi bgtu sulit dng kondisi suami sakit2n,
Lalu berdo'a.. duhai Allah, angkat sakit suamiku, pindahkanlah kpda saya.. berkali2 doa ini dipinta.
Slnjutnya.. suami sehat dn thun2 brkutnya si istri mulai sakit2n..
Bunda,, Berdoa sprti td.. apakah dibenarkn?
❤ *Jawab :*
Berdoa kepada Allaah itu adalah doa doa yang baik dan bukan untuk mendzalimi diri sendiri. Yakinlah kepada Allah bahwa apapun yang didatangkan Allah itu ada hikmah yang terbaik dari Allah, Sakit adalah jalan meraih Ridho Nya, Dengan sakit maka kita akan lebih dekat dengan Allah. Apakah kedekatan dengan Allah bukan hal yang pantas untuk disyukuri? maka kedua belah pihak baik suami atau istri harus bersabar dengan ujian itu.
wallahu a'lam
4⃣ Yeyen
✋ klo tidak sesuai yg diharapkan ustadzah?
❤ *Jawab :*
Kalo tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka ini adalah ujian kesabaran bagi kita dan itu adalah ladang amal keta'atan kepada Allah, siapa yang bersabar maka surgalah untuknya.
Wallahu a'lam
5⃣ haifa syantik dan sholihah
Assalamu'alaikumussalam wr wb.
Utk sikap kita yg mengedepankan husnduzon tp terkadang kita dimanfaatin nda..nah apa yg mesti kita lakukan... dan terhadap org yg selalu mempermainkan husnudzon tsb
❤ *Jawab :*
Dalam hidup itu perlu kewaspadaan neng, waspada bukan berarti kita su'udzon , namun waspasa adalah ketika kita telah melihat gelagat yg tidak baik dari orang lain.
Jadi intinya kita perlu waspada .
Wallahu a'lam
6⃣Haifa
Wasapada beda sama su'udzon ya.....
Utk waspada kesiapa aja nda?
Waspada ke yg sikapny baik boleh gak... takutny hanya main2ππtrauma dimanfaatin.
❤ *Jawab :*
cari tahu lebih dahulu tentang orang tersebut , jika memang dia bukan orang baik maka silakan waspada, tp jika tidak ditemukan indikasi ketidak baikkan didalam dirinya untuk apa waspada.
π *Closing Statement :*
Sahabat2ku Yakinlah terus pada janji Allah, husnuzhon-lah pada-Nya. Janganlah berprasangka kecuali yang baik pada Allah. Dan jangan putus asa dari rahmat Allah dan teruslah berdo’a serta memohon pada-Nya.
Ya Allah, kabulkanlah dan perkenankanlah setiap do’a kami.
Wallahu a'lam
〰〰〰〰〰〰π¦
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
ππ
Komentar
Posting Komentar