Dear Allah... Ku Suka Dia
ππππππππππ
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
π Ahad, 07 Mei 2017
⏰ 20:00-21:45 Wib
π‘ Telaga Surga
π Dear Allah, Ku Suka dia
π©π»π Bunda Fitrianingsih
π€ Mba Asriana
✍ Haifa
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
MATERI
Ψ¨ِΨ³ْΩ ِ Ψ§ΩΩّΩِ Ψ§ΩΨ±َّΨْΩ َΩِ Ψ§ΩΨ±َّΨِΩْΩ ِ
Alhamdulillah
'Ala ni'matillah
Shalawat wassalam 'ala Rasulillah
Amma ba'du
Sahabat Telaga Surga yang dimuliakan Allah
Dengan ijin Allah swt kita bertemu disini..
Dan dengan ijin Allah swt pula kita bersama membaca dan saling cerita ttg sesuatu yg akan mengantarkan kepada kehidupan yg lebih baik..in sya Allah surgaNya..aamiin
Kesungguhan kita disini bersama untuk bertholabul ilmi adalah rejeki yg besar yg tiada diberikan kepada semua orang... hanya org2 yg dipilih oleh Allah swt tentunya..maka bersyukurlah..
Masya Allah..Tak dipungkiri semua kita punya kesibukan yg sangat luar biasa... kesibukan yg betul2 menyita waktu dan tenaga.
Namun sahabat, ternyata Allah swt membimbing kita utk tetap berada disini, dimajelis yang penuh berkah ini utk saling mengingatkan dan saling menguatkan. Dan saling berfastabiqul khoirot utk mngumpulkan butir-butir kebaikan sebagai bekal kelak kita diyaumul hisab.
Allohumma shalli 'ala Muhammad
Shalawat dan salam kita haturkan kpd uswatun hasanah kita Nabi Muhammad saw , semoga kita diberi kekuatan oleh Allah swt utk istiqomah meneladani beliau, aamiiin
Manusia tempat salah dan lupa.. Namun ampunan Allah luas tak bertepi... hanya orang2 yg terbuka hatinya .... yg akan bersegera memohon ampunan kepadaNya..
Baiklah sahabat mulia yang saya cintai karena Allah..malam ini kita akan berdiskusi tentang sesuatu tema yang jika kita mengolahnya dengan baik maka kita akan selamat tetapi jika kita mngolahnya dengan mngikuti hawa nafsj maka celaka lah kita..
Mengutip catatan dari istikhoroh cinta..
Ya Allah…
Sebuah rasa telah tertanam dalam hati
Yang telah lama terpupuk dan tersiram
Tumbuh mengembang dan berakar
Ya Rabb…
Aku terlempar dalam sahara cinta
Terpasung diruang jiwa
Ku pun mencoba menerjemahkan makna cinta
Yang menjerit disudut qalbu hamba
Wahai Pemilik Rasa … Aku mencintainya…
Salahkah atas sebuah rasa?
Dosakah atas rindu yang melandaku?
Dan salahkah aku atas harapan yang terpatri?
Ya Allah Yang Maha Penguat…
Aku adalah hambaMu yang lemah
Engkau tahu segala celah
Dan cobaan hati adalah sisiku yang terlemah
Wahai Pemberi Ridho…
Apakah cintaku yang diam
Akan berkisah seperti kisah Ali dan Fatimah?
Yang dipertemukan dalam keridhoanMu.
Ataukah cintaku ini akan berakhir disini?
Cinta yang hanya tinggal kenangan
Dan menghilang seiring waktu yang berjalan.
Ya Allah…
Hamba berada dalam pilihan yang terberat bagi hati
PilihanMu-lah yang paling kunanti
Yang Engkau tetapkan untuk meniti hari-hariku
Ya Allah…
Bukan paras cantik semata, harta atau benda yang kuharap darinya
Tapi ketaatannya padaMu-lah yang paling utama
Ya Allah…
Siapakah dia yang akan menjadi kekasih hatiku?
Yang terikat atas walimahan suci
Hingga hamba bisa mengucapkan padanya:
*“Aku mencintaimu karena Allah”*
Sebagai kado yang teristimewa dan bersemi dihati..
Wahai Pemilik Rasa … Aku mencintainya…
Salahkah atas sebuah rasa?
Dosakah atas rindu yang melandaku?
Dan salahkah aku atas harapan yang terpatri?
Salah kah ? Bolehkah ?π
Mau kah cinta nya seperti Ali dan Fatimah ?
Cinta dalam diam..
Sudah tahu kah bagaiman cinta diamnya Ali dan Fatimah ?
Boleh ya cerita dulu tentang kisah cintanya Ali dan Fatimah sebelum bagaiman mngolah rasa suka yang dibolehkan oleh Allah..
Disimak ya kisah nya
Ali adalah anak dari paman Nabi Muhammad Rasulullah Saw, yaitu Abi Thalib. Sebut saja, Ali adalah sepupu Rasul. Abi Thalib sangat sayang kepada Rasul. Sepeninggal orang tua Rasul, Abi Thaliblah yang merawat Rasul bahkan selalu membela Rasul dalam memperjuangkan dakwah Islam walaupun pada ajalnya Abi Thalib wafat bukan sebagai muslim. Rasul sangat sedih mengenai hal itu.
Ali sejak kecil tinggal bersama Rasul, kalau tidak salah semenjak umur Ali tujuh tahun. Ali merupakan satu dari orang-orang yang pertama masuk Islam dan ia adalah yang paling muda di antara yang lain. Ia termasuk tokoh Islam atau sahabat Rasul yang sangat berpengaruh dan berjasa. Ali adalah pemuda yang gagah, tampan, kuat dan cerdas. Bahkan Rasul pernah berkata jikalau Rasul adalah sebuah gudang ilmu maka Alilah gerbang untuk memasuki gudang tersebut.
Setelah sepeninggal Rasul, Islam dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin, Ali menjadi Khulafaur Rasyidin setelah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khaththab dan Utsman bin Affan.
Sedangkan Fatimah az-Zahra adalah putri kesayangan Rasul dari pernikahan beliau dengan Siti Khadijah binti Khuwailid. Khadijah adalah istri pertama Rasul. Seorang saudagar kaya yang cantik dan berakhlak mulia. Menurut berbagai riwayat, Khadijah adalah orang yang paling pertama masuk Islam. Khadijah sangat setia dan rela berkorban apapun demi Rasul dan Islam. Rasul pun sangat sayang kepada Khadijah. Selama Rasul menjadi suami Khadijah, Rasul tidak memadu Khadijah dengan perempuan lain. Ketika Khadijah meninggal, Rasul sangat sedih, begitu pula dengan Fatimah.
Fatimah adalah perempuan yang tegar, cantik, baik dan lembut. Sebagai anak yang berbakti pada ayahnya, Fatimahlah yang mengurus Rasul sejak Khadijah meninggal sampai Rasul menikah lagi. Sampai suatu ketika, saat Rasul menjelang wafat, Fatimahlah orang yang sangat sedih jika Rasul meninggalkannya tapi Fatimah juga adalah yang paling bahagia karena kata Rasul setelah sepeninggal Rasul, Fatimahlah yang pertama kali akan menyusul Rasul ke surga.
Sejak Ali ikut tinggal bersama Rasul dan keluarganya, otomatis Ali tinggal bersama Fatimah. Mereka berdua tinggal dan melewati hari-hari bersama sejak kecil. Hingga menjelang remaja, tumbuhlah rasa cinta Ali kepada Fatimah. Hatinya dipenuhi keinginan untuk selalu berada di samping Fatimah. Tapi Ali tidak bodoh. Ia adalah pemuda yang beriman. Ali berusaha untuk selalu menjaga hatinya. Ia pendam rasa cinta itu bertahun-tahun. Ia simpan rasa itu jauh di dalam lubuk hatinya bahkan si Fatimah pun tidak pernah tahu bahwa Ali menyimpan lama rasa cinta yang luar biasa untuknya.
Hingga ketika Ali telah dewasa dan telah siap untuk menikah, maka Ali pun berniat menghadap Rasul dengan tujuan ingin melamar putri Rasul yang tak lain adalah Fatimah, seorang perempuan yang sudah lama Ali kagumi. Tapi sayang, niat Ali telah didahului oleh Abu Bakar yang sudah duluan melamar Fatimah. Ali pun harus ikhlas bahwa cintanya selama ini berakhir pupus. Apalagi Abu Bakar adalah sahabat setia Rasul yang sangat shalih dan begitu sayang kepada Rasul, dan rasul pun menyayanginya. Sedangkan Ali merasa dirinya hanyalah seorang pemuda yang miskin. Sungguh jauh bila dibandingkan dengan seorang mulia seperti Abu Bakar, pikirnya.
Rencana Allah memang sulit ditebak oleh manusia, ternyata Rasul hanya diam ketika Abu Bakar melamar putri beliau. Maksudnya, Rasul menolak secara halus lamaran Abu Bakar. Ali pun senang. Karena masih merasa memiliki kesempatan melamar Fatimah. Maka Ali pun bergegas ingin segera melamar Fatimah sebelum didahului lagi.
Namun sungguh sayang sekali, lagi-lagi Ali didahului oleh Umar. Lagi-lagi, hati Ali tersayat. Ali sangat bersedih. Sama seperti dengan Abu Bakar, Ali merasa tak ada harapan lagi. Lagipula, apakah cukup dengan cinta ia akan melamar Fatimah? Karena ia hanyalah seorang pemuda biasa yang mengharapkan seorang putri Rasul yang luar biasa. Berbeda bila dibandingkan dengan Umar seorang keturunan bangsawan yang gagah dan berkharisma. Dan, Ali yakin Fatimah pasti akan bahagia bersama Umar.
Maka Ali pun hanya bisa bertawakal kepada Allah, semoga dikuatkan dengan derita cinta yang sedang dialaminya. Kali ini, Ali harus benar-benar ikhlas dan tegar menghadapi kenyataan itu. Namun Ali adalah pemuda yang shalih. Ia pun yakin bahwa Allah MahaAdil. Pasti Allah sudah mempersiapkan pendamping hidup baginya. Derita cinta memang menyakitkan. “Aku mengutamakan kebahagiaan Fatimah diatas cintaku,” bisik Ali dalam hati.
Disaat Ali merasakan derita cintanya, tak disangka-sangka, datanglah Abu Bakar dengan senyum indahnya. Dan memberitahu Ali untuk segera bertemu dengan Rasul karena ada yang ingin beliau sampaikan. Pikir Ali, pasti ini tentang pernikahan Umar dengan Fatimah. Sepertinya Rasul meminta Ali untuk membantu persiapan pernikahan mereka. Maka Ali pun menyemangati dirinya sendiri agar kuat dan tegar. Walaupun sebenarnya, hatinya sangat perih teriris-iris. Apalagi harus membantu mempersiapkan dan menyaksikan pujaan hatinya menikah dengan orang lain.
Sungguh rencana Allah memang yang paling indah. Setelah Ali bertemu Rasul, tak disangka, lamaran Umar bernasib sama dengan lamaran Abu Bakar. Bahkan Rasul menginginkan Ali untuk menjadi suami Fatimah. Karena Rasul sudah lama tahu bahwa Ali telah lama memendam rasa cinta kepada putrinya. Ali pun sangat bahagia dan bersyukur. Ia pun langsung melamar Fatimah melalui Rasul. Tapi, Ali malu kepada Rasul karena ia tak memiliki sesuatu untuk dijadikan mahar. Apalagi ia selama ini dihidupi oleh Rasul sejak kecil.
Namun, sungguh mulia akhlak Rasul. Beliau tidak membebankan Ali. Rasul berkata bahwa nikahilah Fatimah walaupun hanya bermahar cincin besi. Akhirnya, Ali menyerahkan baju perangnya untuk melamar Fatimah. Rasul pun menerima lamaran itu. Fatimah pun mematuhi ayahnya serta siap menikah dengan Ali. Akhirnya Ali pun menikah dengan Fatimah, perempuan yang telah lama ia cintai.
Sekarang, Fatimah telah menjadi istri Ali. Mereka telah halal satu sama lain. Beberapa saat setelah menikah dan siap melewati awal kehidupan bersama, yaitu malam pertama yang indah hingga menjalani hari-hari selanjutnya bersama, Fatimah pun berkata kepada Ali, “Wahai suamiku Ali, aku telah halal bagimu. Aku pun sangat bersyukur kepada Allah karena ayahku memilihkan aku suami yang tampan, shalih, cerdas dan baik sepertimu.”
Ali pun menjawab, “Aku pun begitu, wahai Fatimahku sayang. Aku sangat bersyukur kepada Allah, akhirnya cintaku padamu yang telah lama kupendam telah menjadi halal dengan ikatan suci pernikahanku denganmu.”.
Fatimah pun berkata lagi dengan lembut, “Wahai suamiku, bolehkah aku berkata jujur padamu? Karena aku ingin terjalin komunikasi yang baik diantara kita dan kelanjutan rumah tangga kita.”
Kata Ali, “ Tentu saja istriku, silahkan. Aku akan mendengarkanmu.”
Fatimah pun berkata, “Wahai Ali suamiku, maafkan aku. Tahukah engkau bahwa sesungguhnya sebelum aku menikah denganmu, aku telah lama mengagumi dan memendam rasa cinta kepada seorang pemuda. Aku merasa pemuda itu pun memendam rasa cintanya untukku. Namun akhirnya, ayahku menikahkan aku denganmu. Sekarang aku adalah istrimu. Kau adalah imamku, maka aku pun ikhlas melayani, mendampingi, mematuhi dan menaatimu. Marilah kita berdua bersama-sama membangun keluarga yang diridhai Allah.”
Sungguh bahagianya Ali mendengar pernyataan Fatimah yang siap mengarungi bahtera kehidupan bersama. Suatu pernyataan yang sangat jujur dan tulus dari hati perempuan shalihah. Tapi, Ali juga terkejut dan sedih ketika mengetahui bahwa sebelum menikah dengannya, ternyata Fatimah telah memendam perasaan kepada seorang pemuda. Ali merasa bersalah karena sepertinya Fatimah menikah dengannya karena permintaan Rasul yang tak lain adalah ayahnya Fatimah. Ali kagum dengan Fatimah yang mau merelakan perasaannya demi taat dan berbakti kepada orang tuanya yaitu Rasul dan mau menjadi istri Ali dengan ikhlas.
Namun Ali memang pemuda yang sangat baik hati. Ia memang sangat bahagia sekali telah menjadi suami Fatimah. Tapi karena rasa cintanya karena Allah yang sangat tulus kepada Fatimah, hati Ali pun merasa tidak tega jika hati Fatimah terluka. Karena Ali sangat tahu bagaimana rasanya menderita karena cinta. Dan sekarang, Fatimah sedang merasakannya. Ali bingung ingin berkata apa, perasaan di dalam hatinya bercampur aduk. Di satu sisi ia sangat bahagia telah menikah dengan Fatimah, dan Fatimah pun telah ikhlas menjadi istrinya. Tapi di sisi lain, Ali tahu bahwa hati Fatimah sedang terluka. Ali pun terdiam sejenak. Ia tak menanggapi pernyataan Fatimah.
Fatimah pun lalu berkata, “Wahai Ali, suamiku sayang. Astagfirullah, maafkan aku. Aku tak ada maksud ingin menyakitimu. Demi Allah, aku hanya ingin jujur padamu.”
Ali masih saja terdiam. Bahkan Ali mengalihkan pandangannya dari wajah Fatimah yang cantik itu. Melihat sikap Ali, Fatimah pun berkata sambil merayu Ali, “Wahai suamiku Ali, tak usahlah kau pikirkan kata-kataku itu.”
Ali tetap saja terdiam dan tidak terlalu menghiraukan rayuan Fatimah, tiba-tiba Ali pun berkata, “Fatimah, kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu. Kau pun tahu betapa aku berjuang memendam rasa cintaku demi untuk ikatan suci bersamamu. Kau pun juga tahu betapa bahagianya kau telah menjadi istriku. Tapi Fatimah, tahukah engkau saat ini aku juga sedih karena mengetahui hatimu sedang terluka. Sungguh, aku tak ingin orang yang kucintai tersakiti. Aku begitu merasa bersalah jika seandainya kau menikahiku bukan karena kau sungguh-sungguh cinta kepadaku. Walupun aku tahu lambat laun pasti kau akan sangat sungguh-sungguh mencintaiku. Tapi aku tak ingin melihatmu sakit sampai akhirnya kau mencintaiku.”
Fatimah pun tersenyum haru mendengar kata-kata Ali. Ali diam sesaat sambil merenung. Tak terasa, mata Ali pun mulai keluar airmata. Lalu dengan sangat tulus, Ali berkata, “Wahai Fatimah, aku sudah menikahimu tapi aku belum menyentuh sedikitpun dari dirimu. Kau masih suci. Aku rela agar kau bisa menikah dengan pemuda yang kau cintai itu. Aku akan ikhlas, lagipula pemuda itu juga mencintaimu. Jadi, aku tak akan khawatir ia akan menyakitimu. Karena ia pasti akan membahagiakanmu. Aku tak ingin cintaku padamu hanya bertepuk sebelah tangan. Sungguh aku sangat mencintaimu. Demi Allah, aku tak ingin kau terluka.”
Dan Fatimah juga meneteskan airmata sambil tersenyum menatap Ali. Fatimah sangat kagum dengan ketulusan cinta Ali kepadanya. Cinta yang dilandaskan keimanan yang begitu kuat. Ketika itu juga, Fatimah ingin berkata kepada Ali, tapi Ali memotong dan berkata, “Tapi Fatimah, bolehkah aku tahu siapa pemuda yang kau pendam rasa cintanya itu? Aku berjanji tak akan meminta apapun lagi darimu. Namun ijinkanlah aku mengetahui nama pemuda itu.”
Airmata Fatimah mengalir semakin deras. Fatimah tak kuat lagi membendung rasa bahagianya dan Fatimah langsung memeluk Ali dengan erat. Lalu Fatimah pun berkata dengan tersedu-sedu, “Wahai Ali, demi Allah aku sangat mencintaimu. Sungguh aku sangat mencintaimu karena Allah.” Berkali-kali Fatimah mengulang kata-katanya.
Setelah emosinya bisa terkontrol, Fatimah pun berkata kepada Ali, “Wahai Ali, awalnya aku ingin tertawa dan menahan tawa sejak melihat sikapmu setelah aku mengatakan bahwa sebenarnya aku memendam rasa cinta kepada seorang pemuda sebelum menikah denganmu. Aku hanya ingin menggodamu. Sudah lama aku ingin bisa bercanda mesra bersamamu. Tapi kau malah membuatku menangis bahagia. Apakah kau tahu sebenarnya pemuda itu sudah menikah.”
Ali menjadi bingung, Ali pun berkata dengan selembut mungkin, walaupun ia kesal dengan ulah Fatimah kepadanya, ”Apa maksudmu wahai Fatimah? Kau bilang padaku bahwa kau memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, tapi kau malah kau bilang sangat mencintaiku, dan kau juga bilang ingin tertawa melihat sikapku, apakah kau ingin mempermainkan aku Fatimah? Tolong sebut siapa nama pemuda itu? Mengapa kau mengharapkannya walaupun dia sudah menikah?”
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
PAGE 1
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
Fatimah lalu memeluk mesra lagi, lalu menjawab pertanyaan Ali dengan manja, “Ali sayang, kau benar seperti yang kukatakan bahwa aku memang telah memendam rasa cintaku itu. Aku memendamnya bertahun-tahun. Sudah sejak lama aku ingin mengungkapkannya. Tapi aku terlalu takut. Aku tak ingin menodai anugerah cinta yang Allah berikan ini. Aku pun tahu bagaimana beratnya memendam rasa cinta apalagi dahulu aku sering bertemu dengannya. Hatiku bergetar bila kubertemu dengannya. Kau juga benar wahai Ali cintaku. Ia memang sudah menikah. Tapi tahukah engkau wahai sayangku? Pada malam pertama pernikahannya ia malah dibuat menangis dan kesal oleh perempuan yang baru dinikahinya.”
Ali pun masih agak bingung, tapi Fatimah segera melanjutkan kata-katanya dengan nada yang semakin menggoda Ali, ”Kau ingin tahu siapa pemuda itu? Baiklah akan kuberi tahu. Sekarang ia berada disisiku. Aku sedang memeluk mesra pemuda itu. Tapi dia hanya diam saja. Padahal aku memeluknya sangat erat dan berkata-kata manja padanya. Aku sangat mencintainya dan aku pun sangat bahagia ternyata memang dugaanku benar. Ia juga sangat mencintaiku.”
Ali berkata kepada Fatimah, “Jadi maksudmu?”
Fatimah pun berkata, “Ya wahai cintaku, kau benar, pemuda itu bernama Ali bin Abi Thalib sang pujaan hatiku.”
Berubahlah mimik wajah Ali menjadi sangat bahagia dan membalas pelukan Fatimah dengan dekapan yang lebih mesra. Mereka masih agak malu-malu. Saling bertatapan lalu tersenyum dan tertawa cekikikan karena tak habis pikir dengan ulah masing-masing. Mereka bercerita tentang kenangan-kenangan masa lalu dan berbagai hal. Malam itu pun mereka habiskan bersama dengan indah dalam dekapan Mahabbah-Nya yang suci. Subhanallah.
Hayuuu yang pernah ada rasa suka dengan someone...sprti Ali dan Fatimah kah ?
Apa yang bisa di ambil ibroh nya dari kisah Ali dan Fatimah ini dengan kaitkan tema kita malam ini ?
Ada kah yang saat ini sedang suka dengan someone ?
Bagaiman mengolah rasa suka tersebut agar tidak menimbulkan mudhorat atau menimbulkan dosa ?
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
PAGE 2
Manusia memang memiliki rasa suka, ia tumbuh dan berkembang bersama dengan perkembangan fisik dan mentalnya. Jika pada masa anak-anak rasa suka itu hanya pada hal-hal yang menyenangkan, semisal gula-gula dan berbagai makanan lezat, maka pada perkembangan berikutnya muncul rasa suka dengan sesuatu yang muncul dari dalam jiwa.
Suka dengan orang lain yang tumbuh dari jiwa memang sesuatu yang menjadi fitrah manusia. Ia akan muncul seiring dengan bertambahnya usia. Saat kita menginjak remaja kita sudah mulai suka dengan seseorang menurut kita istimewa, entah itu karena mukanya, tingkah lakunya, sikapnya atau sekadar menyenangkan kita. Penyebab rasa suka ini biasanya karena seseorang itu memberikan satu pengalaman yang begitu berkesan dalam jiwa, inilah kenapa terkadang rasa suka pada awal pertama itu sangat sulit untuk dilupakan. Dengan bertambahnya usia kita makin menyadari bahwa rasa suka itu bukan rasa yang biasa, ia muncul dan menyeruak dalam jiwa berkembang bersama dengan perkembangan jiwa dan raga kita. Rasa suka itu ada… semakin ada dan membentuk satu rasa yang pada akhirnya tertuju pada seseorang yang memiliki kriteria yang sedari kecil telah terbentuk dalam jiwa.
Kecendrungan terhadap lawan jenis merupakan fitrah setiap manusia, islam adalah agama yang tidak pernah bertentangan dengan fitrah manusia, maka islam tidak pernah melarang dan menganggap sebuah dosa rasa kecendrungan/rasa jatuh cinta kepada lawan jenis.
Maka hukum asal dari jatuh cinta adalah boleh/mubah, namun selanjutnya ia menjadi boleh atau dilarang (berdosa) tergantung dengan penyikapan atau bagaimana mengelola rasa itu setelah rasa itu muncul.
Al-Quran menerangkan bahwa rasa kecendrungan/jatuh cinta merupakan fitrah dasar manusia.
“dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, .... (QS. Ali Imran: 14).
Fitrah manusia adalah sesuatu yang tidak bisa dilarang, juga tidak bisa dihalang-halangi datangnya, karena ia merupakan rasa yang timbul secara alami pada diri manusia. Fitrah manusia merupaka sesuatu yang diciptakan Allah sedari awal penciptaan manusia, ini disebut dengan sunnatullah. Melarang munculnya sunnatullah merupakan sesuatu yang tidak mungkin.
Maka, tidak ada dosa bagi seseorang mempunyai kecendrungan terhadap lawan jenisnya, suka dan cinta yang tumbuh dalam dirinya secara natural.
Yang menjadi masalah/dosa bukan rasa kecendrungan itu, tapi penyikapan atau pengelolaan rasa kecendrungan tersebut. Ia akan menjadi salah jika dikelola dengan salah, dan ia akan menjadi benar ketika dikelola dengan benar, bahkan ia mendatangkan pahala jika dikelola sesuai dengan syariat. Maka yang terpenting bukan masalah jatuh cintanya, tapi bagaimana mengelola rasa jatuh cinta tersebut saat ia muncul.
Jika tiba-tiba muncul rasa kagum pada seorang lawan jenis, kemudian sedikit demikit sedikit secara tidak sadar muncul perasaan suka, maka kelolalah ia dengan benar. Jika rasa itu muncul, kemudia rasa itu terus kita turuti sehingga perasaan itu kita ungkapkan kepada orang kita cendrungi, selanjutnya terkalinlah Hubungan Tanpa Status (HTS)/Pacaran, maka ini adalah pengelolaan yang salah.
Hayuuu siapa yang skrng sdng menjalani HTS ?
Yang sdng mnjalani HTS segera muhasabah yaa..
Secara umum, ada dua macam bagaimana mengelola kencendrungan rasa suka atau cinta dengan benar sehingga tidak terjatuh pada hal-hal yang dilarang syariat :
➡1. Saat rasa suka itu muncul, dan pada saat itu kita sudah siap untuk menikah, maka silahkan ungkapkan rasa itu dengan wanita/pria yang kita sukai, silahkan lansung lamar dia dengan cara dan proses yang syar’i.
Ini adalah pengelolaan rasa cinta yang terbaik, yang paling dianjurkan. Bukan dosa yang didapat, tapi insya Allah mendatangkan kebaikan/pahala dari Allah Swt.
➡2. Saat rasa itu muncul, namun kita pada kondisi belum siap untuk menikah, maka jangan sekali-kali memperturuti perasaan ini, apalagi sampai melanggar aturan syar’i. Berjuanglah melawan rasa ini dengan maksimal.
Mungkin langkah-langkah ini cukup membantu dalam mengelola perasaan ini :
πΉKurangi interaksi dengan si dia, karena biasanya rasa itu muncul seiring dengan seringnya interaksi.
πΉKurangi komunikasi melalui sosial media, atau anda bisa membatasi diri untuk berselancar di dunia sosial media. Sosial media ini cukup berbahaya dan cukup banyak memakan korban. Sosial media punya pengaruh yang cukup besar melahirkan rasa ini.
πΉKurangi kontak SMS atau telponan, bahkan jika bisa stop sama sekali.
πΉJika memungkinkan, stop interaksi dengan dia secara total sampai rasa itu hilang, hapus Nomor Hp nya dan putus hubungan di sosial media. Insya Allah ini sangat membantu melupakan dia.
πΉKurangi menyebut dia, baik dalam tulisan buku harian atau ngobrol dengan teman. Juga hindari bergurau tentang dia dengan teman
πΉSibukkanlah diri dengan kegiatan yang bermanfaat.
πΉTentukan kriteria calon istri/suami yang lebih tinggi dari sosok yang kita sukai/cintai, sehingga rasa suka kita berkurang karena dia belum sesuai dengan kriteria calon istri/suami yang kita inginkan.
πΉYakinlah jodoh sudah disiapkan Allah, dan berdoalah supaya diberikan yang lebih baik.
πΉBerdoalah supaya rasa itu dihilangkan Allah dari hati kita, berdoalah supaya Allah memberi jalan yang trbaik.
πΉperbaiki diri dengan mendekat kepada Allah, memperbanyak ibadah dan kebaikan2 serta berinfak.
〰〰〰〰〰〰〰π¦
πΉ *Tanya Jawab :*
1⃣ Amel
Aku lg suka sama cowok Bun... tapi lg bingung dia suka atau gak ya sama aku?
π *Jawab :*
Kalau memang dia anak sholeh mnt lngsung dijembatani aja menanyakan sdh siap menikah apa blm.. jika blm tinggalkan. jika sdh siap.. lanjuuuutkan..
Dengan syarat prosesnya harus syar'i yaa.
π©π» Gak berani nanyain langsung.
π°π»Jangan menanyakan langsung tapi harus melalui perantara agar tdk menimbulkan fitnah dan juga agar hati tdk bermain dengan hal2 yang terlarang yang bs menimbulkan zina hati..
π©π»Zina hati???
π°π»Iya sayang.. Ketika hati kita ada rasa suka dan berangan2 tentang si dia..itu sudah akan mendekati zina hati sayang ku.. Apalagi sampai melalaikan dr mngingat Allah..
π©π»Aamiin.. Semoga cinta ini tdk jatuh pda tempat yg salahπ
π°π» Agar tidak salah.. maka jauhilah rasa suka yg salah.. Kemaslah rasa suka itu dengan sebuah penantian untuk mendekatkan diri kepada Allah..memohon sambil memperbaiki diri agar agar diri ini sdh bisa pantas dipertemukan dengan pangeran dari langit..
2⃣ Arita
kalo tiba2 mimpi ketemu mantan... apa termasuk zina hati?
❤ *Jawab :*
Mimpi itu karunia.. Jika mimpi yg indah itu adalah rizky.. Karena dalam hal ini kita pun berada dibawah alam sadar.. Hanya saja ketika kita bermimpi mantan pacar ketika mngingat kembali maka beristighfarlah agar hati ini tidak terus bermain dengan kenangan yang tidak baik.
3⃣Nufa
Klo dia suka kitanya ga gmn menyikapinya bun?
π *Jawab :*
Suka nya sambil mengajak menikah ndak ? Jika suka nya utk HTS maka jauhilah.. krn itu bnyk mudhorotnya dan dilarang dlm agama..
Tetapi jika sukanya sambil mengajak menikah tidak ada alasan kita untuk menolak.. apalagi jika orang nya sdh sholeh.
4⃣ 0853-xxxx-3886:
Kalau dianya minta pacaran dan kita sudah berkomitmen untuk tidak melakukannya tetapi dia malah membenci kita. Bagaimana cara kita menyikapinya supaya dianya tidak benci ?
π *Jawab :*
Menolaklah dengan cara yang ahsan. Sampaikan kepadanya dengan sesuatu yang bisa dipahami dan dimengerti oleh ikhwan nya agar ikhwannya jg tidak tersinggung.. Beri dia pengertian sambil terus didoakan agar hatinya bs menerima penolakannya.
5⃣Nina
izin tanya, mengagumi sesorang yg kurang baik akhlaknya (jarang sholat ,dll) itu gmna yaa..
π *Jawab :*
Mengagumi seseorang yang baik akhlaq nya atau tidak baik akhlaqnya atau sekalipun pada seorang non muslim pun maka hal itu adalah suatu hal yang wajar dan fitrah manusia.. Krn dalam hal ini mngaguminya bukan krn dilihat dr akhlaqnya saja melainkan mngkn kepinterannya/kejujurannya/kecerdasannya atau yang lain kelebihanya..itu sah sah saja.. Asalkan rasa kagum ini tidak berlebihan dan sambil mengingat juga rasa kagumnya kepada Yang Maha Pencipta hamba2 nya..walau akhlaqnya pun tidak baik..
Wallahu a'lam
6⃣ Indah
Ustadzah mohon tanya, jika kita istikhara, mimpi bagus tentang yg di istikharakan dan ada keyakinan dalam hati, namun yang terjadi itu kebalikannya gmn Ustadzah? Tapi hati masih yakin, cm sambil di imbangi dg 'jika bukan yg terbaik pasti ada yg terbaik. Jika sudah yg terbaik berarti Allah sedang menyempurnakannya'. Itu gmn Ustadzah?
π€ *Jawab :*
Kalau memang hati sdh yakin kepada Allah maka apapun yg terjadi kita akan sepenuhnya menyerahkan nya kepada Allah.. Jadi stlh bermimpi kita tdk perlu lagi utk mengingat dan berharap lagi dr mimpi yang indah tersebut.
7⃣ Fitria
Ustadzah izin bertanya.. Ketika ada ikhwan yg niat serius dengan akhwat. Tapi si akhwat ini minder karna status sosial. Yang sangat berbeda gimana solusi nya ustadzah?
❤ *Jawab :*
Kalau memang ikhwan ini niat menikah hanya karena Allah pastinya dia akan bs menerima apapun kondisi dr akhwatnya..kalau memang akhwatnya minder bs disampaikan ke mediatornya.. Jika ikhwan nya menolak atau memutuskan ta'aruf nya maka jangan bersedih krn ikhwan ini ternyata tdk baik utk akhwat tersebut...karena dia menikah bukan krn Allah tapi karena yg lain dan ini akan bertanda tdk baik dikemudian hari..dan bersyukurlah jika memang kondisinya demikian..artinya oleh Allah ditunjukkan diawal bagaiman ikhwannya..dan ini jg rizky dr Allah..
Jangan takut In sya Allah masih ada ikhwan yg baik2 yg akan didatangkan oleh Allah utk akhwat tersebut.
8⃣ Nina
kalau tetangga gmna yaa ,apa2 ktemu.
❤ *Jawab :*
Kalau memang tetangga lngsung mnt di proses aja melalui mediator.. Atau bs juga orangtua langsung mnyampaikn maksudnya.. Tapi jika blm siap menikah maka perbanyak istighfar dan lakukan hal sprti diatas..
πΉ *Closing Statement :*
Walaupun rasa rasa jatuh cinta bukan sesuatu yang dilarang, tapi kita harus tetap berhati-hati dengan rasa ini, karena banyak orang yang terjatuh kelembah maksiat disebabkan oleh rasa ini, karena gagal mengelolanya dengan benar.
Walaupun rasa ini bukan sesuatu yang haram (awal dan asalnya), tapi perasaan ini tetap tidak boleh terlalu lama bersemayam di hati kita tanpa ikatan yang sah dan halal. Rasa ini harus diatasi secepat mungkin.
Saat rasa itu datang, itu bukan suatu kesalahan.
Tapi membiarkan di hati berlarut-larut, apalagi sampai memperturutinya, maka ini kesalahan besar.
〰〰〰〰〰〰〰π¦
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
ππ
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
π Ahad, 07 Mei 2017
⏰ 20:00-21:45 Wib
π‘ Telaga Surga
π Dear Allah, Ku Suka dia
π©π»π Bunda Fitrianingsih
π€ Mba Asriana
✍ Haifa
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
MATERI
Ψ¨ِΨ³ْΩ ِ Ψ§ΩΩّΩِ Ψ§ΩΨ±َّΨْΩ َΩِ Ψ§ΩΨ±َّΨِΩْΩ ِ
Alhamdulillah
'Ala ni'matillah
Shalawat wassalam 'ala Rasulillah
Amma ba'du
Sahabat Telaga Surga yang dimuliakan Allah
Dengan ijin Allah swt kita bertemu disini..
Dan dengan ijin Allah swt pula kita bersama membaca dan saling cerita ttg sesuatu yg akan mengantarkan kepada kehidupan yg lebih baik..in sya Allah surgaNya..aamiin
Kesungguhan kita disini bersama untuk bertholabul ilmi adalah rejeki yg besar yg tiada diberikan kepada semua orang... hanya org2 yg dipilih oleh Allah swt tentunya..maka bersyukurlah..
Masya Allah..Tak dipungkiri semua kita punya kesibukan yg sangat luar biasa... kesibukan yg betul2 menyita waktu dan tenaga.
Namun sahabat, ternyata Allah swt membimbing kita utk tetap berada disini, dimajelis yang penuh berkah ini utk saling mengingatkan dan saling menguatkan. Dan saling berfastabiqul khoirot utk mngumpulkan butir-butir kebaikan sebagai bekal kelak kita diyaumul hisab.
Allohumma shalli 'ala Muhammad
Shalawat dan salam kita haturkan kpd uswatun hasanah kita Nabi Muhammad saw , semoga kita diberi kekuatan oleh Allah swt utk istiqomah meneladani beliau, aamiiin
Manusia tempat salah dan lupa.. Namun ampunan Allah luas tak bertepi... hanya orang2 yg terbuka hatinya .... yg akan bersegera memohon ampunan kepadaNya..
Baiklah sahabat mulia yang saya cintai karena Allah..malam ini kita akan berdiskusi tentang sesuatu tema yang jika kita mengolahnya dengan baik maka kita akan selamat tetapi jika kita mngolahnya dengan mngikuti hawa nafsj maka celaka lah kita..
Mengutip catatan dari istikhoroh cinta..
Ya Allah…
Sebuah rasa telah tertanam dalam hati
Yang telah lama terpupuk dan tersiram
Tumbuh mengembang dan berakar
Ya Rabb…
Aku terlempar dalam sahara cinta
Terpasung diruang jiwa
Ku pun mencoba menerjemahkan makna cinta
Yang menjerit disudut qalbu hamba
Wahai Pemilik Rasa … Aku mencintainya…
Salahkah atas sebuah rasa?
Dosakah atas rindu yang melandaku?
Dan salahkah aku atas harapan yang terpatri?
Ya Allah Yang Maha Penguat…
Aku adalah hambaMu yang lemah
Engkau tahu segala celah
Dan cobaan hati adalah sisiku yang terlemah
Wahai Pemberi Ridho…
Apakah cintaku yang diam
Akan berkisah seperti kisah Ali dan Fatimah?
Yang dipertemukan dalam keridhoanMu.
Ataukah cintaku ini akan berakhir disini?
Cinta yang hanya tinggal kenangan
Dan menghilang seiring waktu yang berjalan.
Ya Allah…
Hamba berada dalam pilihan yang terberat bagi hati
PilihanMu-lah yang paling kunanti
Yang Engkau tetapkan untuk meniti hari-hariku
Ya Allah…
Bukan paras cantik semata, harta atau benda yang kuharap darinya
Tapi ketaatannya padaMu-lah yang paling utama
Ya Allah…
Siapakah dia yang akan menjadi kekasih hatiku?
Yang terikat atas walimahan suci
Hingga hamba bisa mengucapkan padanya:
*“Aku mencintaimu karena Allah”*
Sebagai kado yang teristimewa dan bersemi dihati..
Wahai Pemilik Rasa … Aku mencintainya…
Salahkah atas sebuah rasa?
Dosakah atas rindu yang melandaku?
Dan salahkah aku atas harapan yang terpatri?
Salah kah ? Bolehkah ?π
Mau kah cinta nya seperti Ali dan Fatimah ?
Cinta dalam diam..
Sudah tahu kah bagaiman cinta diamnya Ali dan Fatimah ?
Boleh ya cerita dulu tentang kisah cintanya Ali dan Fatimah sebelum bagaiman mngolah rasa suka yang dibolehkan oleh Allah..
Disimak ya kisah nya
Ali adalah anak dari paman Nabi Muhammad Rasulullah Saw, yaitu Abi Thalib. Sebut saja, Ali adalah sepupu Rasul. Abi Thalib sangat sayang kepada Rasul. Sepeninggal orang tua Rasul, Abi Thaliblah yang merawat Rasul bahkan selalu membela Rasul dalam memperjuangkan dakwah Islam walaupun pada ajalnya Abi Thalib wafat bukan sebagai muslim. Rasul sangat sedih mengenai hal itu.
Ali sejak kecil tinggal bersama Rasul, kalau tidak salah semenjak umur Ali tujuh tahun. Ali merupakan satu dari orang-orang yang pertama masuk Islam dan ia adalah yang paling muda di antara yang lain. Ia termasuk tokoh Islam atau sahabat Rasul yang sangat berpengaruh dan berjasa. Ali adalah pemuda yang gagah, tampan, kuat dan cerdas. Bahkan Rasul pernah berkata jikalau Rasul adalah sebuah gudang ilmu maka Alilah gerbang untuk memasuki gudang tersebut.
Setelah sepeninggal Rasul, Islam dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin, Ali menjadi Khulafaur Rasyidin setelah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khaththab dan Utsman bin Affan.
Sedangkan Fatimah az-Zahra adalah putri kesayangan Rasul dari pernikahan beliau dengan Siti Khadijah binti Khuwailid. Khadijah adalah istri pertama Rasul. Seorang saudagar kaya yang cantik dan berakhlak mulia. Menurut berbagai riwayat, Khadijah adalah orang yang paling pertama masuk Islam. Khadijah sangat setia dan rela berkorban apapun demi Rasul dan Islam. Rasul pun sangat sayang kepada Khadijah. Selama Rasul menjadi suami Khadijah, Rasul tidak memadu Khadijah dengan perempuan lain. Ketika Khadijah meninggal, Rasul sangat sedih, begitu pula dengan Fatimah.
Fatimah adalah perempuan yang tegar, cantik, baik dan lembut. Sebagai anak yang berbakti pada ayahnya, Fatimahlah yang mengurus Rasul sejak Khadijah meninggal sampai Rasul menikah lagi. Sampai suatu ketika, saat Rasul menjelang wafat, Fatimahlah orang yang sangat sedih jika Rasul meninggalkannya tapi Fatimah juga adalah yang paling bahagia karena kata Rasul setelah sepeninggal Rasul, Fatimahlah yang pertama kali akan menyusul Rasul ke surga.
Sejak Ali ikut tinggal bersama Rasul dan keluarganya, otomatis Ali tinggal bersama Fatimah. Mereka berdua tinggal dan melewati hari-hari bersama sejak kecil. Hingga menjelang remaja, tumbuhlah rasa cinta Ali kepada Fatimah. Hatinya dipenuhi keinginan untuk selalu berada di samping Fatimah. Tapi Ali tidak bodoh. Ia adalah pemuda yang beriman. Ali berusaha untuk selalu menjaga hatinya. Ia pendam rasa cinta itu bertahun-tahun. Ia simpan rasa itu jauh di dalam lubuk hatinya bahkan si Fatimah pun tidak pernah tahu bahwa Ali menyimpan lama rasa cinta yang luar biasa untuknya.
Hingga ketika Ali telah dewasa dan telah siap untuk menikah, maka Ali pun berniat menghadap Rasul dengan tujuan ingin melamar putri Rasul yang tak lain adalah Fatimah, seorang perempuan yang sudah lama Ali kagumi. Tapi sayang, niat Ali telah didahului oleh Abu Bakar yang sudah duluan melamar Fatimah. Ali pun harus ikhlas bahwa cintanya selama ini berakhir pupus. Apalagi Abu Bakar adalah sahabat setia Rasul yang sangat shalih dan begitu sayang kepada Rasul, dan rasul pun menyayanginya. Sedangkan Ali merasa dirinya hanyalah seorang pemuda yang miskin. Sungguh jauh bila dibandingkan dengan seorang mulia seperti Abu Bakar, pikirnya.
Rencana Allah memang sulit ditebak oleh manusia, ternyata Rasul hanya diam ketika Abu Bakar melamar putri beliau. Maksudnya, Rasul menolak secara halus lamaran Abu Bakar. Ali pun senang. Karena masih merasa memiliki kesempatan melamar Fatimah. Maka Ali pun bergegas ingin segera melamar Fatimah sebelum didahului lagi.
Namun sungguh sayang sekali, lagi-lagi Ali didahului oleh Umar. Lagi-lagi, hati Ali tersayat. Ali sangat bersedih. Sama seperti dengan Abu Bakar, Ali merasa tak ada harapan lagi. Lagipula, apakah cukup dengan cinta ia akan melamar Fatimah? Karena ia hanyalah seorang pemuda biasa yang mengharapkan seorang putri Rasul yang luar biasa. Berbeda bila dibandingkan dengan Umar seorang keturunan bangsawan yang gagah dan berkharisma. Dan, Ali yakin Fatimah pasti akan bahagia bersama Umar.
Maka Ali pun hanya bisa bertawakal kepada Allah, semoga dikuatkan dengan derita cinta yang sedang dialaminya. Kali ini, Ali harus benar-benar ikhlas dan tegar menghadapi kenyataan itu. Namun Ali adalah pemuda yang shalih. Ia pun yakin bahwa Allah MahaAdil. Pasti Allah sudah mempersiapkan pendamping hidup baginya. Derita cinta memang menyakitkan. “Aku mengutamakan kebahagiaan Fatimah diatas cintaku,” bisik Ali dalam hati.
Disaat Ali merasakan derita cintanya, tak disangka-sangka, datanglah Abu Bakar dengan senyum indahnya. Dan memberitahu Ali untuk segera bertemu dengan Rasul karena ada yang ingin beliau sampaikan. Pikir Ali, pasti ini tentang pernikahan Umar dengan Fatimah. Sepertinya Rasul meminta Ali untuk membantu persiapan pernikahan mereka. Maka Ali pun menyemangati dirinya sendiri agar kuat dan tegar. Walaupun sebenarnya, hatinya sangat perih teriris-iris. Apalagi harus membantu mempersiapkan dan menyaksikan pujaan hatinya menikah dengan orang lain.
Sungguh rencana Allah memang yang paling indah. Setelah Ali bertemu Rasul, tak disangka, lamaran Umar bernasib sama dengan lamaran Abu Bakar. Bahkan Rasul menginginkan Ali untuk menjadi suami Fatimah. Karena Rasul sudah lama tahu bahwa Ali telah lama memendam rasa cinta kepada putrinya. Ali pun sangat bahagia dan bersyukur. Ia pun langsung melamar Fatimah melalui Rasul. Tapi, Ali malu kepada Rasul karena ia tak memiliki sesuatu untuk dijadikan mahar. Apalagi ia selama ini dihidupi oleh Rasul sejak kecil.
Namun, sungguh mulia akhlak Rasul. Beliau tidak membebankan Ali. Rasul berkata bahwa nikahilah Fatimah walaupun hanya bermahar cincin besi. Akhirnya, Ali menyerahkan baju perangnya untuk melamar Fatimah. Rasul pun menerima lamaran itu. Fatimah pun mematuhi ayahnya serta siap menikah dengan Ali. Akhirnya Ali pun menikah dengan Fatimah, perempuan yang telah lama ia cintai.
Sekarang, Fatimah telah menjadi istri Ali. Mereka telah halal satu sama lain. Beberapa saat setelah menikah dan siap melewati awal kehidupan bersama, yaitu malam pertama yang indah hingga menjalani hari-hari selanjutnya bersama, Fatimah pun berkata kepada Ali, “Wahai suamiku Ali, aku telah halal bagimu. Aku pun sangat bersyukur kepada Allah karena ayahku memilihkan aku suami yang tampan, shalih, cerdas dan baik sepertimu.”
Ali pun menjawab, “Aku pun begitu, wahai Fatimahku sayang. Aku sangat bersyukur kepada Allah, akhirnya cintaku padamu yang telah lama kupendam telah menjadi halal dengan ikatan suci pernikahanku denganmu.”.
Fatimah pun berkata lagi dengan lembut, “Wahai suamiku, bolehkah aku berkata jujur padamu? Karena aku ingin terjalin komunikasi yang baik diantara kita dan kelanjutan rumah tangga kita.”
Kata Ali, “ Tentu saja istriku, silahkan. Aku akan mendengarkanmu.”
Fatimah pun berkata, “Wahai Ali suamiku, maafkan aku. Tahukah engkau bahwa sesungguhnya sebelum aku menikah denganmu, aku telah lama mengagumi dan memendam rasa cinta kepada seorang pemuda. Aku merasa pemuda itu pun memendam rasa cintanya untukku. Namun akhirnya, ayahku menikahkan aku denganmu. Sekarang aku adalah istrimu. Kau adalah imamku, maka aku pun ikhlas melayani, mendampingi, mematuhi dan menaatimu. Marilah kita berdua bersama-sama membangun keluarga yang diridhai Allah.”
Sungguh bahagianya Ali mendengar pernyataan Fatimah yang siap mengarungi bahtera kehidupan bersama. Suatu pernyataan yang sangat jujur dan tulus dari hati perempuan shalihah. Tapi, Ali juga terkejut dan sedih ketika mengetahui bahwa sebelum menikah dengannya, ternyata Fatimah telah memendam perasaan kepada seorang pemuda. Ali merasa bersalah karena sepertinya Fatimah menikah dengannya karena permintaan Rasul yang tak lain adalah ayahnya Fatimah. Ali kagum dengan Fatimah yang mau merelakan perasaannya demi taat dan berbakti kepada orang tuanya yaitu Rasul dan mau menjadi istri Ali dengan ikhlas.
Namun Ali memang pemuda yang sangat baik hati. Ia memang sangat bahagia sekali telah menjadi suami Fatimah. Tapi karena rasa cintanya karena Allah yang sangat tulus kepada Fatimah, hati Ali pun merasa tidak tega jika hati Fatimah terluka. Karena Ali sangat tahu bagaimana rasanya menderita karena cinta. Dan sekarang, Fatimah sedang merasakannya. Ali bingung ingin berkata apa, perasaan di dalam hatinya bercampur aduk. Di satu sisi ia sangat bahagia telah menikah dengan Fatimah, dan Fatimah pun telah ikhlas menjadi istrinya. Tapi di sisi lain, Ali tahu bahwa hati Fatimah sedang terluka. Ali pun terdiam sejenak. Ia tak menanggapi pernyataan Fatimah.
Fatimah pun lalu berkata, “Wahai Ali, suamiku sayang. Astagfirullah, maafkan aku. Aku tak ada maksud ingin menyakitimu. Demi Allah, aku hanya ingin jujur padamu.”
Ali masih saja terdiam. Bahkan Ali mengalihkan pandangannya dari wajah Fatimah yang cantik itu. Melihat sikap Ali, Fatimah pun berkata sambil merayu Ali, “Wahai suamiku Ali, tak usahlah kau pikirkan kata-kataku itu.”
Ali tetap saja terdiam dan tidak terlalu menghiraukan rayuan Fatimah, tiba-tiba Ali pun berkata, “Fatimah, kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu. Kau pun tahu betapa aku berjuang memendam rasa cintaku demi untuk ikatan suci bersamamu. Kau pun juga tahu betapa bahagianya kau telah menjadi istriku. Tapi Fatimah, tahukah engkau saat ini aku juga sedih karena mengetahui hatimu sedang terluka. Sungguh, aku tak ingin orang yang kucintai tersakiti. Aku begitu merasa bersalah jika seandainya kau menikahiku bukan karena kau sungguh-sungguh cinta kepadaku. Walupun aku tahu lambat laun pasti kau akan sangat sungguh-sungguh mencintaiku. Tapi aku tak ingin melihatmu sakit sampai akhirnya kau mencintaiku.”
Fatimah pun tersenyum haru mendengar kata-kata Ali. Ali diam sesaat sambil merenung. Tak terasa, mata Ali pun mulai keluar airmata. Lalu dengan sangat tulus, Ali berkata, “Wahai Fatimah, aku sudah menikahimu tapi aku belum menyentuh sedikitpun dari dirimu. Kau masih suci. Aku rela agar kau bisa menikah dengan pemuda yang kau cintai itu. Aku akan ikhlas, lagipula pemuda itu juga mencintaimu. Jadi, aku tak akan khawatir ia akan menyakitimu. Karena ia pasti akan membahagiakanmu. Aku tak ingin cintaku padamu hanya bertepuk sebelah tangan. Sungguh aku sangat mencintaimu. Demi Allah, aku tak ingin kau terluka.”
Dan Fatimah juga meneteskan airmata sambil tersenyum menatap Ali. Fatimah sangat kagum dengan ketulusan cinta Ali kepadanya. Cinta yang dilandaskan keimanan yang begitu kuat. Ketika itu juga, Fatimah ingin berkata kepada Ali, tapi Ali memotong dan berkata, “Tapi Fatimah, bolehkah aku tahu siapa pemuda yang kau pendam rasa cintanya itu? Aku berjanji tak akan meminta apapun lagi darimu. Namun ijinkanlah aku mengetahui nama pemuda itu.”
Airmata Fatimah mengalir semakin deras. Fatimah tak kuat lagi membendung rasa bahagianya dan Fatimah langsung memeluk Ali dengan erat. Lalu Fatimah pun berkata dengan tersedu-sedu, “Wahai Ali, demi Allah aku sangat mencintaimu. Sungguh aku sangat mencintaimu karena Allah.” Berkali-kali Fatimah mengulang kata-katanya.
Setelah emosinya bisa terkontrol, Fatimah pun berkata kepada Ali, “Wahai Ali, awalnya aku ingin tertawa dan menahan tawa sejak melihat sikapmu setelah aku mengatakan bahwa sebenarnya aku memendam rasa cinta kepada seorang pemuda sebelum menikah denganmu. Aku hanya ingin menggodamu. Sudah lama aku ingin bisa bercanda mesra bersamamu. Tapi kau malah membuatku menangis bahagia. Apakah kau tahu sebenarnya pemuda itu sudah menikah.”
Ali menjadi bingung, Ali pun berkata dengan selembut mungkin, walaupun ia kesal dengan ulah Fatimah kepadanya, ”Apa maksudmu wahai Fatimah? Kau bilang padaku bahwa kau memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, tapi kau malah kau bilang sangat mencintaiku, dan kau juga bilang ingin tertawa melihat sikapku, apakah kau ingin mempermainkan aku Fatimah? Tolong sebut siapa nama pemuda itu? Mengapa kau mengharapkannya walaupun dia sudah menikah?”
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
PAGE 1
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
Fatimah lalu memeluk mesra lagi, lalu menjawab pertanyaan Ali dengan manja, “Ali sayang, kau benar seperti yang kukatakan bahwa aku memang telah memendam rasa cintaku itu. Aku memendamnya bertahun-tahun. Sudah sejak lama aku ingin mengungkapkannya. Tapi aku terlalu takut. Aku tak ingin menodai anugerah cinta yang Allah berikan ini. Aku pun tahu bagaimana beratnya memendam rasa cinta apalagi dahulu aku sering bertemu dengannya. Hatiku bergetar bila kubertemu dengannya. Kau juga benar wahai Ali cintaku. Ia memang sudah menikah. Tapi tahukah engkau wahai sayangku? Pada malam pertama pernikahannya ia malah dibuat menangis dan kesal oleh perempuan yang baru dinikahinya.”
Ali pun masih agak bingung, tapi Fatimah segera melanjutkan kata-katanya dengan nada yang semakin menggoda Ali, ”Kau ingin tahu siapa pemuda itu? Baiklah akan kuberi tahu. Sekarang ia berada disisiku. Aku sedang memeluk mesra pemuda itu. Tapi dia hanya diam saja. Padahal aku memeluknya sangat erat dan berkata-kata manja padanya. Aku sangat mencintainya dan aku pun sangat bahagia ternyata memang dugaanku benar. Ia juga sangat mencintaiku.”
Ali berkata kepada Fatimah, “Jadi maksudmu?”
Fatimah pun berkata, “Ya wahai cintaku, kau benar, pemuda itu bernama Ali bin Abi Thalib sang pujaan hatiku.”
Berubahlah mimik wajah Ali menjadi sangat bahagia dan membalas pelukan Fatimah dengan dekapan yang lebih mesra. Mereka masih agak malu-malu. Saling bertatapan lalu tersenyum dan tertawa cekikikan karena tak habis pikir dengan ulah masing-masing. Mereka bercerita tentang kenangan-kenangan masa lalu dan berbagai hal. Malam itu pun mereka habiskan bersama dengan indah dalam dekapan Mahabbah-Nya yang suci. Subhanallah.
Hayuuu yang pernah ada rasa suka dengan someone...sprti Ali dan Fatimah kah ?
Apa yang bisa di ambil ibroh nya dari kisah Ali dan Fatimah ini dengan kaitkan tema kita malam ini ?
Ada kah yang saat ini sedang suka dengan someone ?
Bagaiman mengolah rasa suka tersebut agar tidak menimbulkan mudhorat atau menimbulkan dosa ?
➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
PAGE 2
Manusia memang memiliki rasa suka, ia tumbuh dan berkembang bersama dengan perkembangan fisik dan mentalnya. Jika pada masa anak-anak rasa suka itu hanya pada hal-hal yang menyenangkan, semisal gula-gula dan berbagai makanan lezat, maka pada perkembangan berikutnya muncul rasa suka dengan sesuatu yang muncul dari dalam jiwa.
Suka dengan orang lain yang tumbuh dari jiwa memang sesuatu yang menjadi fitrah manusia. Ia akan muncul seiring dengan bertambahnya usia. Saat kita menginjak remaja kita sudah mulai suka dengan seseorang menurut kita istimewa, entah itu karena mukanya, tingkah lakunya, sikapnya atau sekadar menyenangkan kita. Penyebab rasa suka ini biasanya karena seseorang itu memberikan satu pengalaman yang begitu berkesan dalam jiwa, inilah kenapa terkadang rasa suka pada awal pertama itu sangat sulit untuk dilupakan. Dengan bertambahnya usia kita makin menyadari bahwa rasa suka itu bukan rasa yang biasa, ia muncul dan menyeruak dalam jiwa berkembang bersama dengan perkembangan jiwa dan raga kita. Rasa suka itu ada… semakin ada dan membentuk satu rasa yang pada akhirnya tertuju pada seseorang yang memiliki kriteria yang sedari kecil telah terbentuk dalam jiwa.
Kecendrungan terhadap lawan jenis merupakan fitrah setiap manusia, islam adalah agama yang tidak pernah bertentangan dengan fitrah manusia, maka islam tidak pernah melarang dan menganggap sebuah dosa rasa kecendrungan/rasa jatuh cinta kepada lawan jenis.
Maka hukum asal dari jatuh cinta adalah boleh/mubah, namun selanjutnya ia menjadi boleh atau dilarang (berdosa) tergantung dengan penyikapan atau bagaimana mengelola rasa itu setelah rasa itu muncul.
Al-Quran menerangkan bahwa rasa kecendrungan/jatuh cinta merupakan fitrah dasar manusia.
“dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, .... (QS. Ali Imran: 14).
Fitrah manusia adalah sesuatu yang tidak bisa dilarang, juga tidak bisa dihalang-halangi datangnya, karena ia merupakan rasa yang timbul secara alami pada diri manusia. Fitrah manusia merupaka sesuatu yang diciptakan Allah sedari awal penciptaan manusia, ini disebut dengan sunnatullah. Melarang munculnya sunnatullah merupakan sesuatu yang tidak mungkin.
Maka, tidak ada dosa bagi seseorang mempunyai kecendrungan terhadap lawan jenisnya, suka dan cinta yang tumbuh dalam dirinya secara natural.
Yang menjadi masalah/dosa bukan rasa kecendrungan itu, tapi penyikapan atau pengelolaan rasa kecendrungan tersebut. Ia akan menjadi salah jika dikelola dengan salah, dan ia akan menjadi benar ketika dikelola dengan benar, bahkan ia mendatangkan pahala jika dikelola sesuai dengan syariat. Maka yang terpenting bukan masalah jatuh cintanya, tapi bagaimana mengelola rasa jatuh cinta tersebut saat ia muncul.
Jika tiba-tiba muncul rasa kagum pada seorang lawan jenis, kemudian sedikit demikit sedikit secara tidak sadar muncul perasaan suka, maka kelolalah ia dengan benar. Jika rasa itu muncul, kemudia rasa itu terus kita turuti sehingga perasaan itu kita ungkapkan kepada orang kita cendrungi, selanjutnya terkalinlah Hubungan Tanpa Status (HTS)/Pacaran, maka ini adalah pengelolaan yang salah.
Hayuuu siapa yang skrng sdng menjalani HTS ?
Yang sdng mnjalani HTS segera muhasabah yaa..
Secara umum, ada dua macam bagaimana mengelola kencendrungan rasa suka atau cinta dengan benar sehingga tidak terjatuh pada hal-hal yang dilarang syariat :
➡1. Saat rasa suka itu muncul, dan pada saat itu kita sudah siap untuk menikah, maka silahkan ungkapkan rasa itu dengan wanita/pria yang kita sukai, silahkan lansung lamar dia dengan cara dan proses yang syar’i.
Ini adalah pengelolaan rasa cinta yang terbaik, yang paling dianjurkan. Bukan dosa yang didapat, tapi insya Allah mendatangkan kebaikan/pahala dari Allah Swt.
➡2. Saat rasa itu muncul, namun kita pada kondisi belum siap untuk menikah, maka jangan sekali-kali memperturuti perasaan ini, apalagi sampai melanggar aturan syar’i. Berjuanglah melawan rasa ini dengan maksimal.
Mungkin langkah-langkah ini cukup membantu dalam mengelola perasaan ini :
πΉKurangi interaksi dengan si dia, karena biasanya rasa itu muncul seiring dengan seringnya interaksi.
πΉKurangi komunikasi melalui sosial media, atau anda bisa membatasi diri untuk berselancar di dunia sosial media. Sosial media ini cukup berbahaya dan cukup banyak memakan korban. Sosial media punya pengaruh yang cukup besar melahirkan rasa ini.
πΉKurangi kontak SMS atau telponan, bahkan jika bisa stop sama sekali.
πΉJika memungkinkan, stop interaksi dengan dia secara total sampai rasa itu hilang, hapus Nomor Hp nya dan putus hubungan di sosial media. Insya Allah ini sangat membantu melupakan dia.
πΉKurangi menyebut dia, baik dalam tulisan buku harian atau ngobrol dengan teman. Juga hindari bergurau tentang dia dengan teman
πΉSibukkanlah diri dengan kegiatan yang bermanfaat.
πΉTentukan kriteria calon istri/suami yang lebih tinggi dari sosok yang kita sukai/cintai, sehingga rasa suka kita berkurang karena dia belum sesuai dengan kriteria calon istri/suami yang kita inginkan.
πΉYakinlah jodoh sudah disiapkan Allah, dan berdoalah supaya diberikan yang lebih baik.
πΉBerdoalah supaya rasa itu dihilangkan Allah dari hati kita, berdoalah supaya Allah memberi jalan yang trbaik.
πΉperbaiki diri dengan mendekat kepada Allah, memperbanyak ibadah dan kebaikan2 serta berinfak.
〰〰〰〰〰〰〰π¦
πΉ *Tanya Jawab :*
1⃣ Amel
Aku lg suka sama cowok Bun... tapi lg bingung dia suka atau gak ya sama aku?
π *Jawab :*
Kalau memang dia anak sholeh mnt lngsung dijembatani aja menanyakan sdh siap menikah apa blm.. jika blm tinggalkan. jika sdh siap.. lanjuuuutkan..
Dengan syarat prosesnya harus syar'i yaa.
π©π» Gak berani nanyain langsung.
π°π»Jangan menanyakan langsung tapi harus melalui perantara agar tdk menimbulkan fitnah dan juga agar hati tdk bermain dengan hal2 yang terlarang yang bs menimbulkan zina hati..
π©π»Zina hati???
π°π»Iya sayang.. Ketika hati kita ada rasa suka dan berangan2 tentang si dia..itu sudah akan mendekati zina hati sayang ku.. Apalagi sampai melalaikan dr mngingat Allah..
π©π»Aamiin.. Semoga cinta ini tdk jatuh pda tempat yg salahπ
π°π» Agar tidak salah.. maka jauhilah rasa suka yg salah.. Kemaslah rasa suka itu dengan sebuah penantian untuk mendekatkan diri kepada Allah..memohon sambil memperbaiki diri agar agar diri ini sdh bisa pantas dipertemukan dengan pangeran dari langit..
2⃣ Arita
kalo tiba2 mimpi ketemu mantan... apa termasuk zina hati?
❤ *Jawab :*
Mimpi itu karunia.. Jika mimpi yg indah itu adalah rizky.. Karena dalam hal ini kita pun berada dibawah alam sadar.. Hanya saja ketika kita bermimpi mantan pacar ketika mngingat kembali maka beristighfarlah agar hati ini tidak terus bermain dengan kenangan yang tidak baik.
3⃣Nufa
Klo dia suka kitanya ga gmn menyikapinya bun?
π *Jawab :*
Suka nya sambil mengajak menikah ndak ? Jika suka nya utk HTS maka jauhilah.. krn itu bnyk mudhorotnya dan dilarang dlm agama..
Tetapi jika sukanya sambil mengajak menikah tidak ada alasan kita untuk menolak.. apalagi jika orang nya sdh sholeh.
4⃣ 0853-xxxx-3886:
Kalau dianya minta pacaran dan kita sudah berkomitmen untuk tidak melakukannya tetapi dia malah membenci kita. Bagaimana cara kita menyikapinya supaya dianya tidak benci ?
π *Jawab :*
Menolaklah dengan cara yang ahsan. Sampaikan kepadanya dengan sesuatu yang bisa dipahami dan dimengerti oleh ikhwan nya agar ikhwannya jg tidak tersinggung.. Beri dia pengertian sambil terus didoakan agar hatinya bs menerima penolakannya.
5⃣Nina
izin tanya, mengagumi sesorang yg kurang baik akhlaknya (jarang sholat ,dll) itu gmna yaa..
π *Jawab :*
Mengagumi seseorang yang baik akhlaq nya atau tidak baik akhlaqnya atau sekalipun pada seorang non muslim pun maka hal itu adalah suatu hal yang wajar dan fitrah manusia.. Krn dalam hal ini mngaguminya bukan krn dilihat dr akhlaqnya saja melainkan mngkn kepinterannya/kejujurannya/kecerdasannya atau yang lain kelebihanya..itu sah sah saja.. Asalkan rasa kagum ini tidak berlebihan dan sambil mengingat juga rasa kagumnya kepada Yang Maha Pencipta hamba2 nya..walau akhlaqnya pun tidak baik..
Wallahu a'lam
6⃣ Indah
Ustadzah mohon tanya, jika kita istikhara, mimpi bagus tentang yg di istikharakan dan ada keyakinan dalam hati, namun yang terjadi itu kebalikannya gmn Ustadzah? Tapi hati masih yakin, cm sambil di imbangi dg 'jika bukan yg terbaik pasti ada yg terbaik. Jika sudah yg terbaik berarti Allah sedang menyempurnakannya'. Itu gmn Ustadzah?
π€ *Jawab :*
Kalau memang hati sdh yakin kepada Allah maka apapun yg terjadi kita akan sepenuhnya menyerahkan nya kepada Allah.. Jadi stlh bermimpi kita tdk perlu lagi utk mengingat dan berharap lagi dr mimpi yang indah tersebut.
7⃣ Fitria
Ustadzah izin bertanya.. Ketika ada ikhwan yg niat serius dengan akhwat. Tapi si akhwat ini minder karna status sosial. Yang sangat berbeda gimana solusi nya ustadzah?
❤ *Jawab :*
Kalau memang ikhwan ini niat menikah hanya karena Allah pastinya dia akan bs menerima apapun kondisi dr akhwatnya..kalau memang akhwatnya minder bs disampaikan ke mediatornya.. Jika ikhwan nya menolak atau memutuskan ta'aruf nya maka jangan bersedih krn ikhwan ini ternyata tdk baik utk akhwat tersebut...karena dia menikah bukan krn Allah tapi karena yg lain dan ini akan bertanda tdk baik dikemudian hari..dan bersyukurlah jika memang kondisinya demikian..artinya oleh Allah ditunjukkan diawal bagaiman ikhwannya..dan ini jg rizky dr Allah..
Jangan takut In sya Allah masih ada ikhwan yg baik2 yg akan didatangkan oleh Allah utk akhwat tersebut.
8⃣ Nina
kalau tetangga gmna yaa ,apa2 ktemu.
❤ *Jawab :*
Kalau memang tetangga lngsung mnt di proses aja melalui mediator.. Atau bs juga orangtua langsung mnyampaikn maksudnya.. Tapi jika blm siap menikah maka perbanyak istighfar dan lakukan hal sprti diatas..
πΉ *Closing Statement :*
Walaupun rasa rasa jatuh cinta bukan sesuatu yang dilarang, tapi kita harus tetap berhati-hati dengan rasa ini, karena banyak orang yang terjatuh kelembah maksiat disebabkan oleh rasa ini, karena gagal mengelolanya dengan benar.
Walaupun rasa ini bukan sesuatu yang haram (awal dan asalnya), tapi perasaan ini tetap tidak boleh terlalu lama bersemayam di hati kita tanpa ikatan yang sah dan halal. Rasa ini harus diatasi secepat mungkin.
Saat rasa itu datang, itu bukan suatu kesalahan.
Tapi membiarkan di hati berlarut-larut, apalagi sampai memperturutinya, maka ini kesalahan besar.
〰〰〰〰〰〰〰π¦
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
ππ
Komentar
Posting Komentar