Keteladanan Khadijah R.A Sebagai Inspirasi Wanita Masa Kini
✍๐ผ NOTULENSI KAJIAN ONLINE ๐ฟ
๐ : Selasa, 07 November 2017
⏰ : 19.30 s.d 21.00 wib
๐ : *KETELADANAN KHADIJAH RA SEBAGAI INSPIRASI WANITA MASA KINI*
๐ณ๐ป♀ : *Ustadz Abdullah Haidir*
๐ *Materi * ๐
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tentang Khadijah, beliau adalah wanita mulia, bahkan sejak sebelum Islam pun beliau sudah dikenal sbg wanita mulia. Sejak zaman jahiliah, beliau dijuluki 'Ath-Thahirah' (wanita yg suci)
Beliau juga lahir dari keluarga terhormat dan terpandang di masyarakaat Mekah. Selain terhormat dan terpandang di tengah kaumnya, Khadijah juga memiliki kemampuan berbisnis yang handal hingga akhirnya dia dikenal sebagai pedagang Mekah yang sukses saat itu. Kafilah dagangnya tiada henti membawa barang dagangan antara Mekah dan Madinah. Selain itu, dia sering menyewa orang untuk menjual barang dagangannya ke negeri Syam dengan imbalan upah.
Maka, lengkaplah kemuliaan yang dimiliki Khadijah; Keturunan dari keluarga terhormat, kepribadian mulia dan keka-yaan berlimpah.
Sejatinya, untuk ukuran masyarakat saat itu, kemuliaan Khadijah adalah sesuatu yang sangat agung dan boleh jadi itulah puncak impian yang diinginkan seorang wanita pada umumnya.
Namun Allah Ta'ala menghendaki kemuliaannya melampaui batas-batas daerah dan usianya, bahkan melampaui batas-batas kehidupan dunia yang fana ini. Yaitu dengan mempertautkan hatinya dengan Rasulullah saw, sehingga dia menjadi pendamping pertama dalam kehidupan Rasulullah saw. Meraih kemuliaan dunia dan kebahagiaan akhirat.
Kita tentu sudah baca bagaimana latar belakang kisah pernikahan Khadijah dengan Rasulullah, yg tak lain menunjukkan kemuliaan Khadijah yang menghendaki pendamping seorang laki2 yg memiliki akhlak, integritas dan tanggungjawab, walaupun Rasulullah saw saat itu seorang pemuda miskin. Sementara kalau dia mau, banyak laki-laki Quraisy Mekah yang kaya raya yg akan menikahinya...
Sekedar catatan. Sebelum menikah dengan Rasulullah saw, Khadijah adalah seorang janda. Sebelumnya dia sempat menikah dua kali, pertama dengan Abu Halah bin Zurarah bin Nabasy At-Tamimi, kedua dengan Atiq bin A'iz bin Umar bin Makhzum.
Saat menikah dengan Rasulullah saw, beliau berusia 25 tahun. Sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Mahar yang Rasulullah saw berikan adalah sebesar 12 Uqiyah atau sekitar 480 dirham.
Meskipun antara usia Rasulullah saw terpaut jauh lebih muda dari usia Khadijah, namun hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk mengarungi bahtera keluarga yang harmonis penuh bahagia.
Sang isteri, Khadijah, meskipun seorang wanita kaya raya dan bersuamikan Rasulullah saw yang asalnya orang tak berpunya, tetap memposisikan diri sebagaimana layaknya seorang isteri. Dengan penuh khidmat dan rasa cinta seorang isteri, dia berusaha untuk selalu mendapatkan keridhaan sang suami. Bahkan dia menghadiahkan kepada Rasulullah saw seorang budaknya bernama Zaid bin Haritsah karena dia melihat Rasulullah saw menyukainya.
Sementara Rasulullah saw sendiri, walau beristeri seorang wanita mulia yang kaya raya, hal tersebut tidak mempengaruhi kemuliaan budi pekertinya. Beliau tetap dengan kemuliaan akhlaknya, baik terhadap keluarganya maupun terhadap masyarakat. Dirinya tidak berubah berprilaku tercela hanya karena gelimang harta.
Perkara ini merupakan pelajaran berharga bagi setiap keluarga muslim, bahwa hubungan dan prilaku suami isteri tidak ditentukan oleh latar belakang kedua belah pihak, tetapi ditentukan oleh kedudukan yang telah Allah tetapkan kepada mereka.
Suami tetaplah seorang kepala keluarga, apapun latar belakangnya. Dia berkewajiban memenuhi kebutuhan keluar-ganya, baik pangan, sandang maupun papan, serta melindungi dan membimbing mereka dengan sikap yang bijak.
Sedangkan seorang isteri, tetaplah dia seorang yang seharusnya patuh kepada suaminya selama tidak diperintahkan berbuat maksiat, serta dituntut menjadi pendamping yang dapat meringankan beban sang suami dalam suka dan duka.
Kesetiaan Khadijah terhadap suaminya, Rasulullah saw, ter-nyata tidak sebatas urusan rumah tangga. Hal itu terbukti ketika fase kehidupan Rasulullah saw memasuki ruang lingkup kenabian.
Sebagaimana diberitakan dalam buku-buku sirah, pada usia 40 tahun, Rasulullah saw menerima Wahyu pertama di goa Hira.
Beliaulah yg tercatat sebagai orang yg pertama kali meneriman dakwah beliau dan beriman dengannya. Bahkan lebih dari itu, Khadijah memberi support dan dukungan dana.... inilah yg membuatnya tak dapat dilupakan oleh Rasulullah saw walau setelah beliau wafat....
perhatikan apa yg dikatakan khadijah saat Rasulullah saw pulang ketakutakan pasca wahyu pertama di gua hiro....?
Khadijah segera menenangkan dan menghibur suaminya seraya berkata:
َููุงَّ، َูุงِููู ู َุง ُูุฎْุฒَِْูู ุงُููู ุฃَุจَุฏุงً ، ุฅََِّูู َูุชَุตُِู ุงูุฑَّุญِู َ ، َูุชَุญْู ُِู ุงََّْููู، َูุชَْูุณِุจُ ุงْูู َุนْุฏُْูู َ ، َูุชُْูุฑِู ุงูุถََّْูู ، َูุชُุนُِْูู ุนََูู ََููุงุฆِุจِ ุงْูุญَِّู
“Tidak sama sekali. Demi Allah, Dia (Tuhan) tidak akan menghinakanmu selamanya. Engkau adalah orang yang suka menyambung silaturrahim, membawakan dan membantu orang yang lemah, menghormati tamu dan suka menolong dalam kebaikan.”
Sangat tampak sekali kedewasaan beliau dan sifatnya yang selalu memberikan ketenangan dan kedamaian.
Jika kita membaca sejarah dakwah Rasulullah saw betapa beratnya tantangan dan cobaan yang beliau hadapi pada permulaan fase dakwahnya, maka kurang lebih itulah yang dihadapi oleh Khadijah. Sebab, sebagai isteri yang sangat mencintai dan setia terhadap suaminya, maka apa yang dirasakan oleh suaminya, tentu dia turut pula merasakannya, baik secara fisik maupun mental.
Bahkan ketika pada tahun ke 7 kenabian, ketika Rasulullah saw dan seluruh kaum muslimin serta Bani Hasyim dan Bani Abdul-Muththalib diboikot oleh orang-orang kafir Quraisy, Khadijah pun ikut menemani Rasulullah saw dalam masa-masa pemboikotan yang amat berat dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, usianya saat itu di atas 60 tahun. Sebuah ujian dan pengorbanan yang teramat berat, sebab pemboikotan berlangsung selama 3 tahun. Mereka diisolir di sebuah perkampungan dan tidak dapat melakukan jual beli atau berbagai transaksi lainnya. Otomatis persediaan pangan menjadi sangat menipis dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya sangat sulit didapatkan.
Dan akhirnya saat-saat yang sangat menyedihkan itu tiba. Kurang lebih tiga tahun sebelum peristiwa Hijrah Khadijah ra menghadap Rabbnya setelah dia mengerahkan segenap pengorbanan dan kesetiaannya kepada Rasulullah saw, meninggalkan berbagai kemuliaan yang akan selalu dicatat tinta sejarah dan dikenang miliaran manusia sepanjang masa.
Dia meninggal pada usia 65 tahun. Di makamkan di sebuah daerah bernama Hajun di Kota Mekah. Rasulullah saw sendiri yang langsung menguburkannya. Saat itu belum disyariatkan sholat jenazah. Tahun kematiannay dalam sirah disebut sbg Aamul Huzni (Tahun kesedihan), karena beliau wafat tiga hari setelah wafatnya Abu Thalib, paman Rasulullah saw yg sangat dekat dengn beliau
Besarnya kecintaan dan pengorbanan Khadijah thd Rasulullah, berbalas dengan besarnya cinta Rasulullah saw kepadanya...
Ada kalimat singkat yang pernah Rasulullah saw ungkapkan tentang kedudukan Khadijah dalam dirinya tatkala Aisyah radhiallahu anha mempertanyakan perhatian Rasulullah yang besar terhadapnya. Beliau berkata,
ุฅِِّูู ุฑُุฒِْูุชُ ุญُุจََّูุง
"Sungguh aku telah dianugerahi rasa cinta kepadanya." (HR. Muslim)
Banyak pelajaran yang diambil dari kehidupan Khadijah, baik dari sisi pribadi maupun rumah tangganya. Di antaranya;
• Pribadi Khadijah merupakan cermin dari sabda Rasulullah saw, "…Orang yang terbaik di antara kalian pada masa jahiliah, dialah orang terbaik di antara kalian pada masa Islam, jika mereka memahami agamanya."
• Islam datang bukan untuk menghapus kemuliaan dan keistimewaan seseorang. Justeru dia akan mendapatkan kemuliaan hakiki jika memahami dan meyakini serta mengamalkan Islam.
• Kejujuran merupakan modal utama dalam hubungan antara manusia. Dari sanalah sumber kebaikan dan kebahagiaan. Karenanya, kejujuran hendaknya menjadi barometer utama kita untuk menilai kepribadian seseorang, bukan sekedar penampilan fisik dan materi.
• Keharmonisan sebuah keluarga bukan ditentukan oleh ketampanan dan kecantian masing-masing pasangan, bukan juga oleh berlimpahnya materi, tapi oleh kemampuan kedua belah pihak dalam menempatkan diri secara tepat pada posisinya masing-masing, apakah sebagai suami ataupun isteri. Tentu dengan iman dan takwa sebagai landasannya.
• Jika Rasulullah saw dengan segala kemuliaannya merasakan betul peran sang isteri yang setia mendampinginya dan membela perjuangannya, maka lebih-lebih orang yang derajatnya di bawah beliau. Tentu lebih membutuhkan peran isteri yang mendukung tugas-tugasnya.
• Peran dakwah dapat dilakukan siapa saja sesuai kemampuan dan posisinya masing-masing. Dan kemuliaannya bukan sekedar pada kedudukan yang dia miliki, tapi lebih kepada komitmen dan keteguhan dalam memegang peran tersebut.
• Di antara perkara yang dapat membantu terciptanya hubungan harmonis antara sepasang suami isteri adalah apabila masing-masing pasangan menghormati dan memuliakan orang-orang yang dihormati pasangannya, seperti kerabat atau teman dekat. Rasulullah sawa sangat menghormati teman2nya Khadijah. Diriwayatkan setelah Khadijah wafat, Rasulullah saw suka memberi shadaqah kepada teman2nya Khadijah.
• Termasuk akhlak mulia adalah apabila kita berbuat baik kepada orang-orang dekat yang dicintai kerabat kita yang telah meninggal dunia.
• Cinta yang hakiki adalah manakala masing-masing pihak tetap menjaga cintanya dalam kondisi yang paling sulit dan berat sekalipun. Tidak hanya ada dan dimiliki saat senang dan bahagia, namun hilang saat sedih dan sulit menimpa.
Baik sampai disini.... maaf jika materinya terlalu panjang (atau terlalu pendek?)....
๐๐๐๐๐๐๐๐
๐ *Tanya jawab :* ๐
1⃣๐aniek jakarta
Ustadz jika suami sedang semangat mencari ilmu.
Sebagai penyeimbang.
Bagaimana peran istri seharusnya.
Apakah ikut mencari ilmu agar sekufu dalam ilmu dengan suami?
Atau setia menunggu dirumah menjaga anak2?
Jazakallah khayrr
*jawab :*
Masing2 dilihat kondisinya.... Jika tanggungjawab rumah tangga termasuk mengurus anak tdk dapat ditinggalkan, maka seharusnya isteri menunaikan hal tsb, dan justeru itu akan membantu suaminya konsentrasi studi. Tapi jika hal tsb dpt didelegasikan atau dilakukan sambil belajar, tentu itu lebih baik..... wallahu a'lam.
2⃣๐๐ปSurthy ijin bertanya. .
Kita semua pasti mendambakan rumah tangga seperti rumah tangga suritauladan kita baginda Rasulullah Saw. Dan khadijah Ra.
Tapi di jaman sekarang , , susah untuk mewujudkan hak tsb.
Point " Apakah hendak nya yg harus di miliki seorang pasang an agar rumah tangga bahagia sesuai islam ustadz.
*jawab :*
Ada ungkapan seorang ulama, 'Serupailah orang2 baik, walau engkau tak persis spt mereka'. Setidaknya teladannya sudah ada, tinggal usaha kita utk menempuhnya, hasilnya dpt seberapa, insyaAllah itu yg terbaik bagi kita.
3⃣Ita.๐.izin.bertanya"tadi dijelaskan bahwa blm disyariatkan shalat jenazah.lalu gimana proses pengurusan jenazah pd wkt itu .apakah ngga dishalatkan.sukron ustadz
*jawab :*
Wallahu a'lam, boleh jadi cukup dikuburkan saja.
4⃣Jd gini.. Khadijah kan dulunya melamar rasulullah dulu.. Nah ketika itu terjadi kan islam blm turun.. Apa dizaman sekarang boleh kyk gtu jg.. Akhwat melamar ikhwan?
*jawab :*
4. Jika dicermati, bukan melamar, karena melamar itu merupakan wilayah laki2. Yg terjadi adalah Khadijah menyampaikan keinginan untuk menikah melalui kawan dekatnya bernama Nafisah kpd Rasulullah saw dan paman beliau. Lalu Rasulullah respon positif, maka datanglah merka melamar dan menikahi Khadijah... hal tsb sekarng pun dapat dilakukan, namun tentu saja dgn batas2 norma dan sifat wanita yg memiliki rasa malu yg lebih besar, meskipun saya kira hal ini sangat jarang terjadi... namun jika itu terjadi, tdk masalah, sepanjang caranya baik dan tujuannya baik.
๐ *Closing statement :* ๐
〰〰〰〰〰〰๐ฆ
๐ค : Sholcan **
✍๐ผ : Sholcan **
๐น๐
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG : Telaga Surga 1 & 2
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐ : Selasa, 07 November 2017
⏰ : 19.30 s.d 21.00 wib
๐ : *KETELADANAN KHADIJAH RA SEBAGAI INSPIRASI WANITA MASA KINI*
๐ณ๐ป♀ : *Ustadz Abdullah Haidir*
๐ *Materi * ๐
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tentang Khadijah, beliau adalah wanita mulia, bahkan sejak sebelum Islam pun beliau sudah dikenal sbg wanita mulia. Sejak zaman jahiliah, beliau dijuluki 'Ath-Thahirah' (wanita yg suci)
Beliau juga lahir dari keluarga terhormat dan terpandang di masyarakaat Mekah. Selain terhormat dan terpandang di tengah kaumnya, Khadijah juga memiliki kemampuan berbisnis yang handal hingga akhirnya dia dikenal sebagai pedagang Mekah yang sukses saat itu. Kafilah dagangnya tiada henti membawa barang dagangan antara Mekah dan Madinah. Selain itu, dia sering menyewa orang untuk menjual barang dagangannya ke negeri Syam dengan imbalan upah.
Maka, lengkaplah kemuliaan yang dimiliki Khadijah; Keturunan dari keluarga terhormat, kepribadian mulia dan keka-yaan berlimpah.
Sejatinya, untuk ukuran masyarakat saat itu, kemuliaan Khadijah adalah sesuatu yang sangat agung dan boleh jadi itulah puncak impian yang diinginkan seorang wanita pada umumnya.
Namun Allah Ta'ala menghendaki kemuliaannya melampaui batas-batas daerah dan usianya, bahkan melampaui batas-batas kehidupan dunia yang fana ini. Yaitu dengan mempertautkan hatinya dengan Rasulullah saw, sehingga dia menjadi pendamping pertama dalam kehidupan Rasulullah saw. Meraih kemuliaan dunia dan kebahagiaan akhirat.
Kita tentu sudah baca bagaimana latar belakang kisah pernikahan Khadijah dengan Rasulullah, yg tak lain menunjukkan kemuliaan Khadijah yang menghendaki pendamping seorang laki2 yg memiliki akhlak, integritas dan tanggungjawab, walaupun Rasulullah saw saat itu seorang pemuda miskin. Sementara kalau dia mau, banyak laki-laki Quraisy Mekah yang kaya raya yg akan menikahinya...
Sekedar catatan. Sebelum menikah dengan Rasulullah saw, Khadijah adalah seorang janda. Sebelumnya dia sempat menikah dua kali, pertama dengan Abu Halah bin Zurarah bin Nabasy At-Tamimi, kedua dengan Atiq bin A'iz bin Umar bin Makhzum.
Saat menikah dengan Rasulullah saw, beliau berusia 25 tahun. Sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Mahar yang Rasulullah saw berikan adalah sebesar 12 Uqiyah atau sekitar 480 dirham.
Meskipun antara usia Rasulullah saw terpaut jauh lebih muda dari usia Khadijah, namun hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk mengarungi bahtera keluarga yang harmonis penuh bahagia.
Sang isteri, Khadijah, meskipun seorang wanita kaya raya dan bersuamikan Rasulullah saw yang asalnya orang tak berpunya, tetap memposisikan diri sebagaimana layaknya seorang isteri. Dengan penuh khidmat dan rasa cinta seorang isteri, dia berusaha untuk selalu mendapatkan keridhaan sang suami. Bahkan dia menghadiahkan kepada Rasulullah saw seorang budaknya bernama Zaid bin Haritsah karena dia melihat Rasulullah saw menyukainya.
Sementara Rasulullah saw sendiri, walau beristeri seorang wanita mulia yang kaya raya, hal tersebut tidak mempengaruhi kemuliaan budi pekertinya. Beliau tetap dengan kemuliaan akhlaknya, baik terhadap keluarganya maupun terhadap masyarakat. Dirinya tidak berubah berprilaku tercela hanya karena gelimang harta.
Perkara ini merupakan pelajaran berharga bagi setiap keluarga muslim, bahwa hubungan dan prilaku suami isteri tidak ditentukan oleh latar belakang kedua belah pihak, tetapi ditentukan oleh kedudukan yang telah Allah tetapkan kepada mereka.
Suami tetaplah seorang kepala keluarga, apapun latar belakangnya. Dia berkewajiban memenuhi kebutuhan keluar-ganya, baik pangan, sandang maupun papan, serta melindungi dan membimbing mereka dengan sikap yang bijak.
Sedangkan seorang isteri, tetaplah dia seorang yang seharusnya patuh kepada suaminya selama tidak diperintahkan berbuat maksiat, serta dituntut menjadi pendamping yang dapat meringankan beban sang suami dalam suka dan duka.
Kesetiaan Khadijah terhadap suaminya, Rasulullah saw, ter-nyata tidak sebatas urusan rumah tangga. Hal itu terbukti ketika fase kehidupan Rasulullah saw memasuki ruang lingkup kenabian.
Sebagaimana diberitakan dalam buku-buku sirah, pada usia 40 tahun, Rasulullah saw menerima Wahyu pertama di goa Hira.
Beliaulah yg tercatat sebagai orang yg pertama kali meneriman dakwah beliau dan beriman dengannya. Bahkan lebih dari itu, Khadijah memberi support dan dukungan dana.... inilah yg membuatnya tak dapat dilupakan oleh Rasulullah saw walau setelah beliau wafat....
perhatikan apa yg dikatakan khadijah saat Rasulullah saw pulang ketakutakan pasca wahyu pertama di gua hiro....?
Khadijah segera menenangkan dan menghibur suaminya seraya berkata:
َููุงَّ، َูุงِููู ู َุง ُูุฎْุฒَِْูู ุงُููู ุฃَุจَุฏุงً ، ุฅََِّูู َูุชَุตُِู ุงูุฑَّุญِู َ ، َูุชَุญْู ُِู ุงََّْููู، َูุชَْูุณِุจُ ุงْูู َุนْุฏُْูู َ ، َูุชُْูุฑِู ุงูุถََّْูู ، َูุชُุนُِْูู ุนََูู ََููุงุฆِุจِ ุงْูุญَِّู
“Tidak sama sekali. Demi Allah, Dia (Tuhan) tidak akan menghinakanmu selamanya. Engkau adalah orang yang suka menyambung silaturrahim, membawakan dan membantu orang yang lemah, menghormati tamu dan suka menolong dalam kebaikan.”
Sangat tampak sekali kedewasaan beliau dan sifatnya yang selalu memberikan ketenangan dan kedamaian.
Jika kita membaca sejarah dakwah Rasulullah saw betapa beratnya tantangan dan cobaan yang beliau hadapi pada permulaan fase dakwahnya, maka kurang lebih itulah yang dihadapi oleh Khadijah. Sebab, sebagai isteri yang sangat mencintai dan setia terhadap suaminya, maka apa yang dirasakan oleh suaminya, tentu dia turut pula merasakannya, baik secara fisik maupun mental.
Bahkan ketika pada tahun ke 7 kenabian, ketika Rasulullah saw dan seluruh kaum muslimin serta Bani Hasyim dan Bani Abdul-Muththalib diboikot oleh orang-orang kafir Quraisy, Khadijah pun ikut menemani Rasulullah saw dalam masa-masa pemboikotan yang amat berat dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, usianya saat itu di atas 60 tahun. Sebuah ujian dan pengorbanan yang teramat berat, sebab pemboikotan berlangsung selama 3 tahun. Mereka diisolir di sebuah perkampungan dan tidak dapat melakukan jual beli atau berbagai transaksi lainnya. Otomatis persediaan pangan menjadi sangat menipis dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya sangat sulit didapatkan.
Dan akhirnya saat-saat yang sangat menyedihkan itu tiba. Kurang lebih tiga tahun sebelum peristiwa Hijrah Khadijah ra menghadap Rabbnya setelah dia mengerahkan segenap pengorbanan dan kesetiaannya kepada Rasulullah saw, meninggalkan berbagai kemuliaan yang akan selalu dicatat tinta sejarah dan dikenang miliaran manusia sepanjang masa.
Dia meninggal pada usia 65 tahun. Di makamkan di sebuah daerah bernama Hajun di Kota Mekah. Rasulullah saw sendiri yang langsung menguburkannya. Saat itu belum disyariatkan sholat jenazah. Tahun kematiannay dalam sirah disebut sbg Aamul Huzni (Tahun kesedihan), karena beliau wafat tiga hari setelah wafatnya Abu Thalib, paman Rasulullah saw yg sangat dekat dengn beliau
Besarnya kecintaan dan pengorbanan Khadijah thd Rasulullah, berbalas dengan besarnya cinta Rasulullah saw kepadanya...
Ada kalimat singkat yang pernah Rasulullah saw ungkapkan tentang kedudukan Khadijah dalam dirinya tatkala Aisyah radhiallahu anha mempertanyakan perhatian Rasulullah yang besar terhadapnya. Beliau berkata,
ุฅِِّูู ุฑُุฒِْูุชُ ุญُุจََّูุง
"Sungguh aku telah dianugerahi rasa cinta kepadanya." (HR. Muslim)
Banyak pelajaran yang diambil dari kehidupan Khadijah, baik dari sisi pribadi maupun rumah tangganya. Di antaranya;
• Pribadi Khadijah merupakan cermin dari sabda Rasulullah saw, "…Orang yang terbaik di antara kalian pada masa jahiliah, dialah orang terbaik di antara kalian pada masa Islam, jika mereka memahami agamanya."
• Islam datang bukan untuk menghapus kemuliaan dan keistimewaan seseorang. Justeru dia akan mendapatkan kemuliaan hakiki jika memahami dan meyakini serta mengamalkan Islam.
• Kejujuran merupakan modal utama dalam hubungan antara manusia. Dari sanalah sumber kebaikan dan kebahagiaan. Karenanya, kejujuran hendaknya menjadi barometer utama kita untuk menilai kepribadian seseorang, bukan sekedar penampilan fisik dan materi.
• Keharmonisan sebuah keluarga bukan ditentukan oleh ketampanan dan kecantian masing-masing pasangan, bukan juga oleh berlimpahnya materi, tapi oleh kemampuan kedua belah pihak dalam menempatkan diri secara tepat pada posisinya masing-masing, apakah sebagai suami ataupun isteri. Tentu dengan iman dan takwa sebagai landasannya.
• Jika Rasulullah saw dengan segala kemuliaannya merasakan betul peran sang isteri yang setia mendampinginya dan membela perjuangannya, maka lebih-lebih orang yang derajatnya di bawah beliau. Tentu lebih membutuhkan peran isteri yang mendukung tugas-tugasnya.
• Peran dakwah dapat dilakukan siapa saja sesuai kemampuan dan posisinya masing-masing. Dan kemuliaannya bukan sekedar pada kedudukan yang dia miliki, tapi lebih kepada komitmen dan keteguhan dalam memegang peran tersebut.
• Di antara perkara yang dapat membantu terciptanya hubungan harmonis antara sepasang suami isteri adalah apabila masing-masing pasangan menghormati dan memuliakan orang-orang yang dihormati pasangannya, seperti kerabat atau teman dekat. Rasulullah sawa sangat menghormati teman2nya Khadijah. Diriwayatkan setelah Khadijah wafat, Rasulullah saw suka memberi shadaqah kepada teman2nya Khadijah.
• Termasuk akhlak mulia adalah apabila kita berbuat baik kepada orang-orang dekat yang dicintai kerabat kita yang telah meninggal dunia.
• Cinta yang hakiki adalah manakala masing-masing pihak tetap menjaga cintanya dalam kondisi yang paling sulit dan berat sekalipun. Tidak hanya ada dan dimiliki saat senang dan bahagia, namun hilang saat sedih dan sulit menimpa.
Baik sampai disini.... maaf jika materinya terlalu panjang (atau terlalu pendek?)....
๐๐๐๐๐๐๐๐
๐ *Tanya jawab :* ๐
1⃣๐aniek jakarta
Ustadz jika suami sedang semangat mencari ilmu.
Sebagai penyeimbang.
Bagaimana peran istri seharusnya.
Apakah ikut mencari ilmu agar sekufu dalam ilmu dengan suami?
Atau setia menunggu dirumah menjaga anak2?
Jazakallah khayrr
*jawab :*
Masing2 dilihat kondisinya.... Jika tanggungjawab rumah tangga termasuk mengurus anak tdk dapat ditinggalkan, maka seharusnya isteri menunaikan hal tsb, dan justeru itu akan membantu suaminya konsentrasi studi. Tapi jika hal tsb dpt didelegasikan atau dilakukan sambil belajar, tentu itu lebih baik..... wallahu a'lam.
2⃣๐๐ปSurthy ijin bertanya. .
Kita semua pasti mendambakan rumah tangga seperti rumah tangga suritauladan kita baginda Rasulullah Saw. Dan khadijah Ra.
Tapi di jaman sekarang , , susah untuk mewujudkan hak tsb.
Point " Apakah hendak nya yg harus di miliki seorang pasang an agar rumah tangga bahagia sesuai islam ustadz.
*jawab :*
Ada ungkapan seorang ulama, 'Serupailah orang2 baik, walau engkau tak persis spt mereka'. Setidaknya teladannya sudah ada, tinggal usaha kita utk menempuhnya, hasilnya dpt seberapa, insyaAllah itu yg terbaik bagi kita.
3⃣Ita.๐.izin.bertanya"tadi dijelaskan bahwa blm disyariatkan shalat jenazah.lalu gimana proses pengurusan jenazah pd wkt itu .apakah ngga dishalatkan.sukron ustadz
*jawab :*
Wallahu a'lam, boleh jadi cukup dikuburkan saja.
4⃣Jd gini.. Khadijah kan dulunya melamar rasulullah dulu.. Nah ketika itu terjadi kan islam blm turun.. Apa dizaman sekarang boleh kyk gtu jg.. Akhwat melamar ikhwan?
*jawab :*
4. Jika dicermati, bukan melamar, karena melamar itu merupakan wilayah laki2. Yg terjadi adalah Khadijah menyampaikan keinginan untuk menikah melalui kawan dekatnya bernama Nafisah kpd Rasulullah saw dan paman beliau. Lalu Rasulullah respon positif, maka datanglah merka melamar dan menikahi Khadijah... hal tsb sekarng pun dapat dilakukan, namun tentu saja dgn batas2 norma dan sifat wanita yg memiliki rasa malu yg lebih besar, meskipun saya kira hal ini sangat jarang terjadi... namun jika itu terjadi, tdk masalah, sepanjang caranya baik dan tujuannya baik.
๐ *Closing statement :* ๐
〰〰〰〰〰〰๐ฆ
๐ค : Sholcan **
✍๐ผ : Sholcan **
๐น๐
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG : Telaga Surga 1 & 2
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Komentar
Posting Komentar