Rinduku Pada-MU
✍🏼 NOTULENSI KAJIAN
📆 : Selasa, 12 September 2017
⏰ : 15.30 s.d. 18.00 WIB
📑 : *RINDUKU PADA-MU*
👰 : Ustadzah *Ummu Adib*
💞 *Materi :* 💞
Semoga Rabb berikan kesehatan, kelapangan kehidupan serta rezeki yang barokah bagi seluruh penghuni ruang Telaga Syurga ini.
Aamiin
مَا شَاء الّله
Ruang yang sangat dirindui... ruang tempat para penghuni syurga bermain-main, berbahagia dengan cipratan airnya yang tidak akan pernah membuat diri sakit meriang.
*Kerinduanlah,*
pemantik yang membuat siapapun pecinta menjadi kokoh langkahnya, berani pijakannya, dan kuat asanya untuk mempertahankan menara impian yang telah ia susun sedemikian utuh.
Dalam kisah apapun di episode hidup, sisipkanlah ruang untuk diri lengkapi dengan rindu.
Jarak yang tercipta kadang membuat lara, tapi di saat yang sama, ia memberi diri ruang untuk mempersiapkan hari terbaik, memberimu luang untuk melesatkan diri.
Kerinduanlah yang membuat jutaan manusia, lengkap dengan warna-warni bahasa dan kebangsaannya tumpah ruah di pusaran tanah haram.
*Kerinduan menjadi tamu Allah,* kemudian menjadi energi bagi milyaran muslimin berikhtiar menggenapkan rukun Islamnya.
Maka dalam kisah diri, setelah engkau memancang mimpi agung, lengkapi dengan rindu, agar citamu tak luruh ditelan waktu.
Kerinduan akan menjaganya, membuatmu membara, menjadikanmu jiwa tegar pengembara dalam petualangan meraihnya, bukan penyilat lidah terhempas dalam jelaga.
Kita akan mengenang mereka, para wanita yang menorehkan iman dengan darah dan nyawanya sendiri.
Para wanita yang membuat kecantikan fisik, kekayaan dan kedudukan dunia jadi tak berarti.
*Ditukarnya semua itu dengan keharibaan Ilahi,* keridhoanNya untuk menuju SurgaNya yang kekal abadi.
Para wanita yang disiksa dan terbunuh lantaran beriman kepada Allah.
Dalam hati dan jiwa para wanita mulia ini, hanya ada memurnikan penghambaan kepada Allah _ta’ala_. Kendatipun simbah darah menyembur dan tubuh pun berhambur.
Allah Yang Maha Hidup telah mengingatkan kita akan kedengkian dan kejahatan orang-orang kafir dengan kaum Mukmin. Sebagaimana tertera di dalam Al-Qur’an surat Al-buruj ayat delapan: ومَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
_“Dan tidaklah mereka menyiksa orang-orang Mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”_ (QS Al-Buruj: 8)
Walau pun ayat ini berkisah tentang _ashhabul ukhdud_, namun maknanya meliputi kaum Mukmin sepanjang masa.
Baik umat Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun yang jauh sebelumnya.
*tarik nafas panjang perlahan...
Tuturan indah Imam Ibnu Katsir dalam _Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim_ menyingkap ayat ini, _“Orang-orang Mukmin tidak memiliki kesalahan terhadap mereka, kecuali hanya karena imannya kepada Allah Yang Maha Perkasa (yang dianggap tindak kejahatan), tidak akan tersia-siakan orang-orang yang berlindung di bawah kokoh naunganNya, Dia Maha Terpuji dengan segala perbuatan dan firmanNya, dalam syariat maupun takdirNya.”_
Kisah yang abadi tak lekang ditelan zaman. Mereka hidup di dalam ayat-ayatNya. Salah satu nama yang diabadikanNya adalah Asiyah binti Muzahim, atau lebih dikenal dengan Asiyah istri Fir’aun.
*Siapa kenal Asiyah binti Muzahim ?*
Dalam *kitab Shahihain* diriwayatkan Abu Musa Al-Asy'ari, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda:
*كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيلد، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيد عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ*
_"Banyak dari kaum lelaki yang mencapai kesempurnaan, tetapi tiada yang mencapai kesempurnaan dari kaum wanita selain Asiah binti Muzahim bekas istri Fir’aun, Maryam binti Imran, dan Khadijah binti Khuwalid. Dan sesungguhnya keutamaan Aisyah di atas kaum wanita sama dengan keutamaan makanan Sarid di atas makanan lainnya."_
Imam Abu Ja'far Ar-Razi dan Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari telah meriwayatkan dengan bersanad kisah Asiyah istri Fir'aun yang disiksa suaminya sendiri di bawah terik matahari.
*Asiyah disiksa lantaran beriman kepada Allah.*
*Ia tidak mengakui suaminya itu sebagai Tuhan.*
Kisah pun berawal dari istri bendahara Fir’aun yang juga adalah tukang sisir istana. Orang Indonesia biasa menyebut istri bendahara Fir’aun sekaligus tukang sisir istana ini sebagai Siti Masyithoh.
Perlu kita ketahui bersama, bahwa _Masyithoh_ sendiri bukan nama, tetapi istilah bahasa Arab untuk tukang sisir.
Awalnya bermula saat Masyithoh sedang duduk menyisiri rambut anak perempuan Fir'aun seperti aktivitasnya sehari-hari.
Suatu hari, sisir yang digunakannya itu terjatuh, dan ia pun spontan mengucap, “Celakalah orang yang kafir kepada Allah.”
Maka anak perempuan Fir'aun itu bertanya kepada Masyithoh, “Apakah engkau punya Tuhan selain ayahku?”
Masyithoh pun mencoba menjawab dengan mantap, “Tuhanku, Tuhan ayahmu dan Tuhan segala sesuatu ialah Allah.”
Seketika itu pula, anak perempuan Fir'aun itu menampar dan memukul Masyithoh. Ia tahu posisinya sebagai anak raja, ia pun lantas mengadukan hal itu kepada ayahnya.
Sebagai manusia yang mengaku-ngaku Tuhan, Fir'aun langsung memerintahkan agar Masyithoh ini ditangkap, meskipun wanita tersebut adalah istri bendahara kerajaan yang lama mengabdi. Fir’aun dengan angkuh bertanya, _“Apakah engkau menyembah Tuhan lain selain aku?” _
_“Ya. Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu ialah Allah, dan hanya kepadaNya aku menyembah,”_ tegas Masyithoh dengan tenang.
Mendengar jawabannya itu sang penguasa Mesir Kuno ini murka.
Lalu Fir'aun menyiksanya dengan mengikat kedua tangan dan kedua kakinya pada pasak-pasak.
Hal ini juga sengaja dijadikan tontonan warga Mesir agar mereka tahu apa akibatnya kalau macam-macam dengan Fir’aun.
Para algojo istana pun melepaskan ular-ular berbisa untuk mengerumuni tubuh Masyithoh. Penyiksaan itu berlangsung lama.
Suatu hari Fir’aun datang melihat keadaannya dan berkata, _“Apakah engkau hendak kembali (murtad) dari keyakinanmu itu?”_
Tetapi Masyithoh itu justru menjawab: _“Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu ialah Allah.”_
Fir'aun merupakan raja lalim yang berpengalaman menyiksa orang. Ia sadar akan keteguhan Masyithoh.
Fir’aun pun mengancam akan menyiksa dan membunuh anak-anak Masyithoh. Biasanya psikis keibuan para wanita akan terguncang dengan ancaman khas Fir’aun ini.
😭 _menarik nafas sangat berat dan panjang_
_"Sungguh aku akan menyembelih anak laki-lakimu yang sulung di hadapanmu jika engkau tak mengindahkan apa yang kuperintahkan,”_ ancam pria yang dianggap titisan Dewa Matahari dalam keyakinan Mesir Kuno ini.
_“Laksanakanlah apa yang ingin engkau putuskan,”_ ujar Masyithoh, ini bukan jawaban seorang ibu-ibu biasa, ini adalah jawaban wanita langit. Penghambaan penuh dan tawakkal kepada Rabb semesta alam. Jawaban semacam inilah yang membuat Fir’aun heran.
Akhirnya Fir’aun pun menyembelih anak laki-laki Masyithoh, di hadapan ibunya sendiri. Allah Maha Penyayang, tidak lama setelah wafat ruh anak laki-lakinya menyampaikan berita gembira kepada ibunda seraya mengatakan:
“Duhai Ibu, bergembiralah, sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala yang besar,” hiburan dari Rabbul ‘Izzah inilah yang membuat Masyithoh tetap teguh dan bersabar dalam menghadapi siksaan.
😭
Tidak cukup dengan penyiksaan itu, di hari lain Fir’aun datang lagi. Ia mengancam akan menyiksa dan membunuh anak Masyithoh yang lain.
Disembelih lagi anaknya di hadapan sang ibu, Masyithoh tetap tegar seperti sebelumnya. Masyithoh pun menjawab dengan kata-kata yang sama.
Kemudian Fir'aun menyembelih lagi putranya yang lain di hadapannya.
Lagi-lagi keajaiban datang, ruh anaknya yang baru saja terbunuh menyampaikan berita gembira kepada sang ibunda seraya berkata, _“Duhai ibu, bersabarlah, karena sesungguhnya bagimu ada pahala yang besar sekali di sisi Allah.”_
Darah telah lama bersimbah, jasad telah terkoyak. Siksaan demi siksaan selama berhari-hari akhirnya membuat jasad Masyithoh terbujur kaku.
Ia wafat. Wanita biasa kemungkinan akan mati pada hari pertama siksaan.
Pada Allah jualah segala sesuatu kembali. Allah Yang Maha Hidup dan Maha Memiliki Kehidupan, mengambil nyawa Masyithoh.
Allah jualah yang menampakkan pahala, kedudukan dan kemuliaan Masyithoh kepada Asiyah.
_gemetar jemari melanjutkannya_
Keimanan Asiyah si wanita yang cantik jelita ini pun bertambah kuat.
Saat Masyithoh disiksa, diam-diam Asiyah istri Fir’aun ternyata mendengar pembicaraan Masyithoh dengan ruh kedua putranya. Akhirnya Asiyah pun memutuskan mantap beriman.
Peristiwa kemenangan Nabi Musa dan Nabi Harun dalam menghadapi para tukang sihir istana menjadi wasilah tertampaknya keimanan Asiyah di mata Fir’aun. Asiyah bertanya ke seorang pembesar istana,
_“Siapakah yang menang (dalam pertandingan itu)?”_
Maka dikatakan kepada Asiyah, _“Yang menang adalah Musa dan Harun.”_
Lalu ia mantap bersaksi dengan lantang, _“Aku beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun.”_
Tidak kalah dengan Masyithoh, Asiyah pun Allah kuatkan menampakkan keimanannya.
Setelah dipermalukan oleh keteguhan Masyithoh, ditambah lagi tukang-tukang sihirnya juga dikalahkan oleh Nabi Musa-Nabi Harun, makin bertambahlah angkara murka Fir’aun.
Tentu ini menjadi guncangan psikis buat sang raja Mesir Kuno. Sekarang istrinya sendiri tidak mau menyembahnya.
Fir’aun pun meminta pendapat para pembesar kerajaan, _“Bagaimanakah pendapat kalian tentang Asiyah binti Muzahim?”_
Para pembesar yang tak tahu perkara ini jelas memuji Asiyah. Ia permaisuri Fir’aun sendiri, bunga bangsa dan simbol kehormatan Mesir Kuno.
Maka Fir’aun berkata kepada mereka, _“Sesungguhnya dia sekarang menyembah selain aku!”_
Mereka kaget, lalu berkata kepada Fir'aun, _“Wahai paduka, kalau begitu hukum mati saja dia.”_
Maka sama seperti Masyithoh sebelumnya. Asiyah ditangkap rezim suaminya sendiri. Asiyah diikat kedua tangan dan kakinya ke empat pasak.
Asiyah berdo'a kepada Allah. *_Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga._*
At-Tahrim: 11
Do'a ini pun diabadikan Allah dalam Al-Qur’an. Mukjizat terbesar yang akan memandu umat manusia hingga akhir zaman. Allah sendiri yang mengabadikan do'a Asiyah.
Fir’aun yang menyaksikan ucapan Asiyah heran lantaran Asiyah malah tersenyum saat disiksa. Benar, Asiyah tersenyum karena Allah menampakkan rumahnya kelak di Surga, khusus untuk Asiyah.
_“Tidakkah kalian heran dengan kegilaan Asiyah ini. Sesungguhnya kita sedang menyiksanya, namun dia malah tersenyum”,_ ujar Fir’aun kepada para pembesar kerajaan.
Peristiwa demi peristiwa yang disaksikan Fir’aun dan para pembesar memang pantas membuat mereka tertimbun dalam keheranan.
_jantung diri berdegup tak beraturan_
Penyiksaan terhadap istrinya sendiri pun dijadikan tontonan menarik bagi raja lalim sepanjang masa ini.
Kerapkali para Malaikat menaungi Asiyah dengan sayap-sayap mereka.
Tubuh wanita Asiyah disiksa para algojo dengan beragam cara. Salah satunya ditimbun dengan batu besar yang diletakkan di atas dadanya. Tentu, sengatan matahari khas Mesir makin menambah siksaannya itu.
Tatkala Fir’aun pun mulai bosan, ia berpesan kepada para algojonya, _“Carilah oleh kalian batu yang besar. Jika Asiyah tetap pada keyakinannya, lemparkanlah batu besar itu kepadanya, namun jika ia mencabut ucapannya itu, maka ia tetap menjadi istriku.”_
Ketika kali ini para algojo mendatanginya, sang cantik jelita tetap teguh pada keimanannya.
Asiyah menengadahkan wajahnya ke langit. Seraya melihat tempat tinggalnya kelak di surga, ia tetap teguh menggenggam kebenaran.
Tatkala hendak dilemparkan batu besar ke tubuh Asiyah, ruh Asiyah dicabut dari jasadnya dan ia pun wafat dengan tenang. Barulah batu besar itu dihempaskan pada tubuhnya yang sudah tidak bernyawa. Tubuhnya hancur, bersimbah darah.
Keteguhan Masyithoh dan Asiyah menjadi pengokoh tersendiri bagi estafet risalah selanjutnya, tak terkecuali umat Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dua wanita yang mempersembahkan darah, tubuh dan jiwanya kepada Allah. Kisahnya laksana penegar bagi orang-orang beriman, khususnya wanita-wanita penggenggam risalah generasi berikutnya.
Kendati tubuh hancur, bersimbah darah, keimanan mereka tiada luntur dan goyah.
Allah menempatkannya di dalam _Jannah_Nya, ridha Allah senantiasa tercurah kepadanya.
Allah Sang Maha Hidup telah berjanji,
*فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ ۖ بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ ۖ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ*
_Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang *disakiti pada jalanKu*, yang berperang dan *yang dibunuh*, pastilah akan *Kuhapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga* yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik”_
Ali Imran: 195
😭💝
Allahu Rabbuna...
*Mampukah kita menggenggam rindu seperti Masyithoh dan Asiyah?*
*Mampukah kita menggenggam rindu seperti wanita-wanita Palestina, Syiria, Yaman, Iran, Irak, Rohingya?*
Jangan-jangan diri sibuk terlena dalam jelaga hausnya kisah dunia.
_menatap diri_
Saya cukupkan sayang 💝
💞 *Tanya jawab :* 💞
💕1⃣🙋🏻Dian
bagi wanita khususnya mana yg lebih utama berjihad di medan perang meninggalkan keluarga atau berbakti pd suami , orangtua dan keluarga? Bukankah keutamaan wanita itu di dalam rumah. Apakah wanita yg mengurus rumah tangga jg bs turut serta dalam perjuangan dakwah / bermanfaat bagi ummat 🙏🏻 mohon pencerahannya.
💖Jawab
Mba Dian sayang,
Adalah Shafiyyah binti Abdul Muthalib seorang shahabiyah berjiwa indah. harum namanya sepanjang sejarah kehidupan, sila dipelajari kisahnya pada buku-buku shahabiyah Nabi, maka kitapun akan memahami pribadinya. Ketika beliau menjadi seorang yang mendukung anak ² nya untuk berjihad. Ketika ia menjadi salah satu wanita penopang keindahan sejarah Islam.
Islam amat menjunjung tinggi kedudukan satu orang perempuan dalam kehidupannya. Sehingga mereka hendak dilindungi hak-haknya, ditinggikan martabatnya dan juga dimuliakan posisinya. Lebih-lagi perintah untuk tetap tinggal di dalam rumah mengandung hikmah yang baik bagi diri perempuan tersebut sendiri.
Seorang perempuan yang tinggal di dalam rumah, apabila dia mendidik anak-anaknya, melayani suaminya dan juga menjaga harta keluarganya dengan ikhlas maka Allah akan memberikan kebaikan dalam hidupnya. Dalam surat Al-Ahzab ayat 33, Allah berfirman
“Dan hendaklah kamu tetap tinggal dirumah-rumah kalian dan juga janganlah kalian berhias dan juga bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah terdahulu. Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan juga taatilah Allah dan juga Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa-dosa dari kau, wahai Ahlul-bait, dan juga membersihkan kamu sebersih-bersihnya. ”
Imam Ibnu Katsir menerangkan bahwa memang arti ayat diatas ialah agar para perempuan tetap tinggal didalam rumahnya dan juga janganlah keluar rumah tanpa ada kebutuhan.
Bukanlah cuma dihapuskan segala dosa-dosanya, satu orang perempuan yang tetap tinggal di dalam rumahnya hendak memperoleh pahala seperti manusia yang tengah berjihad di jalan Allah.
Seperti mana yang kita ketahui bahwa memang manusia yang berjihad di jalan Allah dan juga lalu dia mati syahid, maka dia hendak memperoleh pahala yang besar. Beserta surga firdaus hendak menantikan kedatangannya. Lalu segala kebaikan yang ada di dalam surga hendak di-berikan kepadanya.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, disebutkan bahwa memang ada perempuan yang datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan juga dia berbicara kepada beliau bila satu orang laki-laki memiliki keutamaan dan juga mereka berjihad di jalan Allah, lalu apakah dia dan juga kaum perempuan lainnya dapat memperoleh amalan seperti manusia yang berjihad di jalan Allah? Maka Rasulullah pun bersabda bahwa memang barangsiapa di antara para perempuan yang tinggal dirumahnya, maka dia hendak memperoleh pahala mujahid di jalan Allah.
Namun walaupun begitu, Islam tidak mengekang kekebebasan satu orang perempuan untuk mengembangkan potensi dirinya. Satu orang muslimah tetap harus untuk menuntut ilmu walaupun mengharuskannya menuju luar rumah dengan adab dan juga cara yang syar’i.
2⃣☝endahati
Ummu Adib..
Mengikuti kisah Siti Masyitah dan Asiyah,2 ahli surga benar2 membuat diri ini malu dan kerdil..
a. Bagaiamana cara membuat diri ini menjadi spt beliau berdua?meski se ujung kuku?☺
Karena,kita masih sering dan sering lalai.
b.Sy mengajar di sma umum.
Sangat prihatin dg kondisi peserta didik.Hidupnya terbelenggu dg hp..
Bagaiamana cara mengajak mereka mencintai Allah?
Kemarin..sy mewajibkan kelas sy..utk wajib jamaah dzuhur di masjid.
Sudah benerkah Ummu?
Jazaakillah
💝 *Jawaban :*
A. Bu Endahati sayang, benar sekali sungguh mengingati jaminan syurga bagi Masyithoh dan Asiyah tentu diri sangat iri. Maka dari itu patut bagi kita meneladani keimanan keduanya. Sungguh-sungguh mencintai Allah dengan mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya.
Tertatih perlahan, sungguh-sungguh mengingati bahwa perjumpaan dengan Allah adalah akan terjadi. Berusaha meningkatkan ibadah diri.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Allah tidaklah menciptakan kita begitu saja. Bukan hanya sekedar untuk makan, minum, melepas lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Ingatlah, bukan hanya dengan tujuan seperti ini Allah menciptakan kita. Tetapi ada tujuan besar di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).
Kembalilah mengingati itu, wahai saudariku sayang...
B. MaasyaaAllah indah nian hati Bu Endahati, bukan saja mengingati keinginan diri tetapi juga memperhatikan sekitar. Benar Bu, generasi saat ini lebih sering bersama hp. Saya pribadi membatasi anak-anak untuk bersama hp. Mengahak pada aktifitas nyata seperti membaca buku, mengikuti kajian-kajian dan tempat pembelajaran ilmu, saat saya masih sekolah dahulu ada kegiatan rohis yang lebih semarak dan indah baik ukhueah bersama saudara ² muslim maupun mrnumbuhkan kecintaan kepada Allah dan Rasulullah.
3⃣☝️novrina ijin bertanya,kadang msh sering galau, jadi bgmn cara agar selalu husnuzon kepada Allah?
💝 *Jawaban :*
Adakalanya Rabb memberikan suatu keadaan takdir tanpa kita memahami sebabnya...
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘ ﻗَﺪَﺭُ ﺍﻟﻠَّﻪ (Ini sudah jadi takdir Allah). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.”
[HR Muslim no. 2664]
Mari diri mengingat bagaimana saat Nabi Khidr menjadi penuntun bagi Nabi Musa ?
Setara Nabi Musa saja memiliki banyak hikmah yg beliau tidak ketahui dan fahami, apalagi diri sebagai insan biasa yang sangat dhaif.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” ”
[QS. Al An’am:59]
Terdapat banyak ilmu dan pengetahuan Rabb yg blm terjamah oleh diri. Itu sebabnya Rasulullah teladankan agar diri terus berprasangka baik terhadap qadha dan qadar Nya.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.”
[QS. Al Hadiid: 22-23]
Saudari syurgaku sayang,
Tersebab Cinta, Rabb simpan doa dan harapan diri, untuk keadaan indah yang akan hadir dalam kehidupan sejati.
Yakinilah, bahwa ada banyak masa tidak terjadinya suatu keadaan yg diri harapkan, merupakan bentuk perlindungan Rabb atas bencana atau musibah lebih besar yg akan menimpa jika pengharapan diri itu terjadi.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
[QS. Al Baqoroh: 286]
4⃣🙋🏻Arita
Tanya
pada sebagian orang
Hijrah itu mudah. Istiqomah yang berat.
Ummi.... bagaimana cara paling keren untuk menjaga hati agar tetap istiqomah?
lihat ke kanan, sepatu blink2 menggoda
lihat ke kiri, tetangga asik ngajak ngerumpi
liat ke tipi sinetron, serba serbi gosip dan berita merajalela.
Lelah ummi 🙊🙊🙊🙊
💝 *Jawaban :*
Sayangku...
Berhijrahlah dengan sebaik-bqk hijrah saudariku sayang...
*ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻫَﺎﺟَﺮُﻭﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﻇُﻠِﻤُﻮﺍ ﻟَﻨُﺒَﻮِّﺋَﻨَّﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻟَﺄَﺟْﺮُ ﺍﻟْﺂَﺧِﺮَﺓِ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ*
_“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui. ”_
QS. An Nahl: 41
Bahkan Allah menjanjikan hal yang lebih baik saat diri berhijrah.
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah :155]
Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﺑَﻴْﻦَ ﺧَﻤْﺲِ ﺷَﺪَﺍﺋِﺪَ : ﻣَﺆْﻣِﻦٌ ﻳَﺤْﺴُﺪُﻩُ , ﻭَ ﻣُﻨَﺎﻓِﻖٌ ﻳُﺒْﻐِﻀُﻪُ , ﻭَ ﻛَﺎﻓِﺮٌ ﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻪُ, ﻭَ ﻧَﻔْﺲٌﻳُﻨَﺎﺯِﻋُﻪُ , ﻭَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﻳُﻀِﻠِّﻪُ.
“Orang mu’min senantiasa berhadapan dengan lima ujian yang menyusahkan, yaitu:
oleh mu’min yang mendengkinya,
oleh munafik yang selalu membencinya,
oleh kafir yang selalu memeranginya,
oleh nafsu yang selalu bertarung untuk mengalahkannya, dan
oleh setan yang selalu menyesatkannya.”
(Al-Firdaus bi Ma’tsural-Khithob, 4/181)
Dunia ini bukanlah tempat kita berada selamanya sayangku...
5⃣Anis 🙋🏻
Gmn melupakan rasa sakit pd org yg pernah menyakiti kita,
Kl gak sengaja ketemu trus rasa sakit itu timbul kembali, seolah luka lama terbuka lg
Ingin rasanya melupakan tp teramat sangat sulit rasanya 😭😭😭
💝 *Jawaban :*
Adil Saat Diri Tak Mencintai
Pernah mengalami perbedaan pendapat dengan insan lain? Atau mungkin pernah terjadi 'perang besar' yang membuat diri saling menghindar? Mendengar namanya saja nda nyaman... Pada masa itu Rabb menguji diri.
Saudara syurgaku...
Perasaan tidak suka memang wajar ada, tak luput setiap hati insan dari pergolakan² rasa tersebut. Namun jangan biarkan ia menguasai dan menjerumuskan diri ke dalam ketidakadilan. “Wahai orang² yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang² yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan.”
[QS Al Maidah : 8]
Jika cinta membuta, memenuhi relung dada, setiap cacat dan salah yang nyata pun selalu ada ruang untuk dibela.
Jika benci meraja, setiap cerita dan berita tak bermakna dapat membuka celah untuk mencela.
Jika benci telah menguasai prasangka, tak ada bedanya insan lain berbenah atau mendurja. Berbenah dianggap cari muka, diam pun terus dimurka.
Karena diri adalah pribadi istimewa dengan cita rasa takwa. Maka pastilah melihat jernih setiap momen-momen sehingga diri tak terpedaya. Menetap pada qalblah kadar takwa.
Syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
"Sesungguhnya membantah kebatilan hanya dengan cacian dan ancaman, semua orang mampu melakukannya, maka hendaklah dibantah dengan ilmu dan hikmah."
[Al-Fatawa, 4/186]
Prasangka buta, bukanlah akhlak penghuni syurga. Keadilan saat terluka dan terzalimi merupakan bagian dari takwa. Buktikan bahwa kita bukan insan dengan pribadi biasa. “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan."
[HR. Muslim no. 91]
Asal diri dari syurga, maka mari bermental dan berkarakter seperti akhlak penghuni syurga.
Masih dihujat dan dimurka saat berakhlak syurga?
Biarkan saja... Yang penting Takwa dan pengharapan hanya pada Allah terus bersemayam di dada.
💞 *Cloosing statement :* 💞
🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸
Mengapa menyebutnya berkasih sayang,
jika karena cinta diri mendurhakai Sang Pencipta.
Mengapa menyebutnya saling melindungi,
jika dengan perlindungan itu kehilangan penjagaan-Nya.
_"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah."_
[QS Al-Baqarah : 165]
Rabb...
Kami hamba-Mu yang sangat dhaif
Dengan berbagai kecintaan fana ini kami terkulai.
Dengan berbagai kasih yang fatamorgana ini kami teralai.
Mohon beri kami perjagaan Mu atas diri-diri kami.
Agar dapat terus membersamai Mu sejernih-jernihnya.
Mohon beri kami perlindungan-Mu atas qalb-qalb kami.
Agar dapat terus jernih dan tak mudah rapuh.
Cinta bukan tentang bagaimana perasaan itu muncul.
Tapi bagaimana perasaan itu agar tetap utuh.
Utuh untuk menggapai keridhaan Rabb.
Utuh untuk menggapai keindahan mahabbah Rabb.
Al-Azhari berkata : *“Arti cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati dan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.”*
Saudari syurgaku sayang...
*Maka jiwa-jiwa perindu syurga akan mengartikan.*
*Bahwa Cinta adalah keinginan untuk taat.*
*Taat kepada Sang Pemilik Cinta sesungguhnya.*
〰〰〰〰〰〰🦋
🎤 : Sholcan *Umi Saefudin*
✍🏼 : Sholcan *Bund Kity/Arita*
🌹🐝
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG : Telaga Surga
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📆 : Selasa, 12 September 2017
⏰ : 15.30 s.d. 18.00 WIB
📑 : *RINDUKU PADA-MU*
👰 : Ustadzah *Ummu Adib*
💞 *Materi :* 💞
Semoga Rabb berikan kesehatan, kelapangan kehidupan serta rezeki yang barokah bagi seluruh penghuni ruang Telaga Syurga ini.
Aamiin
مَا شَاء الّله
Ruang yang sangat dirindui... ruang tempat para penghuni syurga bermain-main, berbahagia dengan cipratan airnya yang tidak akan pernah membuat diri sakit meriang.
*Kerinduanlah,*
pemantik yang membuat siapapun pecinta menjadi kokoh langkahnya, berani pijakannya, dan kuat asanya untuk mempertahankan menara impian yang telah ia susun sedemikian utuh.
Dalam kisah apapun di episode hidup, sisipkanlah ruang untuk diri lengkapi dengan rindu.
Jarak yang tercipta kadang membuat lara, tapi di saat yang sama, ia memberi diri ruang untuk mempersiapkan hari terbaik, memberimu luang untuk melesatkan diri.
Kerinduanlah yang membuat jutaan manusia, lengkap dengan warna-warni bahasa dan kebangsaannya tumpah ruah di pusaran tanah haram.
*Kerinduan menjadi tamu Allah,* kemudian menjadi energi bagi milyaran muslimin berikhtiar menggenapkan rukun Islamnya.
Maka dalam kisah diri, setelah engkau memancang mimpi agung, lengkapi dengan rindu, agar citamu tak luruh ditelan waktu.
Kerinduan akan menjaganya, membuatmu membara, menjadikanmu jiwa tegar pengembara dalam petualangan meraihnya, bukan penyilat lidah terhempas dalam jelaga.
Kita akan mengenang mereka, para wanita yang menorehkan iman dengan darah dan nyawanya sendiri.
Para wanita yang membuat kecantikan fisik, kekayaan dan kedudukan dunia jadi tak berarti.
*Ditukarnya semua itu dengan keharibaan Ilahi,* keridhoanNya untuk menuju SurgaNya yang kekal abadi.
Para wanita yang disiksa dan terbunuh lantaran beriman kepada Allah.
Dalam hati dan jiwa para wanita mulia ini, hanya ada memurnikan penghambaan kepada Allah _ta’ala_. Kendatipun simbah darah menyembur dan tubuh pun berhambur.
Allah Yang Maha Hidup telah mengingatkan kita akan kedengkian dan kejahatan orang-orang kafir dengan kaum Mukmin. Sebagaimana tertera di dalam Al-Qur’an surat Al-buruj ayat delapan: ومَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
_“Dan tidaklah mereka menyiksa orang-orang Mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”_ (QS Al-Buruj: 8)
Walau pun ayat ini berkisah tentang _ashhabul ukhdud_, namun maknanya meliputi kaum Mukmin sepanjang masa.
Baik umat Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun yang jauh sebelumnya.
*tarik nafas panjang perlahan...
Tuturan indah Imam Ibnu Katsir dalam _Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim_ menyingkap ayat ini, _“Orang-orang Mukmin tidak memiliki kesalahan terhadap mereka, kecuali hanya karena imannya kepada Allah Yang Maha Perkasa (yang dianggap tindak kejahatan), tidak akan tersia-siakan orang-orang yang berlindung di bawah kokoh naunganNya, Dia Maha Terpuji dengan segala perbuatan dan firmanNya, dalam syariat maupun takdirNya.”_
Kisah yang abadi tak lekang ditelan zaman. Mereka hidup di dalam ayat-ayatNya. Salah satu nama yang diabadikanNya adalah Asiyah binti Muzahim, atau lebih dikenal dengan Asiyah istri Fir’aun.
*Siapa kenal Asiyah binti Muzahim ?*
Dalam *kitab Shahihain* diriwayatkan Abu Musa Al-Asy'ari, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda:
*كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيلد، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيد عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ*
_"Banyak dari kaum lelaki yang mencapai kesempurnaan, tetapi tiada yang mencapai kesempurnaan dari kaum wanita selain Asiah binti Muzahim bekas istri Fir’aun, Maryam binti Imran, dan Khadijah binti Khuwalid. Dan sesungguhnya keutamaan Aisyah di atas kaum wanita sama dengan keutamaan makanan Sarid di atas makanan lainnya."_
Imam Abu Ja'far Ar-Razi dan Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari telah meriwayatkan dengan bersanad kisah Asiyah istri Fir'aun yang disiksa suaminya sendiri di bawah terik matahari.
*Asiyah disiksa lantaran beriman kepada Allah.*
*Ia tidak mengakui suaminya itu sebagai Tuhan.*
Kisah pun berawal dari istri bendahara Fir’aun yang juga adalah tukang sisir istana. Orang Indonesia biasa menyebut istri bendahara Fir’aun sekaligus tukang sisir istana ini sebagai Siti Masyithoh.
Perlu kita ketahui bersama, bahwa _Masyithoh_ sendiri bukan nama, tetapi istilah bahasa Arab untuk tukang sisir.
Awalnya bermula saat Masyithoh sedang duduk menyisiri rambut anak perempuan Fir'aun seperti aktivitasnya sehari-hari.
Suatu hari, sisir yang digunakannya itu terjatuh, dan ia pun spontan mengucap, “Celakalah orang yang kafir kepada Allah.”
Maka anak perempuan Fir'aun itu bertanya kepada Masyithoh, “Apakah engkau punya Tuhan selain ayahku?”
Masyithoh pun mencoba menjawab dengan mantap, “Tuhanku, Tuhan ayahmu dan Tuhan segala sesuatu ialah Allah.”
Seketika itu pula, anak perempuan Fir'aun itu menampar dan memukul Masyithoh. Ia tahu posisinya sebagai anak raja, ia pun lantas mengadukan hal itu kepada ayahnya.
Sebagai manusia yang mengaku-ngaku Tuhan, Fir'aun langsung memerintahkan agar Masyithoh ini ditangkap, meskipun wanita tersebut adalah istri bendahara kerajaan yang lama mengabdi. Fir’aun dengan angkuh bertanya, _“Apakah engkau menyembah Tuhan lain selain aku?” _
_“Ya. Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu ialah Allah, dan hanya kepadaNya aku menyembah,”_ tegas Masyithoh dengan tenang.
Mendengar jawabannya itu sang penguasa Mesir Kuno ini murka.
Lalu Fir'aun menyiksanya dengan mengikat kedua tangan dan kedua kakinya pada pasak-pasak.
Hal ini juga sengaja dijadikan tontonan warga Mesir agar mereka tahu apa akibatnya kalau macam-macam dengan Fir’aun.
Para algojo istana pun melepaskan ular-ular berbisa untuk mengerumuni tubuh Masyithoh. Penyiksaan itu berlangsung lama.
Suatu hari Fir’aun datang melihat keadaannya dan berkata, _“Apakah engkau hendak kembali (murtad) dari keyakinanmu itu?”_
Tetapi Masyithoh itu justru menjawab: _“Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu ialah Allah.”_
Fir'aun merupakan raja lalim yang berpengalaman menyiksa orang. Ia sadar akan keteguhan Masyithoh.
Fir’aun pun mengancam akan menyiksa dan membunuh anak-anak Masyithoh. Biasanya psikis keibuan para wanita akan terguncang dengan ancaman khas Fir’aun ini.
😭 _menarik nafas sangat berat dan panjang_
_"Sungguh aku akan menyembelih anak laki-lakimu yang sulung di hadapanmu jika engkau tak mengindahkan apa yang kuperintahkan,”_ ancam pria yang dianggap titisan Dewa Matahari dalam keyakinan Mesir Kuno ini.
_“Laksanakanlah apa yang ingin engkau putuskan,”_ ujar Masyithoh, ini bukan jawaban seorang ibu-ibu biasa, ini adalah jawaban wanita langit. Penghambaan penuh dan tawakkal kepada Rabb semesta alam. Jawaban semacam inilah yang membuat Fir’aun heran.
Akhirnya Fir’aun pun menyembelih anak laki-laki Masyithoh, di hadapan ibunya sendiri. Allah Maha Penyayang, tidak lama setelah wafat ruh anak laki-lakinya menyampaikan berita gembira kepada ibunda seraya mengatakan:
“Duhai Ibu, bergembiralah, sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala yang besar,” hiburan dari Rabbul ‘Izzah inilah yang membuat Masyithoh tetap teguh dan bersabar dalam menghadapi siksaan.
😭
Tidak cukup dengan penyiksaan itu, di hari lain Fir’aun datang lagi. Ia mengancam akan menyiksa dan membunuh anak Masyithoh yang lain.
Disembelih lagi anaknya di hadapan sang ibu, Masyithoh tetap tegar seperti sebelumnya. Masyithoh pun menjawab dengan kata-kata yang sama.
Kemudian Fir'aun menyembelih lagi putranya yang lain di hadapannya.
Lagi-lagi keajaiban datang, ruh anaknya yang baru saja terbunuh menyampaikan berita gembira kepada sang ibunda seraya berkata, _“Duhai ibu, bersabarlah, karena sesungguhnya bagimu ada pahala yang besar sekali di sisi Allah.”_
Darah telah lama bersimbah, jasad telah terkoyak. Siksaan demi siksaan selama berhari-hari akhirnya membuat jasad Masyithoh terbujur kaku.
Ia wafat. Wanita biasa kemungkinan akan mati pada hari pertama siksaan.
Pada Allah jualah segala sesuatu kembali. Allah Yang Maha Hidup dan Maha Memiliki Kehidupan, mengambil nyawa Masyithoh.
Allah jualah yang menampakkan pahala, kedudukan dan kemuliaan Masyithoh kepada Asiyah.
_gemetar jemari melanjutkannya_
Keimanan Asiyah si wanita yang cantik jelita ini pun bertambah kuat.
Saat Masyithoh disiksa, diam-diam Asiyah istri Fir’aun ternyata mendengar pembicaraan Masyithoh dengan ruh kedua putranya. Akhirnya Asiyah pun memutuskan mantap beriman.
Peristiwa kemenangan Nabi Musa dan Nabi Harun dalam menghadapi para tukang sihir istana menjadi wasilah tertampaknya keimanan Asiyah di mata Fir’aun. Asiyah bertanya ke seorang pembesar istana,
_“Siapakah yang menang (dalam pertandingan itu)?”_
Maka dikatakan kepada Asiyah, _“Yang menang adalah Musa dan Harun.”_
Lalu ia mantap bersaksi dengan lantang, _“Aku beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun.”_
Tidak kalah dengan Masyithoh, Asiyah pun Allah kuatkan menampakkan keimanannya.
Setelah dipermalukan oleh keteguhan Masyithoh, ditambah lagi tukang-tukang sihirnya juga dikalahkan oleh Nabi Musa-Nabi Harun, makin bertambahlah angkara murka Fir’aun.
Tentu ini menjadi guncangan psikis buat sang raja Mesir Kuno. Sekarang istrinya sendiri tidak mau menyembahnya.
Fir’aun pun meminta pendapat para pembesar kerajaan, _“Bagaimanakah pendapat kalian tentang Asiyah binti Muzahim?”_
Para pembesar yang tak tahu perkara ini jelas memuji Asiyah. Ia permaisuri Fir’aun sendiri, bunga bangsa dan simbol kehormatan Mesir Kuno.
Maka Fir’aun berkata kepada mereka, _“Sesungguhnya dia sekarang menyembah selain aku!”_
Mereka kaget, lalu berkata kepada Fir'aun, _“Wahai paduka, kalau begitu hukum mati saja dia.”_
Maka sama seperti Masyithoh sebelumnya. Asiyah ditangkap rezim suaminya sendiri. Asiyah diikat kedua tangan dan kakinya ke empat pasak.
Asiyah berdo'a kepada Allah. *_Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga._*
At-Tahrim: 11
Do'a ini pun diabadikan Allah dalam Al-Qur’an. Mukjizat terbesar yang akan memandu umat manusia hingga akhir zaman. Allah sendiri yang mengabadikan do'a Asiyah.
Fir’aun yang menyaksikan ucapan Asiyah heran lantaran Asiyah malah tersenyum saat disiksa. Benar, Asiyah tersenyum karena Allah menampakkan rumahnya kelak di Surga, khusus untuk Asiyah.
_“Tidakkah kalian heran dengan kegilaan Asiyah ini. Sesungguhnya kita sedang menyiksanya, namun dia malah tersenyum”,_ ujar Fir’aun kepada para pembesar kerajaan.
Peristiwa demi peristiwa yang disaksikan Fir’aun dan para pembesar memang pantas membuat mereka tertimbun dalam keheranan.
_jantung diri berdegup tak beraturan_
Penyiksaan terhadap istrinya sendiri pun dijadikan tontonan menarik bagi raja lalim sepanjang masa ini.
Kerapkali para Malaikat menaungi Asiyah dengan sayap-sayap mereka.
Tubuh wanita Asiyah disiksa para algojo dengan beragam cara. Salah satunya ditimbun dengan batu besar yang diletakkan di atas dadanya. Tentu, sengatan matahari khas Mesir makin menambah siksaannya itu.
Tatkala Fir’aun pun mulai bosan, ia berpesan kepada para algojonya, _“Carilah oleh kalian batu yang besar. Jika Asiyah tetap pada keyakinannya, lemparkanlah batu besar itu kepadanya, namun jika ia mencabut ucapannya itu, maka ia tetap menjadi istriku.”_
Ketika kali ini para algojo mendatanginya, sang cantik jelita tetap teguh pada keimanannya.
Asiyah menengadahkan wajahnya ke langit. Seraya melihat tempat tinggalnya kelak di surga, ia tetap teguh menggenggam kebenaran.
Tatkala hendak dilemparkan batu besar ke tubuh Asiyah, ruh Asiyah dicabut dari jasadnya dan ia pun wafat dengan tenang. Barulah batu besar itu dihempaskan pada tubuhnya yang sudah tidak bernyawa. Tubuhnya hancur, bersimbah darah.
Keteguhan Masyithoh dan Asiyah menjadi pengokoh tersendiri bagi estafet risalah selanjutnya, tak terkecuali umat Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dua wanita yang mempersembahkan darah, tubuh dan jiwanya kepada Allah. Kisahnya laksana penegar bagi orang-orang beriman, khususnya wanita-wanita penggenggam risalah generasi berikutnya.
Kendati tubuh hancur, bersimbah darah, keimanan mereka tiada luntur dan goyah.
Allah menempatkannya di dalam _Jannah_Nya, ridha Allah senantiasa tercurah kepadanya.
Allah Sang Maha Hidup telah berjanji,
*فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ ۖ بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ ۖ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ*
_Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang *disakiti pada jalanKu*, yang berperang dan *yang dibunuh*, pastilah akan *Kuhapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga* yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik”_
Ali Imran: 195
😭💝
Allahu Rabbuna...
*Mampukah kita menggenggam rindu seperti Masyithoh dan Asiyah?*
*Mampukah kita menggenggam rindu seperti wanita-wanita Palestina, Syiria, Yaman, Iran, Irak, Rohingya?*
Jangan-jangan diri sibuk terlena dalam jelaga hausnya kisah dunia.
_menatap diri_
Saya cukupkan sayang 💝
💞 *Tanya jawab :* 💞
💕1⃣🙋🏻Dian
bagi wanita khususnya mana yg lebih utama berjihad di medan perang meninggalkan keluarga atau berbakti pd suami , orangtua dan keluarga? Bukankah keutamaan wanita itu di dalam rumah. Apakah wanita yg mengurus rumah tangga jg bs turut serta dalam perjuangan dakwah / bermanfaat bagi ummat 🙏🏻 mohon pencerahannya.
💖Jawab
Mba Dian sayang,
Adalah Shafiyyah binti Abdul Muthalib seorang shahabiyah berjiwa indah. harum namanya sepanjang sejarah kehidupan, sila dipelajari kisahnya pada buku-buku shahabiyah Nabi, maka kitapun akan memahami pribadinya. Ketika beliau menjadi seorang yang mendukung anak ² nya untuk berjihad. Ketika ia menjadi salah satu wanita penopang keindahan sejarah Islam.
Islam amat menjunjung tinggi kedudukan satu orang perempuan dalam kehidupannya. Sehingga mereka hendak dilindungi hak-haknya, ditinggikan martabatnya dan juga dimuliakan posisinya. Lebih-lagi perintah untuk tetap tinggal di dalam rumah mengandung hikmah yang baik bagi diri perempuan tersebut sendiri.
Seorang perempuan yang tinggal di dalam rumah, apabila dia mendidik anak-anaknya, melayani suaminya dan juga menjaga harta keluarganya dengan ikhlas maka Allah akan memberikan kebaikan dalam hidupnya. Dalam surat Al-Ahzab ayat 33, Allah berfirman
“Dan hendaklah kamu tetap tinggal dirumah-rumah kalian dan juga janganlah kalian berhias dan juga bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah terdahulu. Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan juga taatilah Allah dan juga Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa-dosa dari kau, wahai Ahlul-bait, dan juga membersihkan kamu sebersih-bersihnya. ”
Imam Ibnu Katsir menerangkan bahwa memang arti ayat diatas ialah agar para perempuan tetap tinggal didalam rumahnya dan juga janganlah keluar rumah tanpa ada kebutuhan.
Bukanlah cuma dihapuskan segala dosa-dosanya, satu orang perempuan yang tetap tinggal di dalam rumahnya hendak memperoleh pahala seperti manusia yang tengah berjihad di jalan Allah.
Seperti mana yang kita ketahui bahwa memang manusia yang berjihad di jalan Allah dan juga lalu dia mati syahid, maka dia hendak memperoleh pahala yang besar. Beserta surga firdaus hendak menantikan kedatangannya. Lalu segala kebaikan yang ada di dalam surga hendak di-berikan kepadanya.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, disebutkan bahwa memang ada perempuan yang datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan juga dia berbicara kepada beliau bila satu orang laki-laki memiliki keutamaan dan juga mereka berjihad di jalan Allah, lalu apakah dia dan juga kaum perempuan lainnya dapat memperoleh amalan seperti manusia yang berjihad di jalan Allah? Maka Rasulullah pun bersabda bahwa memang barangsiapa di antara para perempuan yang tinggal dirumahnya, maka dia hendak memperoleh pahala mujahid di jalan Allah.
Namun walaupun begitu, Islam tidak mengekang kekebebasan satu orang perempuan untuk mengembangkan potensi dirinya. Satu orang muslimah tetap harus untuk menuntut ilmu walaupun mengharuskannya menuju luar rumah dengan adab dan juga cara yang syar’i.
2⃣☝endahati
Ummu Adib..
Mengikuti kisah Siti Masyitah dan Asiyah,2 ahli surga benar2 membuat diri ini malu dan kerdil..
a. Bagaiamana cara membuat diri ini menjadi spt beliau berdua?meski se ujung kuku?☺
Karena,kita masih sering dan sering lalai.
b.Sy mengajar di sma umum.
Sangat prihatin dg kondisi peserta didik.Hidupnya terbelenggu dg hp..
Bagaiamana cara mengajak mereka mencintai Allah?
Kemarin..sy mewajibkan kelas sy..utk wajib jamaah dzuhur di masjid.
Sudah benerkah Ummu?
Jazaakillah
💝 *Jawaban :*
A. Bu Endahati sayang, benar sekali sungguh mengingati jaminan syurga bagi Masyithoh dan Asiyah tentu diri sangat iri. Maka dari itu patut bagi kita meneladani keimanan keduanya. Sungguh-sungguh mencintai Allah dengan mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya.
Tertatih perlahan, sungguh-sungguh mengingati bahwa perjumpaan dengan Allah adalah akan terjadi. Berusaha meningkatkan ibadah diri.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Allah tidaklah menciptakan kita begitu saja. Bukan hanya sekedar untuk makan, minum, melepas lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Ingatlah, bukan hanya dengan tujuan seperti ini Allah menciptakan kita. Tetapi ada tujuan besar di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).
Kembalilah mengingati itu, wahai saudariku sayang...
B. MaasyaaAllah indah nian hati Bu Endahati, bukan saja mengingati keinginan diri tetapi juga memperhatikan sekitar. Benar Bu, generasi saat ini lebih sering bersama hp. Saya pribadi membatasi anak-anak untuk bersama hp. Mengahak pada aktifitas nyata seperti membaca buku, mengikuti kajian-kajian dan tempat pembelajaran ilmu, saat saya masih sekolah dahulu ada kegiatan rohis yang lebih semarak dan indah baik ukhueah bersama saudara ² muslim maupun mrnumbuhkan kecintaan kepada Allah dan Rasulullah.
3⃣☝️novrina ijin bertanya,kadang msh sering galau, jadi bgmn cara agar selalu husnuzon kepada Allah?
💝 *Jawaban :*
Adakalanya Rabb memberikan suatu keadaan takdir tanpa kita memahami sebabnya...
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘ ﻗَﺪَﺭُ ﺍﻟﻠَّﻪ (Ini sudah jadi takdir Allah). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.”
[HR Muslim no. 2664]
Mari diri mengingat bagaimana saat Nabi Khidr menjadi penuntun bagi Nabi Musa ?
Setara Nabi Musa saja memiliki banyak hikmah yg beliau tidak ketahui dan fahami, apalagi diri sebagai insan biasa yang sangat dhaif.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” ”
[QS. Al An’am:59]
Terdapat banyak ilmu dan pengetahuan Rabb yg blm terjamah oleh diri. Itu sebabnya Rasulullah teladankan agar diri terus berprasangka baik terhadap qadha dan qadar Nya.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.”
[QS. Al Hadiid: 22-23]
Saudari syurgaku sayang,
Tersebab Cinta, Rabb simpan doa dan harapan diri, untuk keadaan indah yang akan hadir dalam kehidupan sejati.
Yakinilah, bahwa ada banyak masa tidak terjadinya suatu keadaan yg diri harapkan, merupakan bentuk perlindungan Rabb atas bencana atau musibah lebih besar yg akan menimpa jika pengharapan diri itu terjadi.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
[QS. Al Baqoroh: 286]
4⃣🙋🏻Arita
Tanya
pada sebagian orang
Hijrah itu mudah. Istiqomah yang berat.
Ummi.... bagaimana cara paling keren untuk menjaga hati agar tetap istiqomah?
lihat ke kanan, sepatu blink2 menggoda
lihat ke kiri, tetangga asik ngajak ngerumpi
liat ke tipi sinetron, serba serbi gosip dan berita merajalela.
Lelah ummi 🙊🙊🙊🙊
💝 *Jawaban :*
Sayangku...
Berhijrahlah dengan sebaik-bqk hijrah saudariku sayang...
*ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻫَﺎﺟَﺮُﻭﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﻇُﻠِﻤُﻮﺍ ﻟَﻨُﺒَﻮِّﺋَﻨَّﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻟَﺄَﺟْﺮُ ﺍﻟْﺂَﺧِﺮَﺓِ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ*
_“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui. ”_
QS. An Nahl: 41
Bahkan Allah menjanjikan hal yang lebih baik saat diri berhijrah.
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah :155]
Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﺑَﻴْﻦَ ﺧَﻤْﺲِ ﺷَﺪَﺍﺋِﺪَ : ﻣَﺆْﻣِﻦٌ ﻳَﺤْﺴُﺪُﻩُ , ﻭَ ﻣُﻨَﺎﻓِﻖٌ ﻳُﺒْﻐِﻀُﻪُ , ﻭَ ﻛَﺎﻓِﺮٌ ﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻪُ, ﻭَ ﻧَﻔْﺲٌﻳُﻨَﺎﺯِﻋُﻪُ , ﻭَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﻳُﻀِﻠِّﻪُ.
“Orang mu’min senantiasa berhadapan dengan lima ujian yang menyusahkan, yaitu:
oleh mu’min yang mendengkinya,
oleh munafik yang selalu membencinya,
oleh kafir yang selalu memeranginya,
oleh nafsu yang selalu bertarung untuk mengalahkannya, dan
oleh setan yang selalu menyesatkannya.”
(Al-Firdaus bi Ma’tsural-Khithob, 4/181)
Dunia ini bukanlah tempat kita berada selamanya sayangku...
5⃣Anis 🙋🏻
Gmn melupakan rasa sakit pd org yg pernah menyakiti kita,
Kl gak sengaja ketemu trus rasa sakit itu timbul kembali, seolah luka lama terbuka lg
Ingin rasanya melupakan tp teramat sangat sulit rasanya 😭😭😭
💝 *Jawaban :*
Adil Saat Diri Tak Mencintai
Pernah mengalami perbedaan pendapat dengan insan lain? Atau mungkin pernah terjadi 'perang besar' yang membuat diri saling menghindar? Mendengar namanya saja nda nyaman... Pada masa itu Rabb menguji diri.
Saudara syurgaku...
Perasaan tidak suka memang wajar ada, tak luput setiap hati insan dari pergolakan² rasa tersebut. Namun jangan biarkan ia menguasai dan menjerumuskan diri ke dalam ketidakadilan. “Wahai orang² yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang² yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan.”
[QS Al Maidah : 8]
Jika cinta membuta, memenuhi relung dada, setiap cacat dan salah yang nyata pun selalu ada ruang untuk dibela.
Jika benci meraja, setiap cerita dan berita tak bermakna dapat membuka celah untuk mencela.
Jika benci telah menguasai prasangka, tak ada bedanya insan lain berbenah atau mendurja. Berbenah dianggap cari muka, diam pun terus dimurka.
Karena diri adalah pribadi istimewa dengan cita rasa takwa. Maka pastilah melihat jernih setiap momen-momen sehingga diri tak terpedaya. Menetap pada qalblah kadar takwa.
Syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
"Sesungguhnya membantah kebatilan hanya dengan cacian dan ancaman, semua orang mampu melakukannya, maka hendaklah dibantah dengan ilmu dan hikmah."
[Al-Fatawa, 4/186]
Prasangka buta, bukanlah akhlak penghuni syurga. Keadilan saat terluka dan terzalimi merupakan bagian dari takwa. Buktikan bahwa kita bukan insan dengan pribadi biasa. “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan."
[HR. Muslim no. 91]
Asal diri dari syurga, maka mari bermental dan berkarakter seperti akhlak penghuni syurga.
Masih dihujat dan dimurka saat berakhlak syurga?
Biarkan saja... Yang penting Takwa dan pengharapan hanya pada Allah terus bersemayam di dada.
💞 *Cloosing statement :* 💞
🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸
Mengapa menyebutnya berkasih sayang,
jika karena cinta diri mendurhakai Sang Pencipta.
Mengapa menyebutnya saling melindungi,
jika dengan perlindungan itu kehilangan penjagaan-Nya.
_"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah."_
[QS Al-Baqarah : 165]
Rabb...
Kami hamba-Mu yang sangat dhaif
Dengan berbagai kecintaan fana ini kami terkulai.
Dengan berbagai kasih yang fatamorgana ini kami teralai.
Mohon beri kami perjagaan Mu atas diri-diri kami.
Agar dapat terus membersamai Mu sejernih-jernihnya.
Mohon beri kami perlindungan-Mu atas qalb-qalb kami.
Agar dapat terus jernih dan tak mudah rapuh.
Cinta bukan tentang bagaimana perasaan itu muncul.
Tapi bagaimana perasaan itu agar tetap utuh.
Utuh untuk menggapai keridhaan Rabb.
Utuh untuk menggapai keindahan mahabbah Rabb.
Al-Azhari berkata : *“Arti cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati dan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.”*
Saudari syurgaku sayang...
*Maka jiwa-jiwa perindu syurga akan mengartikan.*
*Bahwa Cinta adalah keinginan untuk taat.*
*Taat kepada Sang Pemilik Cinta sesungguhnya.*
〰〰〰〰〰〰🦋
🎤 : Sholcan *Umi Saefudin*
✍🏼 : Sholcan *Bund Kity/Arita*
🌹🐝
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG : Telaga Surga
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Komentar
Posting Komentar