Muhasabah.. Every Time Every Moment

✍๐Ÿผ *NOTULENSI KAJIAN ONLINE*๐Ÿ“ฟ
*GROUP TELAGA SURGA*
๐Ÿ—“ : Jumat, 13 Juli 2018
⏰ : 19.30 wib sd selesai

๐Ÿ“š *"MUHASABAH.. EVERY TIME EVERY MOMENT"*

 ๐Ÿ‘ฐ *USTADZAH HALIMAH*

๐Ÿ’ *Muhasabah Every Time Every Moment*๐Ÿ’

Muhasabah.... ๐Ÿค”๐Ÿค” Mungkin kita sering mendengar atau membaca kata tersebut.

Mungkin ada yang tahu apa itu muhasabah? Versi para sahabat, ya...

๐Ÿ™‹perbaiki diri demi masa depan yang lebih baik.

๐Ÿ™‹Evaluasi diri demi masa depan yang lebih baik dari sebelumnya

Barakallah atas jawabannya semua...

Muhasabah berasal dari kata hasibah yang artinya menghisab atau menghitung.Dalam penggunaan katanya, muhasabah diidentikan dengan menilai diri sendiri atau mengevaluasi, atau introspeksi diri.

Agar hidup kita selalu bahagia di dunia dan juga di Akhirat kita harus selalu muhasabah diri di penghujung sebelum tidur agar kita melalui mengingat kematian dan amalan yang telah kita lakukan, agar amalan kita selalu bertambah....

Dengan bertambahnya usia kita di dunia, berarti kematian kita pun kian bertambah dekat pula datangnya. Bukankah setiap waktu, dari detik ke detik berikutnya kita ini bergerak menuju ke arah kematian? Begitulah yang sebenarnya terjadi dan kita alami.

Tapi, ya begitulah kebanyakan manusia, kalau rumahnya hilang karena hangus terbakar api ia akan menangis sepanjang waktu berhari hari. Jika kendaraanya raib di gondol maling ia akan bersedih setengah mati. Namun anehnya, jika umurnya yang hilang ia malah ketawa terbahak-bahak, gembira ria bahkan gelar pesta.

‘’Ada tiga hal yang membuatku tertawa,’’ begitu kata Abu darda’. ’’Pertama, orang yang mengharap dunia padahal kematian mengejarnya. Kedua, orang yang lalai padahal Allah tidak lalai memperhatikanya. Dan yang ketiga, orang yang tertawa terbahak-bahak padahal ia tidak tahu apakah Allah ridho ataukah murka padanya.’’

Di antara ciri pola pikir dan pola hidup orang kafir adalah dipilihnya dunia sebagai orientasi hidupnya. Dunia adalah tempat untuk menumpahkan segenap keinginan nafsunya. Aturan hidup dari Allah tak akan diikuti sebab alam akhirat pun diingkari.

‘’Sesungguhnya mereka [orang kafir] menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka pada hari yang berat [hari akhirat].’’ [QS. Al Insaan : 27]

‘’Dan tentu mereka akan mengatakan : hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali kali tidak akan dibangkitkan.’’ [QS. Al An’aam : 29]

Tidak seharusnya seorang muslim mengikuti pola pikir dan pola hidupnya orang-orang kafir. Seorang muslim orientasi hidupnya adalah akhirat sedangkan dunia sebagai lahan sarana untuk menggapai kebahagiaan hidup yang abadi dan sebenarnya yakni di alam akhirat dengan cara mengikuti dan mentaati aturan Allah SWT selama hidup di dunia.

‘’Sesungguhnya mereka [orang kafir] menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka pada hari yang berat [hari akhirat].’’ [QS. Al Insaan : 27]

‘’Dan tentu mereka akan mengatakan : hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali kali tidak akan dibangkitkan.’’ [QS. Al An’aam : 29]

Tidak seharusnya seorang muslim mengikuti pola pikir dan pola hidupnya orang-orang kafir. Seorang muslim orientasi hidupnya adalah akhirat sedangkan dunia sebagai lahan sarana untuk menggapai kebahagiaan hidup yang abadi dan sebenarnya yakni di alam akhirat dengan cara mengikuti dan mentaati aturan Allah SWT selama hidup di dunia.

‘’Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui’’ [QS. Al Ankabuut : 64]

Maka, bertambahnya hitungan usia kita di dunia yang berarti semakin tipis batas hidup kita seharusnya menjadikan kita bermuhasabah [evaluasi diri] apa yang sudah kita kerjakan selama ini, seberapa banyak bekal yang sudah kita pesiapkan guna menyongsong datangnya kematian. Jika selama ini dosa dan maksiat lebih banyak mewarnai hidup kita, seyogyanya kita ingat kematian kita semakin dekat, batas kesempatan untuk bertaubat kian mepet, jika sampai datang kematian sementara diri belum taubat kita akan menjadi orang yang merugi abadi.

Urgensi Muhasabah

Imam Turmudzi setelah meriwayatkan hadits di atas, juga meriwayatkan ungkapan Umar bin Khattab dan juga ungkapan Maimun bin Mihran mengenai urgensi dari muhasabah.

๐Ÿ’1. Mengenai muhasabah, Umar r.a. mengemukakan:

‘Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia.

Sebagai sahabat yang dikenal ‘kritis’ dan visioner, Umar memahami benar urgensi dari evaluasi ini. Pada kalimat terakhir pada ungkapan di atas, Umar mengatakan bahwa orang yang biasa mengevaluasi dirinya akan meringankan hisabnya di yaumul akhir kelak. Umar paham bahwa setiap insan akan dihisab, maka iapun memerintahkan agar kita menghisab diri kita sebelum mendapatkan hisab dari Allah swt.

๐Ÿ’2. Sementara Maimun bin Mihran r.a. mengatakan:

‘Seorang hamba tidak dikatakan bertakwa hingga ia menghisab dirinya sebagaimana dihisab pengikutnya dari mana makanan dan pakaiannya’.

Maimun bin Mihran merupakan seorang tabiin yang cukup masyhur. Beliau wafat pada tahun 117 H. Beliaupun sangat memahami urgensi muhasabah, sehingga beliau mengaitkan muhasabah dengan ketakwaan. Seseorang tidak dikatakan bertakwa, hingga menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri. Karena beliau melihat salah satu ciri orang yang bertakwa adalah orang yang senantiasa mengevaluasi amal-amalnya. Dan orang yang bertakwa, pastilah memiliki visi, yaitu untuk mendapatkan ridha Ilahi.


๐Ÿ’3. Urgensi lain dari muhasabah adalah karena setiap orang kelak pada hari akhir akan datang menghadap Allah swt. dengan kondisi sendiri-sendiri untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya. Allah swt. menjelaskan dalam Al-Qur’an: “Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” [QS. Maryam (19): 95, Al-Anbiya’ (21): 1].

Lalu apa saja aspek-aspek yang perlu di muhasabah?

๐Ÿ’ฆ *1.Aspek Ibadah*

Pertama kali yang harus dievaluasi setiap muslim adalah aspek ibadah. Karena ibadah merupakan tujuan utama diciptakannya manusia di muka bumi ini. [QS. Adz-Dzaariyaat (51): 56]

Kenapa aspek ibadah yang pertama perlu di muhasabah?

Karena ibadah adalah aspek penting dalam kehidupan manusia...

Kita berusaha memperbaiki ibadah-ibadah kita dengan baik dan benar dari hari ke hari....

๐Ÿ’ฆ *2. Aspek Pekerjaan & Perolehan Rizki*

Aspek kedua ini sering kali dianggap remeh, atau bahkan ditinggalkan dan ditakpedulikan oleh kebanyakan kaum muslimin. Karena sebagian menganggap bahwa aspek ini adalah urusan duniawi yang tidak memberikan pengaruh pada aspek ukhrawinya. Sementara dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda:

Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, ‘Tidak akan bergerak tapak kaki ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara; umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, dan ilmunya sejauh mana pengamalannya.’ (HR. Turmudzi)

Kita juga harus bisa mengevaluasi aspek Pekerjaan dan Rizki agar harta kita bersih dari Rizki yang harus di keluarkan...

๐Ÿ’ฆ *3.Aspek Kehidupan Sosial Keislaman*

Aspek yang tidak kalah penting untuk dievaluasi adalah aspek kehidupan sosial, dalam artian hubungan muamalah, akhlak dan adab dengan sesama manusia. Karena kenyataannya aspek ini juga sangat penting, sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw. dalam sebuah hadits:

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?’ Sahabat menjawab, ‘Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki perhiasan.’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa) menuduh, mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain. Maka orang-orang tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka. (HR. Muslim)

Melalaikan aspek ini, dapat menjadi orang yang muflis sebagaimana digambarkan Rasulullah saw. dalam hadits di atas. Datang ke akhirat dengan membawa pahala amal ibadah yang begitu banyak, namun bersamaan dengan itu, ia juga datang ke akhirat dengan membawa dosa yang terkait dengan interaksinya yang negatif terhadap orang lain; mencaci, mencela, menuduh, memfitnah, memakan harta tetangganya, mengintimidasi dsb. Sehingga pahala kebaikannya habis untuk menutupi keburukannya. Bahkan karena kebaikannya tidak cukup untuk menutupi keburukannya tersebut, maka dosa-dosa orang-orang yang dizaliminya tersebut dicampakkan pada dirinya. Hingga jadilah ia tidak memiliki apa-apa, selain hanya dosa dan dosa, akibat tidak memperhatikan aspek ini. Na’udzubillah min dzalik.

๐Ÿ’ฆ *4. Aspek Dakwah*

Aspek ini sesungguhnya sangat luas untuk dibicarakan. Karena menyangkut dakwah dalam segala aspek; sosial, politik, ekonomi, dan juga substansi dari da’wah itu sendiri mengajak orang pada kebersihan jiwa, akhlaqul karimah, memakmurkan masjid, menyempurnakan ibadah, mengklimakskan kepasrahan abadi pada ilahi, banyak istighfar dan taubat dsb.

Tetapi yang cukup urgens dan sangat substansial pada evaluasi aspek dakwah ini yang perlu dievaluasi adalah, sudah sejauh mana pihak lain baik dalam skala fardi maupun jama’i, merasakan manisnya dan manfaat dari dakwah yang telah sekian lama dilakukan? Jangan sampai sebuah ‘jamaah’ dakwah kehilangan pekerjaannya yang sangat substansial, yaitu dakwah itu sendiri.

dakwah harus dievaluasi, agar harakah dakwah tidak hanya menjadi simbol yang substansinya telah beralih pada sektor lain yang jauh dari nilai-nilai dakwah itu sendiri. Mudah – mudahan ayat ini menjadi bahan evaluasi bagi dakwah yang sama-sama kita lakukan: Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. [QS. Yusuf (12): 108]

Karena pentingya muhasabah, ada beberapa hal lainnya yang menjadi alasan kenapa muhasabah perlu dilakukan, diantaranya :

๐Ÿƒ1. Muhasabah merupakan perintah dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman:

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَู„ْุชَู†ْุธُุฑْ ู†َูْุณٌ ู…َุง ู‚َุฏَّู…َุชْ ู„ِุบَุฏٍ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุฎَุจِูŠุฑٌ ุจِู…َุง ุชَุนْู…َู„ُูˆู†َ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).

๐Ÿƒ2. Muhasabah merupakan sifat hamba Allah yang bertaqwa
Seseorang yang bertaqwa adalah mereka yang membawa sebaik-baik bekal, dan dalam perjalanan mencari bekal tersebut tak jarang seseorang merasa lelah dan bosan yang mengakibatkannya tak mawas diri sehingga tergelincir dan terjatuh dalam futur (lemah semangat untuk melakukan amal shalih). Muhasabah akan membantu seseorang untuk menghadapi berbagai rintangan yang ia temukan dalam pencariannya akan bekal tersebut. Maimun bin Mahran rahimahullah berkata:

ู„َุง ูŠَูƒُูˆْู†ُ ุงู„ْุนَุจْุฏُ ุชَู‚ِูŠًّุง ุญَุชَّู‰ ูŠَูƒُูˆْู†َ ู„ِู†َูْุณِู‡ِ ุฃَุดَุฏُّ ู…ُุญَุงุณَุจَุฉً ู…ِู†َ ุงู„ุดَّุฑِูŠْูƒِ ุงู„ุดَّุญِูŠْุญِ ู„ِุดَุฑِูŠْูƒِู‡ِ

“Tidaklah seorang hamba menjadi bertaqwa sampai dia melakukan muhasabah atas dirinya lebih keras daripada seorang teman kerja yang pelit yang membuat perhitungan dengan temannya”.

3. Buah manis dari muhasabah adalah taubat
Ketika seseorang melakukan muhasabah maka akan tampak jelas di hadapannya atas dosa-dosa yang dilakukan. Bagaimana mungkin seorang anak cucu Adam dapat melihat dosa dan aibnya tanpa melakukan muhasabah?!

Banyak di antara manusia yang melakukan kemaksiatan, namun Allah masih memberikan nikmat kepadanya, dia tidak menyadari bahwa ini adalah bentuk istidraj (penangguhan menuju kebinasaan) dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ูƒَุฐَّุจُูˆุง ุจِุขูŠَุงุชِู†َุง ุณَู†َุณْุชَุฏْุฑِุฌُู‡ُู…ْ ู…ِู†ْ ุญَูŠْุซُ ู„َุง ูŠَุนْู„َู…ُูˆู†َ

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-A’raf: 182).

Orang-orang yang memahami ayat Allah ini, akan takut atas peringatan Allah tersebut dan dia akan senantiasa mengintrospeksi dirinya, jangan sampai nikmat yang Allah berikan kepadanya merupakan bentuk istidraj. Muhasabah yang mengantarkan kepada pertaubatan di awali dengan memasuki gerbang penyesalan. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ุงู„ู†َّุฏَุงู…َุฉُ ุชَูˆْุจَุฉٌ

“Menyesal adalah taubat.” (HR.Ibnu Majah no. 4252, Ahmad no.3568, 4012, 4414 dan 4016. Hadist ini dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih al-Jaami’ ash-Shaghir no.6678)

Semoga kita semua selalu muhasabah every Time Every Moment.. Agar hidup kita bahagia dunia akhirat....


๐ŸŒน *Tanya Jawab :*

```Pertanyaan kajian```

1⃣. Maey
May ๐Ÿ™‹‍♀ izin bertanya ustadzah .....ketika saya udah ingin bener2 taubat nasuha di tengah 2 perjuanganku untuk hijrah saya melakukan dosa itu lagi tapi hati ini merasa kecewa saya merasa gagal karena hijrahku perjuangan ku selama  sia2....gimana caranya memulai hijrah (taubat nasuha)dan bisa Istiqomah ๐Ÿ˜ฅsaya merasa kecewa dan kesel sama diri sendiri ๐Ÿ˜ฅ untuk memulai bangkit lagi rasanya ....susah dan sering down...bagaimana solusinya...agar saya tetap Istiqomah.....ternyata Istiqomah itu berat ๐Ÿ˜ฅ

๐ŸŒน *Jawab*



Tahun Baru Kita, Hijrah Kita

Santi Harmoetadji dalam rubrikArtikel LepasPada 28/10/14 | 08:57

Ilustrasi. (hayatinanabilah.wordpress.com)

dakwatuna.com – Tahun baru (Hijriah) sebenarnya hanyalah suatu hari seperti hari-hari yang lain. Tahun baru hanyalah hitungan yang menandai pergantian waktu. Waktu adalah anugerah Allah SWT yang amat besar. Dengan adanya penanggalan akan memudahkan kapan kita melakukan ibadah yang terikat waktu. Seperti shAlat, puasa, haji dan lainnya.

Namun di balik itu, momentum Tahun Baru Hijriah bisa kita manfaatkan untuk tujuan mulia. Ini tak lepas dari penetapan awal tahun Kalender Islam yang mengacu pada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat. Ada hikmah yang besar yang bisa kita petik. Setiap pergantian tahun menjadi pengingat bagi kita kaum muslimin untuk merenungkan maknanya dan meneladani ibrahnya. Subhanallah, ide cemerlang Ali bin Abi Tholib ra. yang mengusulkan untuk menetapkan perhitungan awal tahun berdasar hijrah Nabi ke Yatsrib (Madinah), dan tepat sekali amirul mukminin saat itu, Umar bin Khaththab ra. memutuskan untuk mengambil ide tersebut. Hijrah adalah peristiwa besar, perjuangan hebat yang menjadi tonggak berdirinya Daulah Islamiyah.

Mengingat kembali tentang hijrah kita jadikan motivasi untuk melangkah lebih baik.

Arti Kata Hijrah

Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab hajara (ู‡ุฌุฑ) yang dalam kamus Bahasa Arab artinya adalah memutuskan hubungan. Dalam penggunaannya kata hijrah mempunyai beberapa makna:

Hijrah yang bermakna: memutuskan hubungan (dengan sesuatu) atau pindah dari sesuatu kepada yang lainnya.

ูَุงุณْุชَุฌَุงุจَ ู„َู‡ُู…ْ ุฑَุจُّู‡ُู…ْ ุฃَู†ِّูŠ ู„ุงَ ุฃُุถِูŠุนُ ุนَู…َู„َ ุนَุงู…ِู„ٍ ู…ِّู†ูƒُู… ู…ِّู† ุฐَูƒَุฑٍ ุฃَูˆْ ุฃُู†ุซَู‰ ุจَุนْุถُูƒُู… ู…ِّู† ุจَุนْุถٍ ูَุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡َุงุฌَุฑُูˆุงْ ูˆَุฃُุฎْุฑِุฌُูˆุงْ ู…ِู† ุฏِูŠَุงุฑِู‡ِู…ْ ูˆَุฃُูˆุฐُูˆุงْ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِูŠ ูˆَู‚َุงุชَู„ُูˆุงْ ูˆَู‚ُุชِู„ُูˆุงْ ู„ุฃُูƒَูِّุฑَู†َّ ุนَู†ْู‡ُู…ْ ุณَูŠِّุฆَุงุชِู‡ِู…ْ ูˆَู„ุฃُุฏْุฎِู„َู†َّู‡ُู…ْ ุฌَู†َّุงุชٍ ุชَุฌْุฑِูŠ ู…ِู† ุชَุญْุชِู‡َุง ุงู„ุฃَู†ْู‡َุงุฑُ ุซَูˆَุงุจًุง ู…ِّู† ุนِู†ุฏِ ุงู„ู„ّู‡ِ ูˆَุงู„ู„ّู‡ُ ุนِู†ุฏَู‡ُ ุญُุณْู†ُ ุงู„ุซَّูˆَุงุจِ

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.” (QS. Ali Imran: 195).

Hijrah yang bermakna: menyingkirkan(sesuatu)

ูˆَุงู„ุฑُّุฌْุฒَ ูَุงู‡ْุฌُุฑْ

“Dan perbuatan dosa singkirkanlah.” (QS. Al-Muddatstsir: 5)

Hijrah yang bermakna: meninggalkan dan berpaling (dari sesuatu)

ู‚َุงู„َ ุฃَุฑَุงุบِุจٌ ุฃَู†ุชَ ุนَู†ْ ุขู„ِู‡َุชِูŠ ูŠَุง ุฅِุจْุฑุงู‡ِูŠู…ُ ู„َุฆِู† ู„َّู…ْ ุชَู†ุชَู‡ِ ู„َุฃَุฑْุฌُู…َู†َّูƒَ ูˆَุงู‡ْุฌُุฑْู†ِูŠ ู…َู„ِูŠًّุง

“Berkata bapaknya: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama.” (QS. Maryam: 46)

Hijrah yang bermakna: menjauhkan diri (dari sesuatu)

ูˆَุงุตْุจِุฑْ ุนَู„َู‰ٰ ู…َุง ูŠَู‚ُูˆู„ُูˆู†َ ูˆَุงู‡ْุฌُุฑْู‡ُู…ْ ู‡َุฌْุฑًุง ุฌَู…ِูŠู„ًุง

“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.”(QS. Al-Muzammil: 10)

Hijrah yang bermakna: memisahkan (sesuatu)

ุงู„ุฑِّุฌَุงู„ُ ู‚َูˆَّุงู…ُูˆู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†ِّุณَุงุก ุจِู…َุง ูَุถَّู„َ ุงู„ู„ّู‡ُ ุจَุนْุถَู‡ُู…ْ ุนَู„َู‰ ุจَุนْุถٍ ูˆَุจِู…َุง ุฃَู†ูَู‚ُูˆุงْ ู…ِู†ْ ุฃَู…ْูˆَุงู„ِู‡ِู…ْ ูَุงู„ุตَّุงู„ِุญَุงุชُ ู‚َุงู†ِุชَุงุชٌ ุญَุงูِุธَุงุชٌ ู„ِّู„ْุบَูŠْุจِ ุจِู…َุง ุญَูِุธَ ุงู„ู„ّู‡ُ ูˆَุงู„ู„ุงَّุชِูŠ ุชَุฎَุงูُูˆู†َ ู†ُุดُูˆุฒَู‡ُู†َّ ูَุนِุธُูˆู‡ُู†َّ ูˆَุงู‡ْุฌُุฑُูˆู‡ُู†َّ ูِูŠ ุงู„ْู…َุถَุงุฌِุนِ ูˆَุงุถْุฑِุจُูˆู‡ُู†َّ ูَุฅِู†ْ ุฃَุทَุนْู†َูƒُู…ْ ูَู„ุงَ ุชَุจْุบُูˆุงْ ุนَู„َูŠْู‡ِู†َّ ุณَุจِูŠู„ุงً ุฅِู†َّ ุงู„ู„ّู‡َ ูƒَุงู†َ ุนَู„ِูŠًّุง ูƒَุจِูŠุฑًุง
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telahmenafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalih, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,dan pukulah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu,maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An-Nisa’: 34)

Secara garis besar hijrah dibedakan menjadi dua macam yaitu:

Hijrah Makaniyah

Yaitu berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Rasulullah SAW pernah beberapa kali memerintahkan umatnya untuk berhijrah makaniyah karena penguasa kafir Quraisy yang dzalim, demikian pula Nabi Ibrahim as. dan Nabi Musa as juga pernah berhijrah makaniyah.

“Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu (Muhammad) maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Anfal: 75)

“Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Ankabut: 26).

“Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu” (QS. Al-Qoshshosh: 21).




Tahun Baru Kita, Hijrah Kita

Santi Harmoetadji dalam rubrikArtikel LepasPada 28/10/14 | 08:57

Ilustrasi. (hayatinanabilah.wordpress.com)

dakwatuna.com – Tahun baru (Hijriah) sebenarnya hanyalah suatu hari seperti hari-hari yang lain. Tahun baru hanyalah hitungan yang menandai pergantian waktu. Waktu adalah anugerah Allah SWT yang amat besar. Dengan adanya penanggalan akan memudahkan kapan kita melakukan ibadah yang terikat waktu. Seperti shAlat, puasa, haji dan lainnya.

Namun di balik itu, momentum Tahun Baru Hijriah bisa kita manfaatkan untuk tujuan mulia. Ini tak lepas dari penetapan awal tahun Kalender Islam yang mengacu pada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat. Ada hikmah yang besar yang bisa kita petik. Setiap pergantian tahun menjadi pengingat bagi kita kaum muslimin untuk merenungkan maknanya dan meneladani ibrahnya. Subhanallah, ide cemerlang Ali bin Abi Tholib ra. yang mengusulkan untuk menetapkan perhitungan awal tahun berdasar hijrah Nabi ke Yatsrib (Madinah), dan tepat sekali amirul mukminin saat itu, Umar bin Khaththab ra. memutuskan untuk mengambil ide tersebut. Hijrah adalah peristiwa besar, perjuangan hebat yang menjadi tonggak berdirinya Daulah Islamiyah.

Mengingat kembali tentang hijrah kita jadikan motivasi untuk melangkah lebih baik.

Arti Kata Hijrah

Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab hajara (ู‡ุฌุฑ) yang dalam kamus Bahasa Arab artinya adalah memutuskan hubungan. Dalam penggunaannya kata hijrah mempunyai beberapa makna:

Hijrah yang bermakna: memutuskan hubungan (dengan sesuatu) atau pindah dari sesuatu kepada yang lainnya.

ูَุงุณْุชَุฌَุงุจَ ู„َู‡ُู…ْ ุฑَุจُّู‡ُู…ْ ุฃَู†ِّูŠ ู„ุงَ ุฃُุถِูŠุนُ ุนَู…َู„َ ุนَุงู…ِู„ٍ ู…ِّู†ูƒُู… ู…ِّู† ุฐَูƒَุฑٍ ุฃَูˆْ ุฃُู†ุซَู‰ ุจَุนْุถُูƒُู… ู…ِّู† ุจَุนْุถٍ ูَุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡َุงุฌَุฑُูˆุงْ ูˆَุฃُุฎْุฑِุฌُูˆุงْ ู…ِู† ุฏِูŠَุงุฑِู‡ِู…ْ ูˆَุฃُูˆุฐُูˆุงْ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِูŠ ูˆَู‚َุงุชَู„ُูˆุงْ ูˆَู‚ُุชِู„ُูˆุงْ ู„ุฃُูƒَูِّุฑَู†َّ ุนَู†ْู‡ُู…ْ ุณَูŠِّุฆَุงุชِู‡ِู…ْ ูˆَู„ุฃُุฏْุฎِู„َู†َّู‡ُู…ْ ุฌَู†َّุงุชٍ ุชَุฌْุฑِูŠ ู…ِู† ุชَุญْุชِู‡َุง ุงู„ุฃَู†ْู‡َุงุฑُ ุซَูˆَุงุจًุง ู…ِّู† ุนِู†ุฏِ ุงู„ู„ّู‡ِ ูˆَุงู„ู„ّู‡ُ ุนِู†ุฏَู‡ُ ุญُุณْู†ُ ุงู„ุซَّูˆَุงุจِ

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.” (QS. Ali Imran: 195).

Hijrah yang bermakna: menyingkirkan(sesuatu)

ูˆَุงู„ุฑُّุฌْุฒَ ูَุงู‡ْุฌُุฑْ

“Dan perbuatan dosa singkirkanlah.” (QS. Al-Muddatstsir: 5)

Hijrah yang bermakna: meninggalkan dan berpaling (dari sesuatu)

ู‚َุงู„َ ุฃَุฑَุงุบِุจٌ ุฃَู†ุชَ ุนَู†ْ ุขู„ِู‡َุชِูŠ ูŠَุง ุฅِุจْุฑุงู‡ِูŠู…ُ ู„َุฆِู† ู„َّู…ْ ุชَู†ุชَู‡ِ ู„َุฃَุฑْุฌُู…َู†َّูƒَ ูˆَุงู‡ْุฌُุฑْู†ِูŠ ู…َู„ِูŠًّุง

“Berkata bapaknya: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama.” (QS. Maryam: 46)

Hijrah yang bermakna: menjauhkan diri (dari sesuatu)

ูˆَุงุตْุจِุฑْ ุนَู„َู‰ٰ ู…َุง ูŠَู‚ُูˆู„ُูˆู†َ ูˆَุงู‡ْุฌُุฑْู‡ُู…ْ ู‡َุฌْุฑًุง ุฌَู…ِูŠู„ًุง

“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.”(QS. Al-Muzammil: 10)

Hijrah yang bermakna: memisahkan (sesuatu)

ุงู„ุฑِّุฌَุงู„ُ ู‚َูˆَّุงู…ُูˆู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†ِّุณَุงุก ุจِู…َุง ูَุถَّู„َ ุงู„ู„ّู‡ُ ุจَุนْุถَู‡ُู…ْ ุนَู„َู‰ ุจَุนْุถٍ ูˆَุจِู…َุง ุฃَู†ูَู‚ُูˆุงْ ู…ِู†ْ ุฃَู…ْูˆَุงู„ِู‡ِู…ْ ูَุงู„ุตَّุงู„ِุญَุงุชُ ู‚َุงู†ِุชَุงุชٌ ุญَุงูِุธَุงุชٌ ู„ِّู„ْุบَูŠْุจِ ุจِู…َุง ุญَูِุธَ ุงู„ู„ّู‡ُ ูˆَุงู„ู„ุงَّุชِูŠ ุชَุฎَุงูُูˆู†َ ู†ُุดُูˆุฒَู‡ُู†َّ ูَุนِุธُูˆู‡ُู†َّ ูˆَุงู‡ْุฌُุฑُูˆู‡ُู†َّ ูِูŠ ุงู„ْู…َุถَุงุฌِุนِ ูˆَุงุถْุฑِุจُูˆู‡ُู†َّ ูَุฅِู†ْ ุฃَุทَุนْู†َูƒُู…ْ ูَู„ุงَ ุชَุจْุบُูˆุงْ ุนَู„َูŠْู‡ِู†َّ ุณَุจِูŠู„ุงً ุฅِู†َّ ุงู„ู„ّู‡َ ูƒَุงู†َ ุนَู„ِูŠًّุง ูƒَุจِูŠุฑًุง
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telahmenafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalih, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,dan pukulah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu,maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An-Nisa’: 34)

Secara garis besar hijrah dibedakan menjadi dua macam yaitu:

Hijrah Makaniyah

Yaitu berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Rasulullah SAW pernah beberapa kali memerintahkan umatnya untuk berhijrah makaniyah karena penguasa kafir Quraisy yang dzalim, demikian pula Nabi Ibrahim as. dan Nabi Musa as juga pernah berhijrah makaniyah.

“Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu (Muhammad) maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Anfal: 75)

“Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Ankabut: 26).

“Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu” (QS. Al-Qoshshosh: 21).

Hijrah makaniyah ini dilakukan apabila:

Negeri yang ditempati didominasi oleh segala hal yang haram, sehingga sulit baginya untuk menjalankan syari’at Allah SWT. Tatkala kondisi tersebut telah mengancam diri dan keluarga dalam aqidah dan syari’ah, maka untuk mempertahankannya haruslah dengan hijrah.

Negeri yang ditempati membahayakan dari segi kesehatan.

Negeri yang ditempati tidak aman.

Penguasa di negeri yang ditempati mendzaliminya (menindasnya).

Hijrah Maknawiyah

Yaitu hijrah atau berpindah dari sesuatu hal ke hal yang lain tanpa diikuti dengan perpindahan tempat.

Hijrah maknawiyah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

Hijrah I’tiqodiyah

I’tiqodiyah artinya keyakinan, jadi hijrah I’tiqodiyah adalah meninggalkan keyakinan yang bathil menuju keyakinan yang haq. Hijrah ini bisa dilakukan oleh seseorang yang sebelumnya nonmuslim kemudian menjadi muslim, atau juga bisa dilakukan oleh orang muslim yang dalam keimanannya masih bercampur-baur dengan perilaku kemusyrikan kemudian menyucikannya, dan bisa juga dilakukan oleh seorang muslim yang imannya sedang turun sehingga dia perlu berhijrah ke dalam keimanan yang lebih baik.

Hijrah Fiqriyah

Fiqriyah artinya pemikiran, jadi hijrah fiqriyah bermakna meninggalkan atau mengganti pemikiran yang keliru menjadi pemikiran yang lurus sesuai wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Dengan kemajuan teknologi dan informasi, maka segala sisi kehidupan di dunia ini dapat dengan mudah diketahui oleh siapapun. Tak terkecuali berbagai macam pemikiranpun disebarkan. Paham-paham yang tak sejalan dengan kaidah Islam seperti sekularisme, kapitalisme, liberalisme, pluralisme, dan sosialisme komunisme bisa lalu lalang di hadapan kita. Tak menutup kemungkinan paham-paham tersebut bisa menyusup ke dalam pemikiran kita. Dunia saat ini laksana medan perang. Bukan perang dengan senjata api atau senjata tajam, namun perang pemikiran (ghozwul fikri). Sekuat daya upaya kita harus bertahan pada pemikiran Islam yang murni. Manakala informasi yang kita terima tidak lagi sesuai dengan kaidah pemikiran Islam yang lurus, maka hijrah fiqriyah menjadi sangat penting untuk kita lakukan.

Hijrah Syu’uriyyah

Syu’uriyah artinya kegemaran, kesenangan, kesukaan, kecondongan hati, dan semisalnya. Dunia diciptakan oleh Allah dengan berbagai keindahan yang menarik hati manusia. Berdasarkan ushul fiqh. untuk urusan mu’amalah hukum awalnya adalah boleh, kecuali ada dalil yang melarangnya. Manusia boleh berhias dengan pakaian, perhiasan, rumah, kendaraan, dsb. Boleh pula melepas lelah menyegarkan badan dan fikiran dengan hiburan berupa tontonan, bacaan, makanan, perjalanan wisata dsb. Namun semua itu haruslah tetap ada pada koridor syari’ah Islam. Jika selama ini yang kita lakukan mengacu pada kebiasaan dan tata cara kaum kafirin dan tidak sesuai dengan syari’ah Islam, maka hijrah syu’uriyah harus segera kita jalankan. Sebagai contoh, berpakaian boleh dengan model dan warna apapun, tapi kembalikanlah pada syari’ah awalnya yaitu bahwa pakaian selain perhiasan juga sebagai penutup aurat (pakaian takwa).

Hijrah Sulukiyyah.

Suluk berarti perilaku, tabiat atau kepribadian yang dalam bahasa syar’inya adalah akhlaq. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa lepas dari interaksi dengan orang lain. Dari interaksi itu bisa membuat kita lebih baik, namun tak jarang pula bisa menurunkan atau menggeser nilai dari kepribadian mulia (akhlakul karimah) menuju kepribadian tercela (akhlakul syayyi’ah). Moment hijrah ini sangat tepat bagi kita untuk mengoreksi akhlak (tingkah laku dan kepribadian kita). Kita simak peringatan dari Allah SWT dan Rasulullah SAW ini.

Allah SWT berfirman:

ูˆَู„َู† ุชَุฑْุถَู‰ ุนَู†ูƒَ ุงู„ْูŠَู‡ُูˆุฏُ ูˆَู„ุงَ ุงู„ู†َّุตَุงุฑَู‰ ุญَุชَّู‰ ุชَุชَّุจِุนَ ู…ِู„َّุชَู‡ُู…ْ ู‚ُู„ْ ุฅِู†َّ ู‡ُุฏَู‰ ุงู„ู„ّู‡ِ ู‡ُูˆَ ุงู„ْู‡ُุฏَู‰ ูˆَู„َุฆِู†ِ ุงุชَّุจَุนْุชَ ุฃَู‡ْูˆَุงุกู‡ُู… ุจَุนْุฏَ ุงู„َّุฐِูŠ ุฌَุงุกูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ْุนِู„ْู…ِ ู…َุง ู„َูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ู„ّู‡ِ ู…ِู† ูˆَู„ِูŠٍّ ูˆَู„ุงَ ู†َุตِูŠุฑٍ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120)

Rasulullah SAW bersabda:

ู„َุชَุชَّุจِุนُู†َّ ุณَู†َู†َ ู…َู†ْ ู‚َุจْู„َูƒُู…ْ ุดِุจْุฑًุง ุจِุดِุจْุฑٍ ูˆَุฐِุฑَุงุนًุง ุจِุฐِุฑَุงุนٍ ุญَุชَّู‰ ู„َูˆْ ุณَู„َูƒُูˆุง

ุฌُุญْุฑَ ุถَุจٍّ ู„َุณَู„َูƒْุชُู…ُูˆู‡ُ ู‚ُู„ْู†َุง ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ْูŠَู‡ُูˆุฏَ ูˆَุงู„ู†َّุตَุงุฑَู‰ ู‚َุงู„َ ูَู…َู†

“Kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya.” Para sahabat lantas bertanya, “Apakah yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR Bukhari)

Umar bin Al Khattab berkata, “Hisablah dirimu sebelum dihisab (oleh Allah) dan timbanglah sebelum ditimbang, bila itu lebih mudah bagi kalian di hari hisab kelak untuk menghisab dirimu di hari ini, dan berhiaslah kalian untuk pertemuan akbar, pada saat amalan dipamerkan dan tidak sedikit pun yang dapat tersembunyii dari kalian.”

Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir Al-Khaubawiy mengatakan: tanda-tanda orang yang akan mendapatkan kecelakaan di akhirat kelak ada empat perkara:

Terlalu mudah melupakan dosa yang diperbuatnya, padahal dosa itu tercatat di sisi Allah. Orang yang mudah melupakan dosa ia akan malas bertobat dan mudah mengerjakan dosa kembali.

Selalu mengingat (dan membanggakan) atas jasanya dan amal shalihnya, padahal ia sendiri tidak yakin apakah amal tersebut diterima Allah atau tidak. Orang yang selalu mengingat jasanya yang sudah lewat ia akan takabbur dan malas untuk berbuat kebajikan kembali di hari-hari berikutnya.

Selalu melihat ke atas dalam urusan dunia. Artinya ia mengagumi sukses yang dialami orang lain dan selalu berkeinginan untuk mengejar sukses orang tersebut. Sehingga hidupnya selalu merasa kekurangan.

Selalu melihat ke bawah dalam urusan agama. Akibatnya ia akan merasa puas dengan amalnya selama  ini, sehingga merasa cukup dan tidak berusaha untuk beramal yang lebih baik lagi.
Agar hijrah kita istiqomah yang harus dilakukan adalah
1. Membaca siroh nabi sebagai ibroh untuk diri
2. Selalu muhasabah dan munajat kepada Allah swt
3. Berteman dengan orang soleh agar selalu diingatkan jika kita salah melangkah.

2⃣ Aisyah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, ijin bertanya ustadzah ๐Ÿ™‹๐Ÿผ‍♀ Ana Aisyah. Mengapa terkadang diri ini merasa berat untuk istiqomah dalam memuhasabahkan diri padahal hidayah allah sudah berulangkali menyapa hati๐Ÿ˜ข..?

๐ŸŒน *Jawab*
Kita harus kuatkan niat kita agar selalu istiqomah dan senantiasa selalu memperbaharui niat kita agar istiqomah selalu kita peroleh dalam kehidupan ini.
Selalu lah berdo'a kepada Allah agar selalu diberikan ketetapan hati Karena Allah yang mampu menolak balikan hati manusia.
Banyaklah berdzikir.

3⃣Sholekha
Mau tanya nnt di akhirat kan di putar segala perbuatan kita semasa hidup.jika kt sdh memperbaiki gt apakah yg dlu msh di perlhtkn nantinya.

๐ŸŒน *Jawab*

Alam Akhirat (Hari Akhir)
Dan rihlah berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala rinciannya. Kehidupan hari akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan total seluruh alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar, yaitu seluruh manusia dari mulai nabi Adam as. sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh manusia sesuai dengan amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam dengan keringatnya.

Dalam kondisi yang berat ini manusia berbondong-bondong mendatangi para nabi untuk meminta pertolongan dari kesulitan yang maha berat itu. Tetapi semuanya tidak ada yang dapat menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah saw. yang dapat menolong mereka dari kesulitan mahsyar. Rasulullah saw. sujud di haribaan Allah swt. di bawah Arasy dengan memuji-muji-Nya. Kemudian Allah swt. berfirman: “Tegakkan kepalamu, mintalah niscaya dikabulkan. Mintalah syafaat, pasti diberikan.” Kemudian Rasululullah saw. mengangkat kepalanya dan berkata: “Ya Rabb, umatku.” Dan dikabulkanlah pertolongan tersebut dan selesailah mahsyar untuk kemudian melalui proses berikutnya.

Peristiwa berikutnya adalah hisab(perhitungan amal) dan mizan(timbangan amal) bagi manusia. Ada yang mendapatkan proses hisab dengan cara susah-payah karena dilakukan dengan sangat teliti dan rinci. Sebagian yang lain mendapatkan hisab yang mudah dan hanya sekadar formalitas. Bahkan sebagian kecil dari orang beriman bebas hisab.

Di antara pertanyaan yang akan diberikan pada manusia di hari Hisab terkait dengan masalah prinsip dalam hidupnya. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan melangkah kaki anak Adam di hari kiamat sehingga ditanya 5 hal di sisi Allah: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana mencarinya, dan ke mana menginfakkannya, dan apa yang diamalkan dari ilmunya.” (HR At-Tirmidzi). Di masa ini juga dilakukan proses qishash, orang yang dizhalimi meng-qishashorang yang menzhalimi.

Kejadian selanjutnya manusia harus melalui shirath, yaitu sebuah jembatan yang sangat tipis dan mengerikan karena di bawahnya neraka jahanam. Semua manusia akan melewati jembatan ini dari mulai yang awal sampai yang akhir. Shirath ini lebih tipis dari rambut, lebih tajam dari pedang, dan terdapat banyak kalajengking. Kemampuan manusia melewati jembatan itu sesuai dengan amalnya di dunia. Ada yang lewat dengan cepat seperti kecepatan kilat, ada yang lewat seperti kecepatan angin, ada yang lewat seperti kecepatan burung, tetapi banyak juga yang berjalan merangkak, bahkan mayoritas manusia jatuh ke neraka jahanam.

Bagi orang-orang yang beriman, akan minum telaga Rasulullah saw. yang disebut Al-Kautsar. Rasulullah saw. bersabda: “Telagaku seluas perjalanan sebulan, airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih wangi dari misik, dan gayungnya sebanyak bintang di langit. Siapa yang meminumnya, maka tidak akan pernah haus selamanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

4⃣ Nada
Nada , mau bertanya. (pertanyaan ttipan dr tmn ,kisah nyata)
Ada seorang tmn wanita, dia dl seorang wanita nakal dan sdh berkali kali ganti psngan. Tdk ada ikatan pernikahan tp melakukan hubg badan sdgkan wanita itu status bersuami (krja di LN). Ketika suaminya plg dia di ceraikan.
Dan krn kesalahan itulah, wanita itu bertobat dan menjadi wanita muslimah yg bnr" berubah 180 derajat insya Allah. Meski byk sekali hujatan dan cibiran dia tetap berusaha istiqomah dgn keadaan yg skrg.
Yg saya tykan. Apakh ketika wanita itu sdh bertobat, kelak di hari perhitungan tetap saja dia hrs menerima blsan dr apa yg dahulu tlh dperbuat. Dan bgmn crya agar Dia tdk lg dicaci hijrahnya. Krn dia ingin sekali menikah lg, krn masa lalunya sering kali dia gagal menikah krn tetangga selalu mengkorek ms lalu tsb. Hingga si calon pada mundur. ( syukron katsiron, atas jawabannya )

๐ŸŒน *Jawab*

Klau taubah ya benar-benar taubah nasuha bukan taubat sambal insya allah Allah swt akan memaafkan kesalahannya dan agar istiqomah hijrahnya juga harus hijrah lingkungannya agar  dia tetap istiqomah dan sabar dalam mempertahankan keistiqomahan ya dalam berhijrah. Selalu melakukan amalan-amalan yang baik, Insyaa Allah klau dia sabar dalam menghadapi cercakan  masyarakat akan kehidupan masa lalu ya maka Allah swt akan menutup ya karena amalan ya dan ibadahnya.


๐ŸŒน *Closing Statement :*

Muhasabah merupakan perintah dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman:

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَู„ْุชَู†ْุธُุฑْ ู†َูْุณٌ ู…َุง ู‚َุฏَّู…َุชْ ู„ِุบَุฏٍ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุฎَุจِูŠุฑٌ ุจِู…َุง ุชَุนْู…َู„ُูˆู†َ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).
Agar kita bisa mengamati ayat ini marilah kita berusaha untuk selalu muhasabah seperti para sahabat yang dijamin masuk surga....

๐ŸŒธ๐ŸŒน

 〰〰〰〰〰〰๐Ÿฆ‹
๐ŸŽค : Sholcan *Nungky*
✍๐Ÿผ : Sholcan *Arni*

๐ŸŒน

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG : Telaga Surga
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐Ÿ’ž๐Ÿ’ž

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thibbun Nabawi

8 Ciri-Ciri Ayah Yang Hebat

Qowiyul Azam