Indahnya Sahabat Sesurga
๐ฟ NOTULEN KAJIAN ONLINE TELAGA SURGA
๐ Sabtu, 11 Februari 2018
⏰ 19.30 wib
๐ Indahnya Sahabat Sesurga
๐ง๐ป Ustadzah Halimah
๐ Materi ๐
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kajian kita malam ini adalah tentang *Indahnya sahabat sesurga*
Pasti kita semua mengingat akan punya sahabat sampai surga...
Apa ada disini yang tidak menginginkan sahabat sesurga?
Teringat kisah Rasulullah Saw saat berpisah dengan istrinya Khadija r.a dan pamannya Abu Thalib. Perpisahan yang disebut dalam sejarah dengan istilah ‘umul huzni (tahun kesedihan). Perpisahan ini membuat Rasulullah merasakan kesedihan yang mendalam. Betapa tidak, dua kekasihnya sekaligus sahabat penguat imannya telah pergi untuk selama-lamanya. Khadijah di panggil kepangkuan Allah swt lebih awal dari pamannya Abu Thalib. Tidak berjarak lama, dua kekasih Rasulullah ini memulai kehidupan yang sebenarnya yaitu akhirat. Hingga kemudian terjadinya sebuah peristiwa besar setelah kepergian dua kekasih Rasulullah Saw ini yaitu Isra’ Mi’raj. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Isra’ Mi’raj terjadi untuk menghibur hati Rasulullah Saw dengan memperlihat kekuasaan-Nya dan mempertemukan beliau dengan Allah Swt.
Khadijah, satu-satunya perempuan dunia yang mendapatkan salam istimewa dari Allah swt. Salam cinta yang disampaikan Allah melalui malaikat Jibril. Khadijah, sosok perempuan yang pertama kali mengimanai Risalah yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Dalam dirinya terdapat potret istri shalihah atau istri ideal. Ia sangat setia menemani Rasulullah dalam duka dan suka. Ia menjadi penyemangat bagi Rasulullah saat dihadang berbagai masalah. Ia yang memotivasi Rasulullah Saw yang saat dihadapkan oleh kegelisahan. Ia satu-satunya istri Rasulullah saw yang memberikan keturunan bagi Rasulullah Saw. Saat hidup bersamanya, Rasulullah tidak menikah dengan perempuan yang lain. Ia adalah perempuan yang sangat dermawan, tidak pernah enggan untuk menafkahkan kekayaan yang dimilikinya untuk didonasikan di jalan dakwah. Namanya sering disebutkan oleh Rasulullah meski jasadnya telah tiada. Hingga Aisyah r.a merasa cemburu dan berkata “ Aku tidak pernah merasa cemburu kepada wanita seperti cemburuku dengan khadijah. Sebab, meski ia telah tiada, Rasulullah sering sekali menyebut namanya di hadapan kami”. Khadijah adalah istri sekaligus sahabat surganya Rasulullah Saw.
Abu Thalib, pamannya Rasulullah Saw yang sangat disegani oleh kafir Quraisy. Setelah kepergian kakeknya Abdul Muthalib, Rasulullah melewati hari-harinya dengan tinggal bersama Abu Thalib. Meskipun hingga akhir hidupanya Abu Thalib tidak mengucapkan syahadat, namun ia senantiasa mendukung, melindungi dan bahkan mempercayakan apapun yang diucapkan oleh keponakannya, Muhammad Saw. Pernah suatu ketika di saat Rasulullah menyampaikan seruan dakwah secara terang-terangan di bukit safa, para kafir quraisy mendatangi Abu Thalib. Kedatangan mereka bertujuan untuk meminta Abu Thalib menghentikan Rasulullah dalam menyebarkan risalah. Namun, Abu Thalib tidak mau memenuhi permintaan mereka dan bejanji akan terus melindungi keponakannya, Muhammad Saw.
Hadirnya sahabat yang mengingatkan kita untuk senantiasa dekat dengan Allah, senantiasa semangat berjalan menuju surga Allah sangatlah penting. Lihatlah, Rasulullah Saw pun menangis dan bersedih saat dipisahkan oleh Allah dengan istri dan paman yang juga seperti sahabat iman dalam kehidupan Rasulullah Saw. Bahkan kesedihannya pun diabadikan dalam sejarah dengan sebutan ‘ummul huzi’ dan bahkan Rasulullah pun dihibur oleh Allah Swt setelah kepergian dua orang yang sangat menginspirasi dalam hidupnya. Tidak hanya dua sosok sahabat tersebut, Rasulullah juga didampingi oleh sosok sahabat surga lainnya yang menguatkan Rasulullah dalam setiap perih dan tawanya. Seperti Abu bakar, Umar bin Khatab,Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan lain sebagainya.
Apakah sahabat kita seperti sahabatnya Rasulullah?
Semoga saja...kita mempunyai sahabat seperti sahabatnya Rasulullah yang selalu membantu,menasehati,mengingatkan...
Alquran juga mengingatkan tentang pentingnya memilih sahabat. Kesalahan dalam memilih sahabat justru bisa menjebak kita ke neraka. Na’uzubillah. Seperti ayat berikut ini:
“Berkatalah salah seorang diantara mereka, Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) pernah mempunyai seorang teman, yang berkata “Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan (hari bangkit)?. Apabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?. Dia berkata, Maukah kamu meninjau (temanku itu). Maka dia meninjaunya, lalu dia melihat (temannya) itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala. Dia berkata, Demi Allah, engkau hampir saja mencelakanku, dan sekiranya bukan karena nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka.” (QS. As-Saffat: 51-57)
Di ayat yang lain, Allah swt berfirman:
Wahai, celakalah aku, sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku). Sungguh, dia telah menyesatkanku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia. (Qs. Al-Furqan: 28-29)
Ayat-ayat ini mengisyaratkan pentingnya memilih sahabat agar selamat dan tidak tersesat, agar tidak terjemurus ke arah keburukan yang dimurkai Allah Swt. Lalu, siapakah sahabat yang baik dan bagaimana karakternya? Di dalam ayat yang lain Allah telah menyebutkan sahabat-sahabat yang baik. “ Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(QS. An-Nisa’: 69).
Suatu ketika, Rasulullah pernah ditanyakan oleh sabahat tentang sahabat manakah yang paling baik, Rasulullah menjawab bahwa sahabat yang baik adalah yang mengingatkan kamu kepada Allah apabila melihatnya, dan bertambah ilmumu apabila mendengar pebicaraanya, dan mengingatkan kamu kepada Allah apabila melihat amalannya. Di dalam hadits yang lain, Rasulullah juga memberikan perumpaan sahabat yang baik seperti penjual minyak wangi, dan sahabat yang buruk seperti tukang besi. Bersahabat dengan penjual minyak akan keciprat harumnya, sedangkan bersahabat dengan tukang besi akan terbakar atau kerkena asabnya. MasyaAllah, betapa indahnya ajaran Islam yang mengatur segala sisi kehidupan dengan sempurna, termsuk dalam bersahabat. Itulah mengapa umar bin khattab mengatakan bahwa nikmat yang paling berharga selepas iman dan islam adalah memiliki sahabat yang shalih.
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata kepada sahabat-sahabatnya,
ุฅู ูู ุชุฌุฏููู ูู ุงูุฌูุฉ ุจูููู ูุงุณุฃููุง ุนูู ูููููุง : ูุง ุฑุจูุง ุนุจุฏู ููุงู ูุงู ูุฐูุฑูุง ุจู
”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”
Kemudian beliau menangis.
๏บป๏บช๏ปณ๏ป๏ป ๏ปฃ๏ปฆ ๏บป๏บช๏ป๏ป ๏ปป ๏ปฃ๏ปฆ ๏บป๏บช๏ป๏ป
“Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka”
“Sahabat sejati-mu adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu”
Sahabat yang shalih bisa memberikan syafaat sahabatnya sehingga akan ditarik ke surga
Hasan Al- Bashri berkata,
ุงุณุชูุซุฑูุง ู ู ุงูุฃุตุฏูุงุก ุงูู ุคู ููู ูุฅู ููู ุดูุงุนุฉ ููู ุงูููุงู ุฉ
”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268)
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat di hari kiamat,
ุญุชู ุฅุฐุง ุฎูุต ุงูู ุคู ููู ู ู ุงููุงุฑ، ููุงูุฐู ููุณู ุจูุฏู، ู ุง ู ููู ู ู ุฃุญุฏ ุจุฃุดุฏ ู ูุงุดุฏุฉ ููู ูู ุงุณุชูุตุงุก ุงูุญู ู ู ุงูู ุคู ููู ููู ููู ุงูููุงู ุฉ ูุฅุฎูุงููู ุงูุฐูู ูู ุงููุงุฑ، ูููููู: ุฑุจูุง ูุงููุง ูุตูู ูู ู ุนูุง ููุตููู ููุญุฌูู، ูููุงู ููู : ุฃุฎุฑุฌูุง ู ู ุนุฑูุชู ، ูุชุญุฑู ุตูุฑูู ุนูู ุงููุงุฑ، ููุฎุฑุฌูู ุฎููุง ูุซูุฑุง ูุฏ ุฃุฎุฐุช ุงููุงุฑ ุฅูู ูุตู ุณุงููู، ูุฅูู ุฑูุจุชูู، ุซู ูููููู: ุฑุจูุง ู ุง ุจูู ูููุง ุฃุญุฏ ู ู ู ุฃู ุฑุชูุง ุจู، ููููู: ุงุฑุฌุนูุง ูู ู ูุฌุฏุชู ูู ููุจู ู ุซูุงู ุฏููุงุฑ ู ู ุฎูุฑ ูุฃุฎุฑุฌูู، ููุฎุฑุฌูู ุฎููุง ูุซูุฑุง، ุซู ูููููู: ุฑุจูุง ูู ูุฐุฑ ูููุง ุฃุญุฏุง ู ู ู ุฃู ุฑุชูุง…
Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183).
Perkataan Ibnul Jauziy yaitu “Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyalah aku kepada Allah”, ucapan ini tidak boleh dibiasakan dan diucapkan jika bertemu sesama muslim. Ini hanya informasi dari beliau karena adanya hadits bahwa sahabat di surga tidak melihat sahabatnya yang dahulu bersama-sama beribadah dan kemudian memberikan syafaat. Ucapan ini bisa juga sebagai bentuk kita “kurang yakin” kita akan masuk surga, padahal kita harus berdoa dan berharap dengan yakin. Bahkan sebagian ulama menjelaskan bahwa ucapan dan perbuatan ini termasuk yang tidak ada ajarannya dalam Islam
Imam Syafi'i berkata:
"Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman-baik- itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali"
Apabila penghuni Syurga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan Sahabat-sahabat
mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia.
Mereka bertanya tentang Sahabat mereka kepada Allah:
"Yaa Rabb...
Kami tidak melihat Sahabat-sahabay kami yang sewaktu
di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami dan
berjuang bersama kami?
"Maka Allah berfirman:
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan Sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar zarrah."
(HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")
Al-Hasan Al-Bashri berkata:
"Perbanyaklah Sahabat-sahabat mu'minmu, karena mereka memiliki Syafa'at pada hari kiamat"
Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya
sambil menangis:
"Jika kalian tidak menemukan aku nanti di Surga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada Allah tentang aku:
"Wahai Rabb Kami...
Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU. Maka masukkanlah dia bersama kami di surga-Mu"
Yaa Rabb...
ْAku Memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah kepadaku Sahabat-sahabat yang selalu mengajakku untuk Tunduk Patuh & Taat Kepada Syariat-Mu..
Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di Akhirat dengan-Mu...
๏บ๏ปฃِ๏ปดْ๏ปฆ ๏ปณَ๏บ ๏ปฃُ๏บ ِ๏ปดْ๏บَ ๏บ๏ป๏บดَّ๏บ๏บِ๏ป ِ๏ปดْ๏ปฆَ
Semoga kita bisa mencari dan bersahabat dengan orang- orang sholeh.
Semoga kita semua disini mempunyai sahabat yang bisa membawa kita ke surga ...
Sungguh indahnya persahabatan atas dasar iman dan ketaqwaan...
Karena Allah SWT yang bisa menyatukan hati kita diatasi iman dan taqwa.
๐ Tanya Jawab ๐
1⃣ Assalamualaikum wr wb saya mau nanyak ustazah, saya punya sahabat dari kecil tapi dia laki laki itu bagaimana ya ukhti hukum nya?
✅Sebelum dijawab, saya kira ada sedikit beza antara istilah ‘sahabat’ dan ‘kawan’ pada pengertian umum. Kawan atau rakan atau kenalan, sifatnya tidak terlalu rapat. Tapi istilah ‘sahabat’ menampakkan keakraban dan mungkin juga kemesraan.
Tak mengapa, itu isu istilah. Kita tidak mahu berbicara tentang istilah, tetapi mahu memfokuskan kepada apa yang diistilahkan. Kaedah Fiqh menyebut : ” Hukum dikira kepada apa yang dinamakan, bukannya pada nama “. Maknanya, kalau arak ditukar nama menjadi soya sekalipun, hukumnya tetap haram.
Begitu juga bab bersahabat atau berkawan dengan berlainan jantina.
Mudahnya, mari kita sama-sama fahami prinsip asas yang digariskan Islam :
1. Lelaki dan wanita berbeza ciptaannya. Bersentuh tangan atau duduk dekat-dekat sesama jantina, tidak sama dengan bersentuh tangan atau duduk rapat-rapat dengan beza jantina. Ada ‘cas’ tertentu yang akan mengalir. Oleh itu, Islam sama sekali mengharamkan sentuh menyentuh, pegang memegang, tepuk menepuk, dakap mendakap dan yang sewaktu dengannya oleh manusia yang berbeza jantina – kecuali setelah berkahwin.
2. Bersahabat mesti ada tujuan. Dan tujuan yang dibenarkan dalam Islam adalah tujuan yang membawa kepada Al-Birr (kebaikan) dan At-Taqwa (ketaqwaan). Sebagaimana Firman Allah ta’ala dalam Surah Al-Maaidah :
” dan hendaklah kamu sekalian bertolong-tolong dalam perkara kebaikan dan ketaqwaan , dan janganlah kamu sekalian bertolog-tolong dalam perkara maksiat dan permusuhan “
Jadi, kalau bersahabat atas dasar taqwa dan kebaikan, caranya juga mestilah ada ciri-ciri orang bertaqwa dan orang yang membawa kebaikan. Orang bertaqwa tidak akan sembrono sahaja bergaul dengan bukan mahramnya. Dia pasti akan memelihara adab dan sahsiahnya. Begitu juga, tujuan yang sama-sama diusahakan juga tentulah yang menuju kepada Allah, seumpama dalam satu team dakwah, program untuk masyarakat dan sebagainya.
3. Batasan sesama bukan mahram. Atas nama apa sekalipun, jika hakikatnya mereka bukan mahram, maka hukumnya tetap haram jika batasan pergaulan dilanggar. Bermakna, walaupun kita ada sahabat / sahabiah berbeza jantina, tidak bermakna mereka boleh sampai ke tahap saudara kandung kita. Prinsipnya tetap sama. Justeru, selagi batas perhubungan sesama bukan mahram tidak dilanggar, maka persahabatan itu tidak salah
Islam tidak menyekat manusia untuk maju. Bermakna, Islam juga tidak menyekat manusia bertindak atau melakukan perkara-perkara yang boleh menjadikan mereka maju. Antara cara manusia maju adalah dengan bekerja, terlibat dengan bisnes, mendekati masyarakat dan sebagainya.
Secara dasarnya, kedua-dua lelaki dan wanita tidak disekat untuk memajukan diri mereka dalam apa sahaja aspek yang mereka ceburi. Tidak ada istilah hanya lelaki boleh maju, wanita perlu duduk di rumah. Islam itu prinsipnya bukan menyekat, sebaliknya memberi saluran dan alternatif.
Apabila manusia bergerak untuk maju, mereka akan bertemu dalam lapangan-lapangan tertentu. Seumpama kehidupan di kampus, kerja di pejabat mahupun turun memberi sumbangan pada masyarakat. Manusia yang bertemu ini, bukan hanya sesama jantina sebaliknya lelaki pasti akan bertemu wanita, dan wanita pula akan bertemu lelaki.
Islam tidak menghalang perkara tersebut.
Tidak haram lelaki bertemu wanita dalam satu-satu lapangan kerja, begitu juga wanita tidak haram bertemu lelaki. Mereka boleh berhubung, bergaul dan bekerja bersama-sama.
Cuma, Islam menyalurkan manusia dengan etika yang betul. Etika inilah yang akan menjadikan pergaulan serta perhubungan tadi selamat, bukan hanya di dunia bahkan hingga ke akhirat. Antara etika yang Islam tetapkan adalah menjaga pandangan.
Dan bab menjaga pandangSebelum dijawab, saya kira ada sedikit beza antara istilah ‘sahabat’ dan ‘kawan’ pada pengertian umum. Kawan atau rakan atau kenalan, sifatnya tidak terlalu rapat. Tapi istilah ‘sahabat’ menampakkan keakraban dan mungkin juga kemesraan.
Tak mengapa, itu isu istilah. Kita tidak mahu berbicara tentang istilah, tetapi mahu memfokuskan kepada apa yang diistilahkan. Kaedah Fiqh menyebut : ” Hukum dikira kepada apa yang dinamakan, bukannya pada nama “. Maknanya, kalau arak ditukar nama menjadi soya sekalipun, hukumnya tetap haram.
Begitu juga bab bersahabat atau berkawan dengan berlainan jantina.
Mudahnya, mari kita sama-sama fahami prinsip asas yang digariskan Islam :
1. Lelaki dan wanita berbeza ciptaannya. Bersentuh tangan atau duduk dekat-dekat sesama jantina, tidak sama dengan bersentuh tangan atau duduk rapat-rapat dengan beza jantina. Ada ‘cas’ tertentu yang akan mengalir. Oleh itu, Islam sama sekali mengharamkan sentuh menyentuh, pegang memegang, tepuk menepuk, dakap mendakap dan yang sewaktu dengannya oleh manusia yang berbeza jantina – kecuali setelah berkahwin.
2. Bersahabat mesti ada tujuan. Dan tujuan yang dibenarkan dalam Islam adalah tujuan yang membawa kepada Al-Birr (kebaikan) dan At-Taqwa (ketaqwaan). Sebagaimana Firman Allah ta’ala dalam Surah Al-Maaidah :
” dan hendaklah kamu sekalian bertolong-tolong dalam perkara kebaikan dan ketaqwaan , dan janganlah kamu sekalian bertolog-tolong dalam perkara maksiat dan permusuhan “
Jadi, kalau bersahabat atas dasar taqwa dan kebaikan, caranya juga mestilah ada ciri-ciri orang bertaqwa dan orang yang membawa kebaikan. Orang bertaqwa tidak akan sembrono sahaja bergaul dengan bukan mahramnya. Dia pasti akan memelihara adab dan sahsiahnya. Begitu juga, tujuan yang sama-sama diusahakan juga tentulah yang menuju kepada Allah, seumpama dalam satu team dakwah, program untuk masyarakat dan sebagainya.
3. Batasan sesama bukan mahram. Atas nama apa sekalipun, jika hakikatnya mereka bukan mahram, maka hukumnya tetap haram jika batasan pergaulan dilanggar. Bermakna, walaupun kita ada sahabat / sahabiah berbeza jantina, tidak bermakna mereka boleh sampai ke tahap saudara kandung kita. Prinsipnya tetap sama. Justeru, selagi batas perhubungan sesama bukan mahram tidak dilanggar, maka persahabatan itu tidak salah.
2⃣Wulan_
Seandainya ada sahabat/teman sewaktu di dunia ada yang menyimpan dendam, apakah kita akan disuruh keluar dari surga?
✅ Orang yang mempunyai rasa dendam berarti hatinya masih ada penyakit ,jadi sahabat yang mempunyai penyakit hati tidak akan Allah SWT kabulkan permintaan...
3⃣ Triska izin bertanya
Sebenarnya kriteria orang lain dapat disebut sahabat apa saja ya bun?
Kadang berat menyebut orang lain sahabat, karena mempertahankan sebutan sahabat itu sendiri.
✅ Teman yang baik itu adalah orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh
Allah. Mereka itu adalah:
1. Nabi-nabi
2. Para Shiddiiqiin
3. Orang-orang yang mati syahid
4. Orang-orang yang sholeh
Mereka itulah sebaik-baiknya teman, sebagaimana firman Allah SWT:
َูู َู ُูุทِุนِ ุงََّููู َูุงูุฑَّุณَُูู َูุฃَُٰููุฆَِู ู َุนَ ุงَّูุฐَِูู ุฃَْูุนَู َ ุงَُّููู ุนََِْูููู ู َِّู ุงَّููุจَِِّููู َูุงูุตِّุฏَِِّูููู َูุงูุดَُّูุฏَุงุกِ َูุงูุตَّุงِูุญَِูู ۚ َูุญَุณَُู ุฃَُٰููุฆَِู ุฑًَِูููุง ﴿ูฆูฉ﴾
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang- orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An Nisaa’: 69)
Sekarang para nabi sudah tiada. Oleh karena itu, carilah teman yang menjadikan nabi sebagai idola dan teladannya. Dengan kata lain carilah teman yang menjadikan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai panduan hidupnya. Dan carilah teman yang memiliki sifat shiddiq atau menjadikan para shiddiiqiin sebagai panutannya. Carilah teman yang memiliki cita-cita mati syahid. Dan carilah teman yang shalih dan shalihah.
Lalu bagaimana caranya agar kita menemukan teman-teman yang baik (alias teman-teman yang dianugerahi nikmat oleh Allah itu)? Pertama, taatilah Allah dan Rasul-Nya sebagaimana di awal surat An-Nisaa’ ayat 69 di atas. Kedua, berdoalah. Dan sebenarnya doa itu sudah sering kita ucapkan ketika shalat, mari sama-sama kita buka dan baca surat Al Fatihah ayat 6-7:
ุงْูุฏَِูุง ุงูุตِّุฑَุงุทَ ุงْูู ُุณْุชَِููู َ ﴿ูฆ﴾ ุตِุฑَุงุทَ ุงَّูุฐَِูู ุฃَْูุนَู ْุชَ ุนََِْูููู ْ ุบَْูุฑِ ุงْูู َุบْุถُูุจِ ุนََِْูููู ْ ََููุง ุงูุถَّุงَِّููู ﴿ูง﴾
“Tunjukilah kami jalan yang lurus,(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah: 6-7)
4⃣Anty
Afwan ijin bertanya
Apakah sahabat di dunia maya bisa membawa kita ke syurga
Syukron
✅Sahabat di dunia Maya pun bisa menjadikan kita masuk surga karena mereka mengajak kita kepada kebaikkan
Al-Hasan Al-Bashri berkata “Perbanyaklah sahabat-sahabat mu’minmu karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat”. Karena yang dapat menilai dan menyatukan hati kita atas dasar iman dan taqwa adalah Allah SWT walaupun tidak pernah ketemu...
5⃣Ulla
Mau tanya :
Assalamu'alaikum ustadzah, saya mau cerita sedikit. Saya diajak sama sahabat jalan bareng. Cuman dengan teman2 nya cowok. Nah saya menolak sebab saya tidak berani krena saya sudah mau menikah ๐
Nah sahabat saya bilang gini ustadz "sebelum nikah, jangan mau di atur2 sama calon suami mu. Nikmatin dulu". Saat itu saya berfikir. Masya Allah kenapa sahabat saya sendiri seperti ini. Saya yg ingin menjaga diri tp bukan nya dukung.
Nah ustadzah, saya harus bagaimana jika mengerti bahwa sahabat saya seperti ini. Mau meninggal tapi tidak sanggup๐ญ
Maaf ustadzah terlalu panjang๐
✅ Kalau seorang sahabat yang baik bukan seperti itu berarti dia hanya sebagai teman saja bagi anda.seorang sahabat selalu mengingatkan temannya pada kebaikkan bukan melakukan hal yang tidak islami.sesuai dengan firman Allah surat am Nisa ayat 69.jadi mba pertanyakan lagi persahabatan mba dengannya...
[10/2 22:53] Lola2: 6⃣Assalamualaikum ustadzah
Saya Yeni
Bagaimana sikap kita jika teman yg kita nasehati tidak mau terima nasehat kita...
Ceritanya tmn krj saya berhijab tapi maaf ya bkn maksd ghibah..tmn sy itu setiap hari merokok..kalau malam jg kumpul2 sambil minum2an keras jg maaf lg berhubungan dngn suami org lain.
Sy sbg temannya mrsa miris melihtnya.tpi klau diingatkan malah blik marah dan blg kalo sy sok alim..sok iyes dsb..
Bahkan dia menjauh dari saya..
Untk saat skrg sy pilih diam ustadzah..sy jd mikir lbh baik perbaiki diri saya sndiri drpd mngingatkn tmn tp ujungnya malah jd masalh.
Apakah sikap saya itu salah?
Trm ksh sblmnya๐๐ป
[10/2 22:53] Lola2: Kita boleh menasehati orang tapi dengan cara Ahsan dan jangan sampai membuat permusuhan dan mengeselkan
Ciri -ciri menasehati sahabat
1. Suka ketemuan dengan niatan silaturahmi semata, bukan kalau hanya ada kepentingan materi saja
Salah satu ciri sahabat yang baik adalah, mau-mau saja bertemu walau sedang tidak ada kepentingan apa-apa.
Soalnya, kan banyak tuh; orang yang komunikasi dan ketemuan hanya kalau ada maunya saja. Kalau mau berhutang, menagih hutang, minta tolong, nyuruh-nyuruh, minjem sesuatu, mengundang, jualan, dan sebagainya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallambersabda:
ุฃَّู ุฑุฌًูุง ุฒุงุฑَ ุฃุฎًุง َُูู ูู ูุฑูุฉٍ ุฃุฎุฑู ، ูุฃุฑุตุฏَ ุงَُّููู َُูู ุนูู ู َุฏุฑุฌَุชِِู ู ًَููุง ููู َّุง ุฃุชู ุนِููู ، ูุงَู : ุฃَูู ุชุฑูุฏُ ؟ ูุงَู : ุฃุฑูุฏُ ุฃุฎًุง ูู ูู ูุฐِِู ุงููุฑูุฉِ ، ูุงَู : ูู ََูู ุนِููู ู ู ูุนู ุฉٍ ุชุฑุจُّูุง ؟ ูุงَู : ูุง ، ุบูุฑَ ุฃِّูู ุฃุญุจุจุชُُู ูู ุงَِّููู ุนุฒَّ ูุฌَّู ، ูุงَู : ูุฅِّูู ุฑุณُูู ุงَِّููู ุฅَููู ، ุจุฃَّู ุงََّููู ูุฏ ุฃุญุจََّู ูู ุง ุฃุญุจุจุชَُู ِููู
“Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “Engkau mau kemana?”.
Ia menjawab: “Aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”.
Malaikat bertanya: “Apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”.
Orang tadi mengatakan: “Tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”.
Maka malaikat mengatakan: “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya.“ (HR. Muslim)
2. Kalau hendak menasehati, berusaha mengatur kata-katanya agar tepat namun tak menyakitkan hati
Tentu kita tak ingin sahabat kita celaka, terjerumus pada hal-hal yang buruk. Maka, sudah sepatutnya kita menasehatinya. Harus kita sampaikan konsekuensi buruk yang akan terjadi bila dia melakukan beberapa pekerjaan.
Nah, hanya saja, sebagai sahabat yang baik, kita harus berusaha pandai-pandai berbicara menyampaikan kesalahannya namun dengan cara yang elok. Karena kadang kalau kita asal ceplos terangan-terangan, maka kita akan dianggap kasar, bahkan dijauhi.
3. Senantiasa memberi apresiasi
Tentu saja kita tidak hanya menyampaikan kesalahannya saja. Kita harus bersikap proporsional. Kita sampaikan kesalahannya kalau memang salah. Namun juga kita puji dia bila dia baik, benar, dan bagus.
4. Suka memberi, meski hanya sesuatu yang murah bahkan mudah didapat
Sudah merupakan hal yang biasa, kita merasa senang bila bisa menerima hadiah. Maka dari itu, cobalah buat sahabat Anda senang pula dengan cara memberikannya hadiah.
Lagipula, biasanya perasaan senang itu bukan hanya pada sang penerima, namun juga sang pemberi dapat merasakan kesenangan.
Tidak mesti hadiahnya yang mahal-mahal dan mewah, hal yang biasa-biasa saja pun bagus juga. Seperti misalnya sepotong roti, minuman ringan, traktir makan siang, dan sebagainya.
ุชََูุงุฏَْูุง ุชَุญَุงุจُّูุง
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai.” (HR. al-Bukhari)
5. Jangan mengungkit-ungkit pemberian
Nah, ada kalanya pula seseorang yang suka memberi, namun itu seolah seperti ‘suap’ atau gratifikasi. Besoknya dia mengungkit-ungkit pemberian dia tersebut, sembari memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang ia inginkan. Orang yang seperti ini biasanya kerap tidak disukai.
Maka dari itu, sekiranya Anda sudah biasa memberi sesuatu kepada sahabat Anda, janganlah Anda ungkit-ungkit pemberian tersebut. Bahkan sekiranya suatu waktu dia membuat Anda jengkel, jangan sekali-kali mengungkit-ungkit pemberian tersebut. Lebih baik bersabar saja.
6. Sekiranya kita ingin meminta bantuan dia, mintalah dengan permohonan, dan jangan memaksa
“Meminta tolong” dan “Memaksa” itu agak mirip. Sebagai sahabatnya, tentu wajar pula kita ingin meminta tolong padanya. Namun, pastikanlah meminta dengan permohonan. Jangan terkesan memaksa. Misalnya, dengan cara:
Meminta maaf sebelumnya bila mengganggu,Bila memang bener-bener mengganggu, sebaiknya jangan minta tolong ke dia. Minta tolong ke orang lain saja.Bila memang kita butuh banget dengan dia, terpaksa harus mengganggunya, maka di lain waktu bantulah pekerjaan yang sedang ia kerjakan tersebut.Bila dia sudah membantu Anda, berterima kasihlah. Jangan tidak berterima kasih.Dan lain-lain…
Biasanya sih begitu, ciri meminta tolong, bukan memaksa.
7. Jangan menjadi sok tahu
Sok tahu merupakan salah satu sikap yang juga suka bikin ngeselin. Bahkan berpotensi membahayakan.
Karena, bisa jadi kesoktahuan tersebut malah dipercaya orang lain, padahal hal tersebut tidak benar, sehingga orang lain mengambil keputusan berdasarkan hal salah tersebut, akhirnya dia celaka.
8. Usahakan senantiasa tepat janji. Seriuslah, benar-benar usahakan jangan sampai ingkar janji!
Ini merupakan kunci yang sangat penting. Iya, sangat penting. Sering seseorang dijauhi oleh orang-orang lain, karena dia suka ingkar janji berkali-kali.
Pada hubungan persahabat pun juga sering seperti itu, misalnya:
Asal janji ketemuan jam 8, malah suka datang terlambat jam 10Malah ada yang janji ketemuan di suatu tempat, kita sudah tiba duluan dan nungguin hampir satu jam, tiba-tiba dia batalkan nggak jadiMinjem buku, nggak dibalikin lagi sudah bertahun-tahunMinjem motor, janjinya balikin jam 4 sore, tapi sudah jam 8 malam belum ada kabarPunya hutang nggak dibayar-bayar, katanya nunggu ada uang, tapi tiba ada uang dipakainya untuk jalan-jalan, bukannya bayar hutang duluDan lain-lain…
Dan hal-hal seperti itu bukannya dilakukan sekali, dua kali, atau tiga kali; tapi sudah tujuh kali, delapan kali, bahkan sepuluh kali..
Nah, kalau seperti itu, namanya sahabat yang buruk. Sahabat yang baik, pasti senantiasa berusaha menepati janji.
9. Coba empati gimana kalau diri kita menjadi dirinya, agar kita bisa lebih paham dan tahu bagaimana bersikap, tidak asal-asalan
Iya, agar bisa lebih bijak bersikap, kadang kita perlu coba merasakan bagaimana seandainya diri kita menjadi dirinya.
Terkadang yang membuat kita bersikap semena-mena adalah karena kita belum mengalami apa yang ia alami. Maka dari itu, setidaknya, coba saja untuk memahami apa yang ia alami.
10. Jangan bersandiwara
Sebenarnya cara ke-10 ini erat kaitannya dengan cara ke-1 di atas. Intinya, kita itu harus ikhlas dalam menjalani ikatan persahabat.
Orang yang tidak ikhlas, melainkan karena ada kepentingan, maka dia pasti akan banyak bersandiwara. Pura-pura baik, pura-pura ramah, namun ternyata ada maksud; pingin ambil keuntungan, pingin mencuri, pingin mengadu domba, dan sebagainya.
11. Jangan suka membicarakan keburukannya di belakang
Sahabat yang baik tidak akan suka meng-ghibah sahabatnya.
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
ََููุง َูุบْุชَุจْ ุจَุนْุถُُูู ْ ุจَุนْุถًุง ۚ ุฃَُูุญِุจُّ ุฃَุญَุฏُُูู ْ ุฃَْู َูุฃَُْูู َูุญْู َ ุฃَุฎِِูู ู َْูุชًุง ََููุฑِْูุชُู ُُูู ۚ َูุงุชَُّููุง ุงََّููู ۚ ุฅَِّู ุงََّููู ุชََّูุงุจٌ ุฑَุญِูู ٌ
“Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
12. Jangan harap balasan kebaikan darinya. Pastikanlah dorongan berbuat baik itu semata-mata dalam rangka menjalankan perintah Allah saja.
Terkadang perasaan kita ingin berbuat baik kepada seseorang itu bisa saja hilang, bila kita merasa itu adalah hal yang merepotkan. Bahkan bila suatu waktu saat kita suah baik-baik, tapi dia malah yang bikin kita agak jengkel.
Nah, maka dari itu, kita sebagai sahabatnya, tidak usah berharap balasan kebaikan pula darinya. Kita cukup mengharap balasan dari Allah saja. Terserah dia saja dia mau membalas kita seperti apa. Kalau baik yah bagus, kalau kurang baik yah sudah. Respon juteknya tidak ada hubungannya dengan perilaku ramah kita ke dia. Keputusan kita untuk berbuat ramah dan berusaha menjadi sahabat baik itu karena perintah Allah, bukan karena emosional semata.
SESI II
1⃣Assalamualaikum wr wb
Bolehkah kita bersahabat dengan non muslim, dia baik sk ngingetin kalo blm sholat, sm2 sering ikut aksi bakti sosial dr organisasi profesi... Hanya blm muslimah aj...
2⃣Bagaimana caranya menjelaskan kesalah faham pada sahabat sedangkan dia sudah tidak mau mendengar lagi apa yang teman saya jelaskan, kesalahfahaman ini terjadi sebelumnya karna ada yang menyebarkan berita bohong kepadanya.
✅ Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS al-Mumtahanah [60]:8). Islam adalah agama damai dan membawa kesalamatan, sebagaimana peran Rasulullah yang merupakan rahmat bagi semesta.
Pada dasarnya, Allah SWT mencintai dan memerintahkan umat-Nya ber buat baik dan berlaku adil kepada orang kafir yang tidak memerangi dan mengusir umat Islam dari tempat tinggalnya. Begitu pula sebaliknya, tidak dilarang bagi umat Islam menerima hadiah dan bantuan pertolongan dari mereka. Islam juga tidak melarang umatnya bersahabat dengan orang kafir.
Yang ditekankan Islam dalam persahabatan dengan orang kafir adalah tidak menjadikan mereka orang terdekat yang dicintai dan tidak menjadikan mereka orang kepercayaan yang melebihi Mukmin. Dalam hal ini, ada beberapa pesan Rasulullah yang harus dicamkan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Seseorang itu dilihat dari agama sahabatnya, maka hendaklah kamu memerhatikan siapa yang menjadi sahabatmu.” (HR Abu Daud). Dalam psikologi sosial, peran sahabat sangatlah besar dalam memengaruhi keyakinan sahabatnya. Karena itulah, Rasulullah mewantiwanti umatnya agar jangan terjebak kebaikan orang kafir, hingga kemudian menyebabkan dia tak mampu berlaku jernih dalam menjalankan keyakinannya.
Rasul juga berwasiat agar umatnya memprioritaskan orang beriman untuk dijadikan teman dekat dan kepercayaan serta mewasiatkan agar kriteria keimanan dan ketakwaan harus selalu dijadikan standar menjalani kehidupan.
Diriwayatkan dari Abu Sai’d dari Nabi bahwa Beliau bersabda, “Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang yang beriman dan janganlah ada yang memakan ma kananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR Tirmizi dan Abu Daud). Lebih jauh lagi, Allah meng ingatkan hamba-Nya memilih orang yang patut atau tidak patut untuk dicintai.
Allah berfirman, “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling ber kasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudarasaudara ataupun keluarga mereka.
Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan, dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang me ngalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS al-Mujadalah [58]:22).
2. untuk mengatasinya berikutcara menyelesaikan konflik pertemanan:
Selalu Menjalin Kepercayaan
Dalam berteman dan bersahabat mutlak diperlukan saling menjalin kepercayaan. Walau kita sedang ada konflik bersama teman kita harus tetap percaya kepadanya. Yakinlah bahwa dalam suatu pertemanan tidak selamanya berjalan mulus, oleh sebab itu kita harus tetap percaya bahwa diantara kita dapat menjaga hubungan agar tetap harmonis.
Berbicara dan Berkomunikasi dari hati kehati
Masalah itu timbul pada asalnya dari sebab misscomunikasi atau salah komunikasi yang diakibatkan pembicaraan atau komunikasi yang tidak dimengerti oleh seseorang atau sahabat. Ketika masalah itu terlanjur terjadi solusi utama menyelesaikannya adalah dengan cara berbicara dari hati ke hati, dengan cara itu teman atau sahabat kita akan mengerti apa sebenarnya maksud dan tujuan kita.
Curahkan Isi Hati Kita Dengan Tepat
Dengan curhat yang benar, maka konflik itu setidaknya akan terbantu terselesaikan oleh pihak lain. Bila konflik itu terjadi seorang kepada seorang maka carilah sahabat ketiga yang dapat kita jadikan teman curhat, namun bila masalah terjadi bersama-sama kepada pihak lain maka curahkanlah isi hati semua teman kita apa sebenarnya yang dicari oleh semua orang tersebut. Tetapi hati-hatilah bila curhat itu tanpa aturan malah akan menjadi masalah baru yang akan menimbulkan konflik yang baru pula.
Mencari tempat dan Suasana yang Tepat untuk Menyelesaikan Konflik
Di dalam mengatasi pertentangan dan konflik yang sedang kamu hadapi, perlu diselesaikan dengan melakukan pembicaraan dan dalam membicarakannya perlu diperhatikan lingkungan apakah mendukung untuk kamu dapat membicarakannya.
Mengenang Hal-Hal Indah yang pernah kamu alami dengan temanmu tersebut
Memberi Maaf
Hal-hal yang paling penting adalah memberi maaf pada teman /sahabat kamu yang sedang bermasalah dengan kamu, sehingga ketika kamu saling memaafkan maka konflik yang sedang terjadi bisa diatasi.
Melakukan Introspeksi terhadap Diri
Emosi terkadang mengedepankan nafsu semata,. Dalam mengatasi konflik dalam persahabatan tidak boleh langsung menyalahkan teman kamu yang menyebabkan konflik terjadi tersebut tetapi usahakan bahwa kamu juga bisa mengoreksi diri siapa tahu kamu yang salah.
Menjalin Komunikasi yang baik dengan cara berbicara yang sopan dan tidak kasar, agar dimengerti dan tersampaikan keinginan masing-masing.
Itulah diantara cara mengatasi konflik dalam bersahabat, walau bertengkar mempunyai konflik dengan teman adalah hal yang wajar terjadi tetapi yang paling penting adalah bagaimana kamu secara dewasa dapat menyelesaikannya dengan baik.
๐Closing statement๐
Saling menasihati, saling mengingatkan, saling memotivasi dalam ketaatan kepada Allah? Bersama-sama dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya?
Sudahkah kita memiliki teman-teman yang kelak memberi syafa’at di akhirat?
“Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, dan melihat gerak-geriknya teringat mati.”
Sebagai mana perkataan
Al-Hasan Al-Bashri berkata “Perbanyaklah sahabat-sahabat mu’minmu karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat”. Karena yang dapat menilai dan menyatukan hati kita atas dasar iman dan taqwa adalah Allah SWT walaupun tidak pernah ketemu...
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG :
1. Telaga Surga 1&2
2. Telaga Surga Junior
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
https://www.youtube.com/channel/UCNtL_tIUaF10G8OTR67jlHA
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐คModerator : Sholcan *Lola*
๐Notulis : Sholcan *Asri*
๐น๐ฆ
๐ Sabtu, 11 Februari 2018
⏰ 19.30 wib
๐ Indahnya Sahabat Sesurga
๐ง๐ป Ustadzah Halimah
๐ Materi ๐
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kajian kita malam ini adalah tentang *Indahnya sahabat sesurga*
Pasti kita semua mengingat akan punya sahabat sampai surga...
Apa ada disini yang tidak menginginkan sahabat sesurga?
Teringat kisah Rasulullah Saw saat berpisah dengan istrinya Khadija r.a dan pamannya Abu Thalib. Perpisahan yang disebut dalam sejarah dengan istilah ‘umul huzni (tahun kesedihan). Perpisahan ini membuat Rasulullah merasakan kesedihan yang mendalam. Betapa tidak, dua kekasihnya sekaligus sahabat penguat imannya telah pergi untuk selama-lamanya. Khadijah di panggil kepangkuan Allah swt lebih awal dari pamannya Abu Thalib. Tidak berjarak lama, dua kekasih Rasulullah ini memulai kehidupan yang sebenarnya yaitu akhirat. Hingga kemudian terjadinya sebuah peristiwa besar setelah kepergian dua kekasih Rasulullah Saw ini yaitu Isra’ Mi’raj. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Isra’ Mi’raj terjadi untuk menghibur hati Rasulullah Saw dengan memperlihat kekuasaan-Nya dan mempertemukan beliau dengan Allah Swt.
Khadijah, satu-satunya perempuan dunia yang mendapatkan salam istimewa dari Allah swt. Salam cinta yang disampaikan Allah melalui malaikat Jibril. Khadijah, sosok perempuan yang pertama kali mengimanai Risalah yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Dalam dirinya terdapat potret istri shalihah atau istri ideal. Ia sangat setia menemani Rasulullah dalam duka dan suka. Ia menjadi penyemangat bagi Rasulullah saat dihadang berbagai masalah. Ia yang memotivasi Rasulullah Saw yang saat dihadapkan oleh kegelisahan. Ia satu-satunya istri Rasulullah saw yang memberikan keturunan bagi Rasulullah Saw. Saat hidup bersamanya, Rasulullah tidak menikah dengan perempuan yang lain. Ia adalah perempuan yang sangat dermawan, tidak pernah enggan untuk menafkahkan kekayaan yang dimilikinya untuk didonasikan di jalan dakwah. Namanya sering disebutkan oleh Rasulullah meski jasadnya telah tiada. Hingga Aisyah r.a merasa cemburu dan berkata “ Aku tidak pernah merasa cemburu kepada wanita seperti cemburuku dengan khadijah. Sebab, meski ia telah tiada, Rasulullah sering sekali menyebut namanya di hadapan kami”. Khadijah adalah istri sekaligus sahabat surganya Rasulullah Saw.
Abu Thalib, pamannya Rasulullah Saw yang sangat disegani oleh kafir Quraisy. Setelah kepergian kakeknya Abdul Muthalib, Rasulullah melewati hari-harinya dengan tinggal bersama Abu Thalib. Meskipun hingga akhir hidupanya Abu Thalib tidak mengucapkan syahadat, namun ia senantiasa mendukung, melindungi dan bahkan mempercayakan apapun yang diucapkan oleh keponakannya, Muhammad Saw. Pernah suatu ketika di saat Rasulullah menyampaikan seruan dakwah secara terang-terangan di bukit safa, para kafir quraisy mendatangi Abu Thalib. Kedatangan mereka bertujuan untuk meminta Abu Thalib menghentikan Rasulullah dalam menyebarkan risalah. Namun, Abu Thalib tidak mau memenuhi permintaan mereka dan bejanji akan terus melindungi keponakannya, Muhammad Saw.
Hadirnya sahabat yang mengingatkan kita untuk senantiasa dekat dengan Allah, senantiasa semangat berjalan menuju surga Allah sangatlah penting. Lihatlah, Rasulullah Saw pun menangis dan bersedih saat dipisahkan oleh Allah dengan istri dan paman yang juga seperti sahabat iman dalam kehidupan Rasulullah Saw. Bahkan kesedihannya pun diabadikan dalam sejarah dengan sebutan ‘ummul huzi’ dan bahkan Rasulullah pun dihibur oleh Allah Swt setelah kepergian dua orang yang sangat menginspirasi dalam hidupnya. Tidak hanya dua sosok sahabat tersebut, Rasulullah juga didampingi oleh sosok sahabat surga lainnya yang menguatkan Rasulullah dalam setiap perih dan tawanya. Seperti Abu bakar, Umar bin Khatab,Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan lain sebagainya.
Apakah sahabat kita seperti sahabatnya Rasulullah?
Semoga saja...kita mempunyai sahabat seperti sahabatnya Rasulullah yang selalu membantu,menasehati,mengingatkan...
Alquran juga mengingatkan tentang pentingnya memilih sahabat. Kesalahan dalam memilih sahabat justru bisa menjebak kita ke neraka. Na’uzubillah. Seperti ayat berikut ini:
“Berkatalah salah seorang diantara mereka, Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) pernah mempunyai seorang teman, yang berkata “Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan (hari bangkit)?. Apabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?. Dia berkata, Maukah kamu meninjau (temanku itu). Maka dia meninjaunya, lalu dia melihat (temannya) itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala. Dia berkata, Demi Allah, engkau hampir saja mencelakanku, dan sekiranya bukan karena nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka.” (QS. As-Saffat: 51-57)
Di ayat yang lain, Allah swt berfirman:
Wahai, celakalah aku, sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku). Sungguh, dia telah menyesatkanku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia. (Qs. Al-Furqan: 28-29)
Ayat-ayat ini mengisyaratkan pentingnya memilih sahabat agar selamat dan tidak tersesat, agar tidak terjemurus ke arah keburukan yang dimurkai Allah Swt. Lalu, siapakah sahabat yang baik dan bagaimana karakternya? Di dalam ayat yang lain Allah telah menyebutkan sahabat-sahabat yang baik. “ Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(QS. An-Nisa’: 69).
Suatu ketika, Rasulullah pernah ditanyakan oleh sabahat tentang sahabat manakah yang paling baik, Rasulullah menjawab bahwa sahabat yang baik adalah yang mengingatkan kamu kepada Allah apabila melihatnya, dan bertambah ilmumu apabila mendengar pebicaraanya, dan mengingatkan kamu kepada Allah apabila melihat amalannya. Di dalam hadits yang lain, Rasulullah juga memberikan perumpaan sahabat yang baik seperti penjual minyak wangi, dan sahabat yang buruk seperti tukang besi. Bersahabat dengan penjual minyak akan keciprat harumnya, sedangkan bersahabat dengan tukang besi akan terbakar atau kerkena asabnya. MasyaAllah, betapa indahnya ajaran Islam yang mengatur segala sisi kehidupan dengan sempurna, termsuk dalam bersahabat. Itulah mengapa umar bin khattab mengatakan bahwa nikmat yang paling berharga selepas iman dan islam adalah memiliki sahabat yang shalih.
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata kepada sahabat-sahabatnya,
ุฅู ูู ุชุฌุฏููู ูู ุงูุฌูุฉ ุจูููู ูุงุณุฃููุง ุนูู ูููููุง : ูุง ุฑุจูุง ุนุจุฏู ููุงู ูุงู ูุฐูุฑูุง ุจู
”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”
Kemudian beliau menangis.
๏บป๏บช๏ปณ๏ป๏ป ๏ปฃ๏ปฆ ๏บป๏บช๏ป๏ป ๏ปป ๏ปฃ๏ปฆ ๏บป๏บช๏ป๏ป
“Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka”
“Sahabat sejati-mu adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu”
Sahabat yang shalih bisa memberikan syafaat sahabatnya sehingga akan ditarik ke surga
Hasan Al- Bashri berkata,
ุงุณุชูุซุฑูุง ู ู ุงูุฃุตุฏูุงุก ุงูู ุคู ููู ูุฅู ููู ุดูุงุนุฉ ููู ุงูููุงู ุฉ
”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268)
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat di hari kiamat,
ุญุชู ุฅุฐุง ุฎูุต ุงูู ุคู ููู ู ู ุงููุงุฑ، ููุงูุฐู ููุณู ุจูุฏู، ู ุง ู ููู ู ู ุฃุญุฏ ุจุฃุดุฏ ู ูุงุดุฏุฉ ููู ูู ุงุณุชูุตุงุก ุงูุญู ู ู ุงูู ุคู ููู ููู ููู ุงูููุงู ุฉ ูุฅุฎูุงููู ุงูุฐูู ูู ุงููุงุฑ، ูููููู: ุฑุจูุง ูุงููุง ูุตูู ูู ู ุนูุง ููุตููู ููุญุฌูู، ูููุงู ููู : ุฃุฎุฑุฌูุง ู ู ุนุฑูุชู ، ูุชุญุฑู ุตูุฑูู ุนูู ุงููุงุฑ، ููุฎุฑุฌูู ุฎููุง ูุซูุฑุง ูุฏ ุฃุฎุฐุช ุงููุงุฑ ุฅูู ูุตู ุณุงููู، ูุฅูู ุฑูุจุชูู، ุซู ูููููู: ุฑุจูุง ู ุง ุจูู ูููุง ุฃุญุฏ ู ู ู ุฃู ุฑุชูุง ุจู، ููููู: ุงุฑุฌุนูุง ูู ู ูุฌุฏุชู ูู ููุจู ู ุซูุงู ุฏููุงุฑ ู ู ุฎูุฑ ูุฃุฎุฑุฌูู، ููุฎุฑุฌูู ุฎููุง ูุซูุฑุง، ุซู ูููููู: ุฑุจูุง ูู ูุฐุฑ ูููุง ุฃุญุฏุง ู ู ู ุฃู ุฑุชูุง…
Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183).
Perkataan Ibnul Jauziy yaitu “Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyalah aku kepada Allah”, ucapan ini tidak boleh dibiasakan dan diucapkan jika bertemu sesama muslim. Ini hanya informasi dari beliau karena adanya hadits bahwa sahabat di surga tidak melihat sahabatnya yang dahulu bersama-sama beribadah dan kemudian memberikan syafaat. Ucapan ini bisa juga sebagai bentuk kita “kurang yakin” kita akan masuk surga, padahal kita harus berdoa dan berharap dengan yakin. Bahkan sebagian ulama menjelaskan bahwa ucapan dan perbuatan ini termasuk yang tidak ada ajarannya dalam Islam
Imam Syafi'i berkata:
"Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman-baik- itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali"
Apabila penghuni Syurga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan Sahabat-sahabat
mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia.
Mereka bertanya tentang Sahabat mereka kepada Allah:
"Yaa Rabb...
Kami tidak melihat Sahabat-sahabay kami yang sewaktu
di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami dan
berjuang bersama kami?
"Maka Allah berfirman:
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan Sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar zarrah."
(HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")
Al-Hasan Al-Bashri berkata:
"Perbanyaklah Sahabat-sahabat mu'minmu, karena mereka memiliki Syafa'at pada hari kiamat"
Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya
sambil menangis:
"Jika kalian tidak menemukan aku nanti di Surga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada Allah tentang aku:
"Wahai Rabb Kami...
Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU. Maka masukkanlah dia bersama kami di surga-Mu"
Yaa Rabb...
ْAku Memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah kepadaku Sahabat-sahabat yang selalu mengajakku untuk Tunduk Patuh & Taat Kepada Syariat-Mu..
Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di Akhirat dengan-Mu...
๏บ๏ปฃِ๏ปดْ๏ปฆ ๏ปณَ๏บ ๏ปฃُ๏บ ِ๏ปดْ๏บَ ๏บ๏ป๏บดَّ๏บ๏บِ๏ป ِ๏ปดْ๏ปฆَ
Semoga kita bisa mencari dan bersahabat dengan orang- orang sholeh.
Semoga kita semua disini mempunyai sahabat yang bisa membawa kita ke surga ...
Sungguh indahnya persahabatan atas dasar iman dan ketaqwaan...
Karena Allah SWT yang bisa menyatukan hati kita diatasi iman dan taqwa.
๐ Tanya Jawab ๐
1⃣ Assalamualaikum wr wb saya mau nanyak ustazah, saya punya sahabat dari kecil tapi dia laki laki itu bagaimana ya ukhti hukum nya?
✅Sebelum dijawab, saya kira ada sedikit beza antara istilah ‘sahabat’ dan ‘kawan’ pada pengertian umum. Kawan atau rakan atau kenalan, sifatnya tidak terlalu rapat. Tapi istilah ‘sahabat’ menampakkan keakraban dan mungkin juga kemesraan.
Tak mengapa, itu isu istilah. Kita tidak mahu berbicara tentang istilah, tetapi mahu memfokuskan kepada apa yang diistilahkan. Kaedah Fiqh menyebut : ” Hukum dikira kepada apa yang dinamakan, bukannya pada nama “. Maknanya, kalau arak ditukar nama menjadi soya sekalipun, hukumnya tetap haram.
Begitu juga bab bersahabat atau berkawan dengan berlainan jantina.
Mudahnya, mari kita sama-sama fahami prinsip asas yang digariskan Islam :
1. Lelaki dan wanita berbeza ciptaannya. Bersentuh tangan atau duduk dekat-dekat sesama jantina, tidak sama dengan bersentuh tangan atau duduk rapat-rapat dengan beza jantina. Ada ‘cas’ tertentu yang akan mengalir. Oleh itu, Islam sama sekali mengharamkan sentuh menyentuh, pegang memegang, tepuk menepuk, dakap mendakap dan yang sewaktu dengannya oleh manusia yang berbeza jantina – kecuali setelah berkahwin.
2. Bersahabat mesti ada tujuan. Dan tujuan yang dibenarkan dalam Islam adalah tujuan yang membawa kepada Al-Birr (kebaikan) dan At-Taqwa (ketaqwaan). Sebagaimana Firman Allah ta’ala dalam Surah Al-Maaidah :
” dan hendaklah kamu sekalian bertolong-tolong dalam perkara kebaikan dan ketaqwaan , dan janganlah kamu sekalian bertolog-tolong dalam perkara maksiat dan permusuhan “
Jadi, kalau bersahabat atas dasar taqwa dan kebaikan, caranya juga mestilah ada ciri-ciri orang bertaqwa dan orang yang membawa kebaikan. Orang bertaqwa tidak akan sembrono sahaja bergaul dengan bukan mahramnya. Dia pasti akan memelihara adab dan sahsiahnya. Begitu juga, tujuan yang sama-sama diusahakan juga tentulah yang menuju kepada Allah, seumpama dalam satu team dakwah, program untuk masyarakat dan sebagainya.
3. Batasan sesama bukan mahram. Atas nama apa sekalipun, jika hakikatnya mereka bukan mahram, maka hukumnya tetap haram jika batasan pergaulan dilanggar. Bermakna, walaupun kita ada sahabat / sahabiah berbeza jantina, tidak bermakna mereka boleh sampai ke tahap saudara kandung kita. Prinsipnya tetap sama. Justeru, selagi batas perhubungan sesama bukan mahram tidak dilanggar, maka persahabatan itu tidak salah
Islam tidak menyekat manusia untuk maju. Bermakna, Islam juga tidak menyekat manusia bertindak atau melakukan perkara-perkara yang boleh menjadikan mereka maju. Antara cara manusia maju adalah dengan bekerja, terlibat dengan bisnes, mendekati masyarakat dan sebagainya.
Secara dasarnya, kedua-dua lelaki dan wanita tidak disekat untuk memajukan diri mereka dalam apa sahaja aspek yang mereka ceburi. Tidak ada istilah hanya lelaki boleh maju, wanita perlu duduk di rumah. Islam itu prinsipnya bukan menyekat, sebaliknya memberi saluran dan alternatif.
Apabila manusia bergerak untuk maju, mereka akan bertemu dalam lapangan-lapangan tertentu. Seumpama kehidupan di kampus, kerja di pejabat mahupun turun memberi sumbangan pada masyarakat. Manusia yang bertemu ini, bukan hanya sesama jantina sebaliknya lelaki pasti akan bertemu wanita, dan wanita pula akan bertemu lelaki.
Islam tidak menghalang perkara tersebut.
Tidak haram lelaki bertemu wanita dalam satu-satu lapangan kerja, begitu juga wanita tidak haram bertemu lelaki. Mereka boleh berhubung, bergaul dan bekerja bersama-sama.
Cuma, Islam menyalurkan manusia dengan etika yang betul. Etika inilah yang akan menjadikan pergaulan serta perhubungan tadi selamat, bukan hanya di dunia bahkan hingga ke akhirat. Antara etika yang Islam tetapkan adalah menjaga pandangan.
Dan bab menjaga pandangSebelum dijawab, saya kira ada sedikit beza antara istilah ‘sahabat’ dan ‘kawan’ pada pengertian umum. Kawan atau rakan atau kenalan, sifatnya tidak terlalu rapat. Tapi istilah ‘sahabat’ menampakkan keakraban dan mungkin juga kemesraan.
Tak mengapa, itu isu istilah. Kita tidak mahu berbicara tentang istilah, tetapi mahu memfokuskan kepada apa yang diistilahkan. Kaedah Fiqh menyebut : ” Hukum dikira kepada apa yang dinamakan, bukannya pada nama “. Maknanya, kalau arak ditukar nama menjadi soya sekalipun, hukumnya tetap haram.
Begitu juga bab bersahabat atau berkawan dengan berlainan jantina.
Mudahnya, mari kita sama-sama fahami prinsip asas yang digariskan Islam :
1. Lelaki dan wanita berbeza ciptaannya. Bersentuh tangan atau duduk dekat-dekat sesama jantina, tidak sama dengan bersentuh tangan atau duduk rapat-rapat dengan beza jantina. Ada ‘cas’ tertentu yang akan mengalir. Oleh itu, Islam sama sekali mengharamkan sentuh menyentuh, pegang memegang, tepuk menepuk, dakap mendakap dan yang sewaktu dengannya oleh manusia yang berbeza jantina – kecuali setelah berkahwin.
2. Bersahabat mesti ada tujuan. Dan tujuan yang dibenarkan dalam Islam adalah tujuan yang membawa kepada Al-Birr (kebaikan) dan At-Taqwa (ketaqwaan). Sebagaimana Firman Allah ta’ala dalam Surah Al-Maaidah :
” dan hendaklah kamu sekalian bertolong-tolong dalam perkara kebaikan dan ketaqwaan , dan janganlah kamu sekalian bertolog-tolong dalam perkara maksiat dan permusuhan “
Jadi, kalau bersahabat atas dasar taqwa dan kebaikan, caranya juga mestilah ada ciri-ciri orang bertaqwa dan orang yang membawa kebaikan. Orang bertaqwa tidak akan sembrono sahaja bergaul dengan bukan mahramnya. Dia pasti akan memelihara adab dan sahsiahnya. Begitu juga, tujuan yang sama-sama diusahakan juga tentulah yang menuju kepada Allah, seumpama dalam satu team dakwah, program untuk masyarakat dan sebagainya.
3. Batasan sesama bukan mahram. Atas nama apa sekalipun, jika hakikatnya mereka bukan mahram, maka hukumnya tetap haram jika batasan pergaulan dilanggar. Bermakna, walaupun kita ada sahabat / sahabiah berbeza jantina, tidak bermakna mereka boleh sampai ke tahap saudara kandung kita. Prinsipnya tetap sama. Justeru, selagi batas perhubungan sesama bukan mahram tidak dilanggar, maka persahabatan itu tidak salah.
2⃣Wulan_
Seandainya ada sahabat/teman sewaktu di dunia ada yang menyimpan dendam, apakah kita akan disuruh keluar dari surga?
✅ Orang yang mempunyai rasa dendam berarti hatinya masih ada penyakit ,jadi sahabat yang mempunyai penyakit hati tidak akan Allah SWT kabulkan permintaan...
3⃣ Triska izin bertanya
Sebenarnya kriteria orang lain dapat disebut sahabat apa saja ya bun?
Kadang berat menyebut orang lain sahabat, karena mempertahankan sebutan sahabat itu sendiri.
✅ Teman yang baik itu adalah orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh
Allah. Mereka itu adalah:
1. Nabi-nabi
2. Para Shiddiiqiin
3. Orang-orang yang mati syahid
4. Orang-orang yang sholeh
Mereka itulah sebaik-baiknya teman, sebagaimana firman Allah SWT:
َูู َู ُูุทِุนِ ุงََّููู َูุงูุฑَّุณَُูู َูุฃَُٰููุฆَِู ู َุนَ ุงَّูุฐَِูู ุฃَْูุนَู َ ุงَُّููู ุนََِْูููู ู َِّู ุงَّููุจَِِّููู َูุงูุตِّุฏَِِّูููู َูุงูุดَُّูุฏَุงุกِ َูุงูุตَّุงِูุญَِูู ۚ َูุญَุณَُู ุฃَُٰููุฆَِู ุฑًَِูููุง ﴿ูฆูฉ﴾
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang- orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An Nisaa’: 69)
Sekarang para nabi sudah tiada. Oleh karena itu, carilah teman yang menjadikan nabi sebagai idola dan teladannya. Dengan kata lain carilah teman yang menjadikan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai panduan hidupnya. Dan carilah teman yang memiliki sifat shiddiq atau menjadikan para shiddiiqiin sebagai panutannya. Carilah teman yang memiliki cita-cita mati syahid. Dan carilah teman yang shalih dan shalihah.
Lalu bagaimana caranya agar kita menemukan teman-teman yang baik (alias teman-teman yang dianugerahi nikmat oleh Allah itu)? Pertama, taatilah Allah dan Rasul-Nya sebagaimana di awal surat An-Nisaa’ ayat 69 di atas. Kedua, berdoalah. Dan sebenarnya doa itu sudah sering kita ucapkan ketika shalat, mari sama-sama kita buka dan baca surat Al Fatihah ayat 6-7:
ุงْูุฏَِูุง ุงูุตِّุฑَุงุทَ ุงْูู ُุณْุชَِููู َ ﴿ูฆ﴾ ุตِุฑَุงุทَ ุงَّูุฐَِูู ุฃَْูุนَู ْุชَ ุนََِْูููู ْ ุบَْูุฑِ ุงْูู َุบْุถُูุจِ ุนََِْูููู ْ ََููุง ุงูุถَّุงَِّููู ﴿ูง﴾
“Tunjukilah kami jalan yang lurus,(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah: 6-7)
4⃣Anty
Afwan ijin bertanya
Apakah sahabat di dunia maya bisa membawa kita ke syurga
Syukron
✅Sahabat di dunia Maya pun bisa menjadikan kita masuk surga karena mereka mengajak kita kepada kebaikkan
Al-Hasan Al-Bashri berkata “Perbanyaklah sahabat-sahabat mu’minmu karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat”. Karena yang dapat menilai dan menyatukan hati kita atas dasar iman dan taqwa adalah Allah SWT walaupun tidak pernah ketemu...
5⃣Ulla
Mau tanya :
Assalamu'alaikum ustadzah, saya mau cerita sedikit. Saya diajak sama sahabat jalan bareng. Cuman dengan teman2 nya cowok. Nah saya menolak sebab saya tidak berani krena saya sudah mau menikah ๐
Nah sahabat saya bilang gini ustadz "sebelum nikah, jangan mau di atur2 sama calon suami mu. Nikmatin dulu". Saat itu saya berfikir. Masya Allah kenapa sahabat saya sendiri seperti ini. Saya yg ingin menjaga diri tp bukan nya dukung.
Nah ustadzah, saya harus bagaimana jika mengerti bahwa sahabat saya seperti ini. Mau meninggal tapi tidak sanggup๐ญ
Maaf ustadzah terlalu panjang๐
✅ Kalau seorang sahabat yang baik bukan seperti itu berarti dia hanya sebagai teman saja bagi anda.seorang sahabat selalu mengingatkan temannya pada kebaikkan bukan melakukan hal yang tidak islami.sesuai dengan firman Allah surat am Nisa ayat 69.jadi mba pertanyakan lagi persahabatan mba dengannya...
[10/2 22:53] Lola2: 6⃣Assalamualaikum ustadzah
Saya Yeni
Bagaimana sikap kita jika teman yg kita nasehati tidak mau terima nasehat kita...
Ceritanya tmn krj saya berhijab tapi maaf ya bkn maksd ghibah..tmn sy itu setiap hari merokok..kalau malam jg kumpul2 sambil minum2an keras jg maaf lg berhubungan dngn suami org lain.
Sy sbg temannya mrsa miris melihtnya.tpi klau diingatkan malah blik marah dan blg kalo sy sok alim..sok iyes dsb..
Bahkan dia menjauh dari saya..
Untk saat skrg sy pilih diam ustadzah..sy jd mikir lbh baik perbaiki diri saya sndiri drpd mngingatkn tmn tp ujungnya malah jd masalh.
Apakah sikap saya itu salah?
Trm ksh sblmnya๐๐ป
[10/2 22:53] Lola2: Kita boleh menasehati orang tapi dengan cara Ahsan dan jangan sampai membuat permusuhan dan mengeselkan
Ciri -ciri menasehati sahabat
1. Suka ketemuan dengan niatan silaturahmi semata, bukan kalau hanya ada kepentingan materi saja
Salah satu ciri sahabat yang baik adalah, mau-mau saja bertemu walau sedang tidak ada kepentingan apa-apa.
Soalnya, kan banyak tuh; orang yang komunikasi dan ketemuan hanya kalau ada maunya saja. Kalau mau berhutang, menagih hutang, minta tolong, nyuruh-nyuruh, minjem sesuatu, mengundang, jualan, dan sebagainya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallambersabda:
ุฃَّู ุฑุฌًูุง ุฒุงุฑَ ุฃุฎًุง َُูู ูู ูุฑูุฉٍ ุฃุฎุฑู ، ูุฃุฑุตุฏَ ุงَُّููู َُูู ุนูู ู َุฏุฑุฌَุชِِู ู ًَููุง ููู َّุง ุฃุชู ุนِููู ، ูุงَู : ุฃَูู ุชุฑูุฏُ ؟ ูุงَู : ุฃุฑูุฏُ ุฃุฎًุง ูู ูู ูุฐِِู ุงููุฑูุฉِ ، ูุงَู : ูู ََูู ุนِููู ู ู ูุนู ุฉٍ ุชุฑุจُّูุง ؟ ูุงَู : ูุง ، ุบูุฑَ ุฃِّูู ุฃุญุจุจุชُُู ูู ุงَِّููู ุนุฒَّ ูุฌَّู ، ูุงَู : ูุฅِّูู ุฑุณُูู ุงَِّููู ุฅَููู ، ุจุฃَّู ุงََّููู ูุฏ ุฃุญุจََّู ูู ุง ุฃุญุจุจุชَُู ِููู
“Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “Engkau mau kemana?”.
Ia menjawab: “Aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”.
Malaikat bertanya: “Apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”.
Orang tadi mengatakan: “Tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”.
Maka malaikat mengatakan: “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya.“ (HR. Muslim)
2. Kalau hendak menasehati, berusaha mengatur kata-katanya agar tepat namun tak menyakitkan hati
Tentu kita tak ingin sahabat kita celaka, terjerumus pada hal-hal yang buruk. Maka, sudah sepatutnya kita menasehatinya. Harus kita sampaikan konsekuensi buruk yang akan terjadi bila dia melakukan beberapa pekerjaan.
Nah, hanya saja, sebagai sahabat yang baik, kita harus berusaha pandai-pandai berbicara menyampaikan kesalahannya namun dengan cara yang elok. Karena kadang kalau kita asal ceplos terangan-terangan, maka kita akan dianggap kasar, bahkan dijauhi.
3. Senantiasa memberi apresiasi
Tentu saja kita tidak hanya menyampaikan kesalahannya saja. Kita harus bersikap proporsional. Kita sampaikan kesalahannya kalau memang salah. Namun juga kita puji dia bila dia baik, benar, dan bagus.
4. Suka memberi, meski hanya sesuatu yang murah bahkan mudah didapat
Sudah merupakan hal yang biasa, kita merasa senang bila bisa menerima hadiah. Maka dari itu, cobalah buat sahabat Anda senang pula dengan cara memberikannya hadiah.
Lagipula, biasanya perasaan senang itu bukan hanya pada sang penerima, namun juga sang pemberi dapat merasakan kesenangan.
Tidak mesti hadiahnya yang mahal-mahal dan mewah, hal yang biasa-biasa saja pun bagus juga. Seperti misalnya sepotong roti, minuman ringan, traktir makan siang, dan sebagainya.
ุชََูุงุฏَْูุง ุชَุญَุงุจُّูุง
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai.” (HR. al-Bukhari)
5. Jangan mengungkit-ungkit pemberian
Nah, ada kalanya pula seseorang yang suka memberi, namun itu seolah seperti ‘suap’ atau gratifikasi. Besoknya dia mengungkit-ungkit pemberian dia tersebut, sembari memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang ia inginkan. Orang yang seperti ini biasanya kerap tidak disukai.
Maka dari itu, sekiranya Anda sudah biasa memberi sesuatu kepada sahabat Anda, janganlah Anda ungkit-ungkit pemberian tersebut. Bahkan sekiranya suatu waktu dia membuat Anda jengkel, jangan sekali-kali mengungkit-ungkit pemberian tersebut. Lebih baik bersabar saja.
6. Sekiranya kita ingin meminta bantuan dia, mintalah dengan permohonan, dan jangan memaksa
“Meminta tolong” dan “Memaksa” itu agak mirip. Sebagai sahabatnya, tentu wajar pula kita ingin meminta tolong padanya. Namun, pastikanlah meminta dengan permohonan. Jangan terkesan memaksa. Misalnya, dengan cara:
Meminta maaf sebelumnya bila mengganggu,Bila memang bener-bener mengganggu, sebaiknya jangan minta tolong ke dia. Minta tolong ke orang lain saja.Bila memang kita butuh banget dengan dia, terpaksa harus mengganggunya, maka di lain waktu bantulah pekerjaan yang sedang ia kerjakan tersebut.Bila dia sudah membantu Anda, berterima kasihlah. Jangan tidak berterima kasih.Dan lain-lain…
Biasanya sih begitu, ciri meminta tolong, bukan memaksa.
7. Jangan menjadi sok tahu
Sok tahu merupakan salah satu sikap yang juga suka bikin ngeselin. Bahkan berpotensi membahayakan.
Karena, bisa jadi kesoktahuan tersebut malah dipercaya orang lain, padahal hal tersebut tidak benar, sehingga orang lain mengambil keputusan berdasarkan hal salah tersebut, akhirnya dia celaka.
8. Usahakan senantiasa tepat janji. Seriuslah, benar-benar usahakan jangan sampai ingkar janji!
Ini merupakan kunci yang sangat penting. Iya, sangat penting. Sering seseorang dijauhi oleh orang-orang lain, karena dia suka ingkar janji berkali-kali.
Pada hubungan persahabat pun juga sering seperti itu, misalnya:
Asal janji ketemuan jam 8, malah suka datang terlambat jam 10Malah ada yang janji ketemuan di suatu tempat, kita sudah tiba duluan dan nungguin hampir satu jam, tiba-tiba dia batalkan nggak jadiMinjem buku, nggak dibalikin lagi sudah bertahun-tahunMinjem motor, janjinya balikin jam 4 sore, tapi sudah jam 8 malam belum ada kabarPunya hutang nggak dibayar-bayar, katanya nunggu ada uang, tapi tiba ada uang dipakainya untuk jalan-jalan, bukannya bayar hutang duluDan lain-lain…
Dan hal-hal seperti itu bukannya dilakukan sekali, dua kali, atau tiga kali; tapi sudah tujuh kali, delapan kali, bahkan sepuluh kali..
Nah, kalau seperti itu, namanya sahabat yang buruk. Sahabat yang baik, pasti senantiasa berusaha menepati janji.
9. Coba empati gimana kalau diri kita menjadi dirinya, agar kita bisa lebih paham dan tahu bagaimana bersikap, tidak asal-asalan
Iya, agar bisa lebih bijak bersikap, kadang kita perlu coba merasakan bagaimana seandainya diri kita menjadi dirinya.
Terkadang yang membuat kita bersikap semena-mena adalah karena kita belum mengalami apa yang ia alami. Maka dari itu, setidaknya, coba saja untuk memahami apa yang ia alami.
10. Jangan bersandiwara
Sebenarnya cara ke-10 ini erat kaitannya dengan cara ke-1 di atas. Intinya, kita itu harus ikhlas dalam menjalani ikatan persahabat.
Orang yang tidak ikhlas, melainkan karena ada kepentingan, maka dia pasti akan banyak bersandiwara. Pura-pura baik, pura-pura ramah, namun ternyata ada maksud; pingin ambil keuntungan, pingin mencuri, pingin mengadu domba, dan sebagainya.
11. Jangan suka membicarakan keburukannya di belakang
Sahabat yang baik tidak akan suka meng-ghibah sahabatnya.
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
ََููุง َูุบْุชَุจْ ุจَุนْุถُُูู ْ ุจَุนْุถًุง ۚ ุฃَُูุญِุจُّ ุฃَุญَุฏُُูู ْ ุฃَْู َูุฃَُْูู َูุญْู َ ุฃَุฎِِูู ู َْูุชًุง ََููุฑِْูุชُู ُُูู ۚ َูุงุชَُّููุง ุงََّููู ۚ ุฅَِّู ุงََّููู ุชََّูุงุจٌ ุฑَุญِูู ٌ
“Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
12. Jangan harap balasan kebaikan darinya. Pastikanlah dorongan berbuat baik itu semata-mata dalam rangka menjalankan perintah Allah saja.
Terkadang perasaan kita ingin berbuat baik kepada seseorang itu bisa saja hilang, bila kita merasa itu adalah hal yang merepotkan. Bahkan bila suatu waktu saat kita suah baik-baik, tapi dia malah yang bikin kita agak jengkel.
Nah, maka dari itu, kita sebagai sahabatnya, tidak usah berharap balasan kebaikan pula darinya. Kita cukup mengharap balasan dari Allah saja. Terserah dia saja dia mau membalas kita seperti apa. Kalau baik yah bagus, kalau kurang baik yah sudah. Respon juteknya tidak ada hubungannya dengan perilaku ramah kita ke dia. Keputusan kita untuk berbuat ramah dan berusaha menjadi sahabat baik itu karena perintah Allah, bukan karena emosional semata.
SESI II
1⃣Assalamualaikum wr wb
Bolehkah kita bersahabat dengan non muslim, dia baik sk ngingetin kalo blm sholat, sm2 sering ikut aksi bakti sosial dr organisasi profesi... Hanya blm muslimah aj...
2⃣Bagaimana caranya menjelaskan kesalah faham pada sahabat sedangkan dia sudah tidak mau mendengar lagi apa yang teman saya jelaskan, kesalahfahaman ini terjadi sebelumnya karna ada yang menyebarkan berita bohong kepadanya.
✅ Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS al-Mumtahanah [60]:8). Islam adalah agama damai dan membawa kesalamatan, sebagaimana peran Rasulullah yang merupakan rahmat bagi semesta.
Pada dasarnya, Allah SWT mencintai dan memerintahkan umat-Nya ber buat baik dan berlaku adil kepada orang kafir yang tidak memerangi dan mengusir umat Islam dari tempat tinggalnya. Begitu pula sebaliknya, tidak dilarang bagi umat Islam menerima hadiah dan bantuan pertolongan dari mereka. Islam juga tidak melarang umatnya bersahabat dengan orang kafir.
Yang ditekankan Islam dalam persahabatan dengan orang kafir adalah tidak menjadikan mereka orang terdekat yang dicintai dan tidak menjadikan mereka orang kepercayaan yang melebihi Mukmin. Dalam hal ini, ada beberapa pesan Rasulullah yang harus dicamkan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Seseorang itu dilihat dari agama sahabatnya, maka hendaklah kamu memerhatikan siapa yang menjadi sahabatmu.” (HR Abu Daud). Dalam psikologi sosial, peran sahabat sangatlah besar dalam memengaruhi keyakinan sahabatnya. Karena itulah, Rasulullah mewantiwanti umatnya agar jangan terjebak kebaikan orang kafir, hingga kemudian menyebabkan dia tak mampu berlaku jernih dalam menjalankan keyakinannya.
Rasul juga berwasiat agar umatnya memprioritaskan orang beriman untuk dijadikan teman dekat dan kepercayaan serta mewasiatkan agar kriteria keimanan dan ketakwaan harus selalu dijadikan standar menjalani kehidupan.
Diriwayatkan dari Abu Sai’d dari Nabi bahwa Beliau bersabda, “Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang yang beriman dan janganlah ada yang memakan ma kananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR Tirmizi dan Abu Daud). Lebih jauh lagi, Allah meng ingatkan hamba-Nya memilih orang yang patut atau tidak patut untuk dicintai.
Allah berfirman, “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling ber kasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudarasaudara ataupun keluarga mereka.
Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan, dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang me ngalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS al-Mujadalah [58]:22).
2. untuk mengatasinya berikutcara menyelesaikan konflik pertemanan:
Selalu Menjalin Kepercayaan
Dalam berteman dan bersahabat mutlak diperlukan saling menjalin kepercayaan. Walau kita sedang ada konflik bersama teman kita harus tetap percaya kepadanya. Yakinlah bahwa dalam suatu pertemanan tidak selamanya berjalan mulus, oleh sebab itu kita harus tetap percaya bahwa diantara kita dapat menjaga hubungan agar tetap harmonis.
Berbicara dan Berkomunikasi dari hati kehati
Masalah itu timbul pada asalnya dari sebab misscomunikasi atau salah komunikasi yang diakibatkan pembicaraan atau komunikasi yang tidak dimengerti oleh seseorang atau sahabat. Ketika masalah itu terlanjur terjadi solusi utama menyelesaikannya adalah dengan cara berbicara dari hati ke hati, dengan cara itu teman atau sahabat kita akan mengerti apa sebenarnya maksud dan tujuan kita.
Curahkan Isi Hati Kita Dengan Tepat
Dengan curhat yang benar, maka konflik itu setidaknya akan terbantu terselesaikan oleh pihak lain. Bila konflik itu terjadi seorang kepada seorang maka carilah sahabat ketiga yang dapat kita jadikan teman curhat, namun bila masalah terjadi bersama-sama kepada pihak lain maka curahkanlah isi hati semua teman kita apa sebenarnya yang dicari oleh semua orang tersebut. Tetapi hati-hatilah bila curhat itu tanpa aturan malah akan menjadi masalah baru yang akan menimbulkan konflik yang baru pula.
Mencari tempat dan Suasana yang Tepat untuk Menyelesaikan Konflik
Di dalam mengatasi pertentangan dan konflik yang sedang kamu hadapi, perlu diselesaikan dengan melakukan pembicaraan dan dalam membicarakannya perlu diperhatikan lingkungan apakah mendukung untuk kamu dapat membicarakannya.
Mengenang Hal-Hal Indah yang pernah kamu alami dengan temanmu tersebut
Memberi Maaf
Hal-hal yang paling penting adalah memberi maaf pada teman /sahabat kamu yang sedang bermasalah dengan kamu, sehingga ketika kamu saling memaafkan maka konflik yang sedang terjadi bisa diatasi.
Melakukan Introspeksi terhadap Diri
Emosi terkadang mengedepankan nafsu semata,. Dalam mengatasi konflik dalam persahabatan tidak boleh langsung menyalahkan teman kamu yang menyebabkan konflik terjadi tersebut tetapi usahakan bahwa kamu juga bisa mengoreksi diri siapa tahu kamu yang salah.
Menjalin Komunikasi yang baik dengan cara berbicara yang sopan dan tidak kasar, agar dimengerti dan tersampaikan keinginan masing-masing.
Itulah diantara cara mengatasi konflik dalam bersahabat, walau bertengkar mempunyai konflik dengan teman adalah hal yang wajar terjadi tetapi yang paling penting adalah bagaimana kamu secara dewasa dapat menyelesaikannya dengan baik.
๐Closing statement๐
Saling menasihati, saling mengingatkan, saling memotivasi dalam ketaatan kepada Allah? Bersama-sama dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya?
Sudahkah kita memiliki teman-teman yang kelak memberi syafa’at di akhirat?
“Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, dan melihat gerak-geriknya teringat mati.”
Sebagai mana perkataan
Al-Hasan Al-Bashri berkata “Perbanyaklah sahabat-sahabat mu’minmu karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat”. Karena yang dapat menilai dan menyatukan hati kita atas dasar iman dan taqwa adalah Allah SWT walaupun tidak pernah ketemu...
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WAG :
1. Telaga Surga 1&2
2. Telaga Surga Junior
FB : Telaga Surga
IG : Telaga_Surga
Youtube : Telaga Surga
https://www.youtube.com/channel/UCNtL_tIUaF10G8OTR67jlHA
Blog : http://telagasurga17.blogspot.co.id/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐คModerator : Sholcan *Lola*
๐Notulis : Sholcan *Asri*
๐น๐ฆ
Komentar
Posting Komentar